Materi diCopy Paste Dari : http://nfrsion.blogspot.com
MANIFESTASI PEKERJAAN ROH DALAM IBADAH
1 KORINTUS 14:1-40
Pendahuluan
Rasul Paulus melalui ilham dari Roh menyusun 1 Korintus 14:1-40
ini sebagai pedoman dalam kita beribadah kepada Tuhan terutama pada
waktu masuk dalam doa dan penyembahan. Bahkan Paulus sampaikan bahwa 1 Korintus 14 ini adalah sebagai Hukum Tuhan sehingga dalam pelaksanaan doa dan penyembahan harus mengikuti kehendak Tuhan, perhatikan dalam ayat 37.
”Jikalau
barang seorang menyangkakan dirinya nabi atau orang rohani, hendaklah ia
mengetahui barang yang Aku suratkan kepadamu itulah Hukum Tuhan”. 1 Korintus 14:37 (Terjemahan Lama)
1 Korintus 14:1-40 ini terbagi dalam 2 (dua) bagian :
1. 1 Korintus 14:1-25, berbicara tentang 3 (tiga) Karunia Penyembahan yang terdiri dari :
§ Karunia Lidah (Bahasa Roh)
§ Karunia Nubuat
§ Karunia Mengartikan makna Lidah (mengartikan Bahasa Roh)
Ketiga
Karunia Roh Kudus ini adalah bagian dari 9 Karunia Roh Kudus yang
disebut Karunia Penyembahan atau Pernafasan Gereja Tuhan.
2. 1 Korintus 14:26-40, berbicara tentang bagaimana mempergunakan karunia-karunia tersebut dalam doa dan penyembahan ditambah dengan :
§ Karunia Mazmur – Nyanyian dalam Roh, dengan memakai Bahasa Roh.
§ Karunia Kenyataan – Wahyu atau Penglihatan.
Hal
ini dipisahkan supaya kita dapat mengerti fungsi karunia-karunia
penyembahan ini dan penempatannya dalam ibadah supaya sesuai dengan
kehendak Tuhan.
Dalam
Pelajaran Tabernakel Doa dan Penyembahan berada pada Mezbah Dupa alat
yang terakhir dalam Kamar Suci. Mezbah Dupa berhadapan dengan Tirai, dan
dibalik Tirai ada Peti Perjanjian dimana Allah menyatakan Skina Glory
atau Kemuliaan Tuhan. Peti Perjanjian berbicara juga tentang
Kesempurnaan Gereja Tuhan. (Perhatikan kembali Pelajaran Tabernakel).
Sekarang kita masuk dalam pembahasan Rahasia 1 Korintus 14:1-40.
1. KARUNIA PENYEMBAHAN – 1 Korintus 14:1-25.
Ayat 1 Hambatlah
olehmu kasih itu, dan lagi usahakanlah dirimu akan beroleh segala
karunia yang rohani, tetapi terlebih pula supaya kamu bernubuat
Dalam ayat ini ada 3 bagian :
1. Hambatlah olehmu kasih itu
2. Usahakankanlah dirimu akan beroleh segala karunia yang rohani
3. Terlebih pula supaya kamu bernubuat
Ad. 1. Hambatlah olehmu kasih itu (dalam Terjemahan Baru Kejarlah Kasih itu)
Hal ini mempunyai hubungan dengan buah-buah Roh Utama dalam Galatia 5:22-23 yang dihubungkan dengan 1 Korintus 13:1-13.
1 Korintus 13:13 : ”Maka
yang demikian tinggallah iman, dan pengharapan dan kasih, ketiga
perkara ini, tetapi didalam ketiganya itu yang terlebih besar ialah
KASIH”.
Oleh sebab itu tentang kata KASIH dipisahkan pengertiannya secara tersendiri dalam 1 Korintus 13:1-13, yang diambil dari Buah Roh Utama dalam Galatia 5:22-23. Kasih ini akan diuraikan secara khusus, dan akan diterangkan dalam pembahasan Buah-Buah Rohulkudus.
Ad 2. Usahakanlah dirimu akan beroleh karunia yang Rohani.
Nasehat ini sama dengan yang disampaikan dalam 1 Korintus 12:1 : ”Adapun akan hal segala karunia yang rohani, hai saudara-saudaraku, tiada aku suka kamu tiada mengetahui“.
Berbicara tentang KARUNIA YANG ROHANI apabila dihubungkan dengan 1 Korintus 12:4-6 berbicara tiga perkara yakni :
1. Adalah berbagai-bagai karunia tetapi Rohnya satu, ini adalah berbicara tentang 9 karunia Rohulkudus dalam 1 Korintus 12:8-11.
2. Dan ada berbagai-bagai jawatan tetapi Tuhannya itu satu, kemudian diatur / dijabarkan menjadi 5 jawatan Tuhan berdasarkan Epesus 4:11-12.
3. Dan
berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah juga yang mengerjakan
segala hal itu didalam sekalian orang. Kata berbagai perbuatan ajaib
sebenarnya berbagai perbuatan KASIH sebagai buah-buah Roh, yang
dihubungkan dengan Galatia 5:22-23 dan 1 Korintus 13:1-13. Karena buah-buah Roh KASIH ini adalah ajaib, apabila dihubungkan dengan 1 Korintus 13, karena inilah yang paling sukar, hal ini akan ditemui dalam pembahasan Galatia 5:22-23 dan 1 Korintus 13:1-13.
Jadi kata Kasih dan Nubuatan dalam ayat 1 tersebut diatas, termasuk dalam karunia yang rohani. Kata Kasih termasuk dalam 1 Korintus 12:6 dan Kata Nubuat, termasuk dalam 1 Korintus 12:4.
Hal
ini dikhususkan, karena kata Kasih dan Nubuat mempunyai peranan yang
penting dalam karunia yang rohani ini, yang akan ditemui dalam
pembahasan selanjutnya.
Ad. 3 Terlebih pula supaya kamu bernubuat.
Dalam
ayat ini Rasul Paulus menganjurkan kejarlah Kasih itu, dan lagi
usahakanlah dirimu beroleh segala karunia yang rohani, terlebih pula
supaya kamu bernubuat. Dengan memperhatikan semuanya berarti kita
diberikan kebebasan untuk merebut karunia-karunia rohani, walaupun ada
pembatasan dalam 1 Korintus 12:11 dan Epesus 4:11-12 dan 1 Korintus 12:28-30.
Akan
tetapi disini memberikan nasehat kepada mereka yang telah beroleh
karunia yang terlebih besar, jangan merasa puas dan meremehkan orang
lain, karena dia sendiri diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk merebut
segala karunia yang rohani, dan walaupun kedudukannya dalam Gereja Tuhan
hanya sebagai sidang jemaat biasa, dapat saja dia menjadi hamba Tuhan,
bahkan dapat menduduki Jawatan Rasul dan dapat memilki ke-9 karunia
Rohulkudus, karena pintu terbuka baginya, dengan memperhatikan 1 Korintus 14:1,31 dan 1 Korintus 9:24 dengan memperhatikan pula Wahyu 3:11.
Bahkan
pembela sidang jemaatpun dapat saja menjadi guru Injil atau gembala
seperti Pilipus yang tadi-tadinya pembela orang yang sakit menjadi
seorang Penginjil, perhatikan Kisah Rasul 6:1-7, Kisah Rasul 8:4-13 dan Kisah Rasul 21:8-9.
Sebab apabila seorang yang dilantik sebagai seorang Nabi atau Rasul,
tetapi dia melalaikan lantikan dan penetapannya, dapat saja diganti oleh
orang lain, perhatikan Wahyu 3:11, Wahyu 2:5. Contoh dalam Alkitab, Rasul Yudas Iskariot diganti oleh Matias dalam Kisah Rasul 1:22-26.
Kejarlah Kasih itu, karena Kasih adalah pengikat kepada kesempurnaan, perhatikan Kolose 3:14 : ”Tetapi yang terutama daripada sekaliannya itu adalah Kasih, yang menjadi pengikat kesempurnaan”.
Kasih ini adalah buah Roh Utama, perhatikan kembali Galatia 5:22-23 dan 1 Korintus 13:1-13. Bahkan pada masa Kesempurnaan Gereja Tuhan akan diberitakan Kabar Kesempurnaan (Kabar Penganten) yang akhirnya menuju BERITA KASIH, karena didalamnya tidak ada lagi keributan, dengki, lapor-melapor, pihak-memihak, semuanya seia-sekata, rahasianya dihubungkan dengan pembangunan KAABAH SOLAIMAN, dalam 1 Raja-Raja 6:7 :
”Adapun
perbuatan rumah itu pada masa dibangunkannya ia itu daripada batu yang
dibawa oranglah telah tertarakan, sehingga tiadalah kedengaran bunyi
pemukul atau kapak atau perkakas besi dalam rumah itu pada masa ia
dibangunkan”.
Kemudian dihubungkan dengan 1 Korintus 12:12-31,
dimana masing-masing kenal dan menghargai karunia-karunia Roh dan
jawatan Tuhan yang diberikan kepadanya, sehingga merasa diri satu tubuh,
dalam Kristus, sehingga tolong-menolong satu dengan yang lain dan
menghargai pemberian Tuhan kepada masing-masing, sehingga tidak ada
perbedaan lagi.
Supaya kamu boleh bernubuat, ini dipisahkan dari 1 Korintus 14:1
atau dikhususkan, karena karunia Nubuatan ini memegang peranan penting
didalam pendewasaan rohani dan menguatkan iman, menasehatkan dan
menghiburkan, bahkan suatu tanda kehadiran Allah ditengah-tengah
kebaktian / ibadah, perhatikan 1 Korintus 14:3 dan 24-25.
Hal ini akan dijelaskan dalam ayat-ayat selanjutnya. Dalam 1 Korintus 14
ini, kita nampak betapa besarnya karunia-karuia Rohulkudus yang
mempunyai hubungan dengan karunia Jawatan Tuhan, sebab itu biarlah
Rohulkudus akan membuka rahasia 1 Korintus 14, guna kepentingan KESEMPURNAAN GEREJA TUHAN akhir zaman ini.
Ayat 2 Karena
orang yang berkata-kata dengan karunia lidah itu, bukannya berkata
kepada manusia, melainkan kepada Allah, karena tiada seorangpun
mengerti, melainkan dengan Roh ia mengatakan rahasia.
Dalam
ayat ini dikatakan bahwa orang yang berkata-kata dengan karunia lidah
(bahasa Roh) bukan berkata kepada manusia, melainkan kepada Allah, jadi
karunia lidah (bahasa Roh) dipakai berkata-kata kepada Allah
menyampaikan sesuatu kepada Allah, bahkan menolong kita dalam berdoa,
seperti yang dimaksud dalam Rum 8:26-27 :
Demikian
juga Roh itupun menolong kita pada kelemahan kita. Karena tiada kita
ketahui akan barang yang hendak kita pohonkan dengan sepatutnya,
melainkan Roh itu sendiri memohonkan karena kita dengan keluh-kelah,
yang tiada terkatakan. Ayat 26
Dan
Tuhan, yang menyelidiki hati manusia, mengetahui apa maksud Roh itu,
sebab Roh itu memohonkan karena segala orang suci, menurut kehendak
Allah. Ayat 27
Jadi
seringkali kali dalam doa akal yang kurang sempurna kepada Allah, kita
lupa atau tidak bisa untuk menyampaikan seluruh maksud atau kerinduan
kita kepada Allah, tetapi melalui doa dalam Roh dengan mempergunakan
karunia lidah (bahasa Roh) kita dapat menyampaikan seluruh maksud dan
kerinduan kita itu kepada Allah. Dalam Matius 6:8 bahwa Allah telah lebih dahulu mengetahui barang keperluan kita, sebelum kita memohon kepadaNya.
Berdoa
dengan mempergunakan karunia lidah (bahasa Roh) ini, tidak seorangpun
yang dapat mengerti, baik yang berdoa maupun yang mendengar, melainkan
dengan Roh ia mengatakan Rahasia. Ini adalah langkah awal dalam kita
menerima karunia yang lebih besar lagi, yang akan diterangkan dalam ayat
5 dan 13 dalam pasal ini.
Ayat 3 Tetapi yang bernubuat itu ia mengatakan kepada manusia perkataan yang meneguhkan iman, dan nasehat dan penghiburan
Dalam
ayat 3 ini berbicara tentang karunia Nubuat. Berbeda dengan karunia
bahasa Roh yang tidak dimengerti oleh orang lain, Nubuat ini disampaikan
dengan bahasa yang dapat dimengerti untuk meneguhkan iman, memberikan
nasehat dan penghiburan. Biasanya disampaikan dalam bahasa nasional
sehingga dapat dimengerti.
Tetapi
seseorang yang memperoleh karunia bernubuat itu, diawali dengan
berkata-kata bahasa Roh (karunia Lidah), dan kemudian berubah
menyampaikan Nubuat dengan kata-kata dalam bahasa yang dimengerti
(bahasa Nasional). Contoh : Kalau orang itu berasal dari Indonesia, maka
dia akan bernubuat dengan bahasa Nasional Indonesia, sebagai bahasa
persatuan yang dapat didengar dengan jelas dan dimengerti / dipahami.
Karena kalau sebagian besar yang berbakti adalah bangsa Indonesia dan
tempatnya di Indonesia, maka orang yang bernubuat itu akan memakai
bahasa Indonesia dan tidak akan berbicara dalam bahasa Spanyol walaupun
ada satu orang Spanyol disitu.
Dalam Ayat 3 ini dikatakan bahwa orang yang bernubuat itu, mengatakan kepada manusia perkataan yang :
a. Meneguhkan / menguatkan iman.
b. Nasehat (memberi nasehat).
c. Menghiburkan (penghiburan).
Jadi
karunia Nubuat atau orang yang bernubuat akan menyampaikan pesan Tuhan
dengan tujuan meneguhkan iman, memberikan nasehat dan penghiburan.
Selain dari membawa 3 perkara diatas, maka Nubuat juga adalah salah satu
tanda hadirnya Allah oleh Roh ditengah-tengah perhimpunan baik
kebaktian umum maupun dalam persekutuan doa, dan adalah juga perwujudan
dari Matius 18:20, dan 1 Korintus 14:25-26.
Ayat 4 Maka
orang yang berkata-kata dengan karunia lidah itu meneguhkan imannya
sendiri, tetapi orang yang bernubuat itu meneguhkan iman sidang jemaat.
Dalam ayat ini kita dapat melihat perbedaan antara karunia Lidah dan karunia Nubuatan.
Adapun
karunia lidah (bahasa roh) ini menguatkan iman sendiri, sedangkan orang
yang bernubuat (beroleh karunia nubuat) menguatkan / meneguhkan iman
sidang jemaat. Itu sebabnya dalam 1 Korintus 14:1 ditegaskan
supaya karunia nubuat itu direbut karena sangat bermanfaat untuk
menguatkan iman sidang jemaat, lebih dari itu sebagai tanda hadirnya
Allah oleh Roh ditengah-tengah perhimpunan. Bahkan dianjurkan oleh Rasul
Paulus dalam 1 Korintus 14:12 :
“Demikian
juga kamu, sedang kamu mengusahakan dirimu akan beroleh karunia rohani,
carilah supaya kamu berkelimpahan didalam hal meneguhkan iman sidang
jemaat” .
Jadi sekali karunia lidah (bahasa roh) itu untuk menguatkan iman sendiri, sedangkan Nubuat itu menguatkan iman sidang jemaat atau dengan kata lain karunia lidah (bahasa roh) itu untuk kepentingan iman sendiri, sedangkan karunia nubuat itu untuk kepentingan umum.
Ayat 5 Aku
suka jikalau kamu sekalian berkata-kata dengan karunia lidah, tetapi
lebih lagi jikalau kamu bernubuat. Maka orang yang bernubuat itu lebih
besar daripada orang yang berkata-kata dengan karunia lidah, kecuali
jikalau yang berkata-kata dengan karunia lidah ini tahu mengartikan
makna lidah itu, supaya sidang jemaat itu beroleh keteguhan iman.
Dalam
ayat 5 ini kembali memperkuat ayat 4 tersebut diatas. Dimana rasul
Paulus mengatakan bahwa, dia suka supaya kita sekalian berkata-kata
dengan karunia lidah (bahsa roh). Sebab karunia lidah (bahasa roh) akan
membawa kita kepada pendewasaan rohani, bahkan membawa kita kepada
karunia-karunia yang lain. Sebab telah diterangkan bahwa apabila kita
telah dibaptis dengan Roh, berarti kita telah dimeteraikan menjadi Anak
Allah perwujudan dari Yahya 3:3-5. Dimana kita sudah
diperkenankan masuk kedalam Kerajaan Allah. Bahkan kita telah terlepas
dari hukum maut dan dosa serta menjadi anak-anak Allah, perhatikan Rum 8:1-2, 9, 14-16. Bahkan melengkapi kita dengan kuasa Allah untuk dipakai menjadi saksi Tuhan sampai keujung bumi, Kisah Rasul 1:8.
Dengan
kita memperoleh karunia lidah (bahasa roh) berarti rohani kita
didewasakan, karena pendewasaan rohani dimulai dari berkata-kata dengan
karunia lidah (bahasa roh), kemudian meningkat ke Karunia Nubuat,
Penglihatan, Mazmur dan membawa kepada Karunia yang lain. Itu sebabnya
Rasul Paulus menghendaki supaya sidang jemaat Korintus ini semuanya
dapat berkata-kata dengan karunia lidah, demikian juga pada kita Gereja
akhir zaman ini, karena firman itu juga ditujukan kepada kita.
Terlebih lagi jikalau kamu bernubuat.
Karena orang yang bernubuat bukan saja menguatkan imannya sendiri,
tetapi juga untuk menguatkan iman sidang jemaat, karena membawa dan
menyampaikan kepada manusia perkataan yang meneguhkan iman, menasehatkan
dan menghiburkan. Apalagi kalau nubuatan ini dipelihara menurut
ketentuan firman Allah, maka akan sampai kepada Nubuat mengajar,
sehingga Rahasia Firman Allah yang kita tidak mengerti, akan diungkapkan
melalui nubuatan dalam Roh ini dengan 2 (dua) cara :
1. Menurut Ilham Roh atau juga dengan bisikan ditelinga.
2. Melalui
penglihatan baik melalui kertas yang disampaikan oleh malaekat dalam
bentuk poster atau langsung bertatap muka dengan Tuhan Yesus.
Maka
orang yang bernubuat itu lebih besar daripada orang yang berkata-kata
dengan karunia lidah (bahasa Roh). Sebab itu seringkali apabila mata
Nubuatan muncul ditengah-tengah sidang jemaat, maka untuk mengartikan
makna lidah (mengartikan bahasa Roh) kurang diperhatikan, karena nubuat
lebih besar daripada karunia lidah. Tetapi ada baiknya jikalau sampai
karunia lidah ini dapat diartikan maknanya.
Kecuali
jikalau yang berkata-kata dengan karunia lidah (bahasa Roh) itu tahu
mengartikan makna lidah itu, supaya sidang jemaat beroleh keteguhan
iman. Berarti karunia lidah ini dapat diartikan maknanya, dan apabila
diartikan maknanya sama nilainya dengan Nubuatan karena menguatkan iman
sidang jemaat, bandingkan dengan 1 Korintus 14:4 :
“Maka
orang yang berkata-kata dengan karunia lidah itu meneguhkan imannya
sendiri, tetapi orang yang bernubuat itu menguhkan iman sidang jemaat”.
Dalam mengartikan makna lidah (karunia lidah) ada 2 cara yang ditetapkan oleh Firman Allah :
1. Diartikan sendiri, tetapi dengan syarat harus minta bersungguh-sungguh dalam doa, perhatikan ayat ini dan ayat 13.
2. Diartikan oleh orang lain yang beroleh karunia mengartikan makna lidah (karunia lidah), perhatikan 1 Korintus 14:27.
Terutama
yang harus memperoleh karunia mengartikan makna lidah ini adalah hamba
Tuhan, khususnya gembala sidang dan dalam mengartikan makna lidah ini
telah ditetapkan caranya dalam 1 Korintus 14:27-28.
Ayat 6 Tetapi
jikalau demikian, hai saudara-saudaraku, jikalau kiranya aku datang
berkata-kata kepada kamu dengan karunia lidah, apakah aku menguntungkan
kamu, jikalau tiada aku berkata-kata kepadamu dengan kenyataan dengan
pengetahuan atau dengan nubuat atau dengan pengajaran ?.
Dengan memperhatikan ayat ini Rasul Paulus menyampaikan :
Jikalau
kiranya Paulus datang dan berkata-kata kepada sidang jemaat dengan
karunia lidah (bahasa Roh). Hal Ini tidak akan bermanfaat karena sidang
jemaat tidak akan mengerti maksud perkataan Paulus, karena berkata-kata
dengan bahasa Roh tidak dapat dimengerti. Itu sebabnya Rasul Paulus
menuliskan dalam ayat 19.
“Tetapi
dalam sidang jemaat aku lebih suka mengatakan lima perkataan dengan
akalku, supaya aku mengajar orang lain daripada sepuluh ribu perkataan
dengan karunia lidah”. 1 Korintus 14:9
Sebab
karunia lidah (bahasa Roh) ini bukan dipakai untuk percakapan biasa
(sehari-hari), tetapi hanya dipakai dalam doa dan penyembahan sesudah
khotbah, yang biasa disebut berdoa dalam Roh. Karunia Lidah (bahasa Roh)
bukan dipakai untuk menyampaikan sesuatu maksud kepada orang lain,
karena tidak dapat dimengerti oleh orang lain.
Oleh karena itu rasul Paulus menyuratkan, bahwa dia datang dan berkata-kata dengan :
a. Kenyataan,
b. Pengetahuan
c. Nubuat
d. Pengajaran
Dengan mempergunakan bahasa yang dapat dimengerti, baru menguntungkan dan dapat membangun iman.
1. Kenyataan - disini mempunyai 2 (dua) pengertian yakni :
a. Kenyataan pelayanan - kemajuan-kemajuan dalam pelayanan.
b. Kenyataan adanya pewahyuan atau penglihatan dalam pelayanan - dengan kenyataan ini akan membangkitkan iman.
2. Pengetahuan - berbicara pengetahuan firman Allah, sehingga dapat mengerti kehendak Allah, dipakai untuk mengajar.
3. Nubuat - sesuatu yang disampaikan benar-benar Ilham dari Tuhan, perhatikan Kisah Rasul 11:27-30, 21:10-13, pula nubuat dalam penyembahan seperti yang dimaksud dalam 1 Korintus 14:26,31 dan hubungkan pula Kisah Rasul 2:16-18 dan 21:4,9.
4. Pengajaran - termasuk studi Alkitab dimana dapat memberikan pelajaran pengetahuan firman Allah.
Memperhatikan
semua ini adalah merupakan gabungan dari rahasia dalam alat-alat Kamar
Suci yang berbicara tentang Kaki Dian, Meja Roti Sajian dan Mezbah Dupa,
yang membawa kita ke Kamar Maha Suci dimana terletak Peti Perjanjian
dalam pengertian rohani. Jadi maksud Rasul Paulus, dalam kita berbakti
kepada Tuhan, jangan hanya masuk dalam doa dan penyembahan, tetapi harus
melalui prosedur yang ditetapkan oleh firman Allah yaitu menurut
peraturan / tata cara ibadah dalam Tabernakel secara rohani.
Ayat 7 Walaupun
benda yang tiada bernyawa, tetapi yang berbunyi, baik suling atau
kecapi, jikalau tidak berlainan bunyinya, bagaimanakah dapat dikenal
yang mana bunyi suling, yang mana bunyi kecapi itu ?
Dalam
ayat ini Rasul Paulus mengumpamakan benda mati yang tidak bernyawa
tetapi yang berbunyi, jikalau tiada berlainan bunyinya, bagaimana dapat
dikenal yang mana bunyi suling, yang mana bunyi kecapi. Harus ada
perbedaan bunyi supaya dapat dikenal mana bunyi suling mana bunyi
kecapi.
Ini salah satu perumpamaan (contoh) dalam mempergunakan karunia-karunia Roh, harus ada perbedaan. Sebagai contoh :
1. Perbedaan antara Baptisan Rohulkudus dan Karunia Lidah (bahasa Roh).
2. Perbedaan antara karunia lidah dan karunia Nubuat.
3. Perbedaan antara doa akal dan doa Roh.
4. Perbedaan nyanyian akal dan nyanyian Roh (Mazmur).
Semuanya ini harus ditempatkan (pada posisinya) menurut peraturan penyembahan, seperti apa yang dimaksudkan dalam 1 Korintus 14:26-31.
Contoh
: Kalau karunia lidah (bahasa roh) sedang diartikan maknanya, maka
semuanya diam dan memperhatikan pengertian makna lidah dalam bahasa yang
dimengerti (bahasa Nasional). Jangan ada orang yang bermazmur atau
bernubuat walaupun ada yang mendapat ilham untuk bernubuat. Dan yang
lain berdiam diri, sambil menimbang kata-kata dari pengertian karunia
lidah yang sedang diartikan itu, dengan mempergunakan karunia membedakan
segala Roh.
Disini
baru dapat dibedakaan mana karunia lidah, mana karunia lidah yang
diartikan, mana karunia nubuatan dan mana karunia mazmur jika mengikuti
peraturan dalam penyembahan.
Sebab seringkali hal ini terjadi dalam satu kebaktian dari pengikut Kristus yang sudah lahir baru dari Air dan Roh berdasarkan Yahya 3:3-5,
masih nampak tidak teratur. Ada yang sementara berkhotbah tiba-tiba
muncul orang berkata-kata dalam bahasa Roh, sehingga khotbah berhenti,
meskipun khotbah belum selesai.
Begitu
juga sesudah khotbah, masuk dalam doa dan penyembahan tidak teratur
karena ada yang berdoa akal, ada yang berdoa dalam Roh, ada yang
berkarunia lidah, ada yang bermazmur ada yang bernubuat, jadi semuanya
bercampur aduk sehingga tidak ada perbedaan. Hal ini harus diperhatikan
jangan sampai terjadi dalam persekutuan.
Untuk mengatasi ini maka perlu diberikan dahulu penjelasan-penjelasan tentang karunia-karunia Penyemahan
dalam pasal 14 ini, kemudian diatur pelaksanaannya atau prakteknya
dalam Sidang Jemaat supaya tidak kacau, sehingga dapat dibedakan mana :
1. Karunia lidah - karunia lidah yang diartikan.
2. Nubuatan.
3. Mazmur (nyanyian Roh).
4. Penglihatan - Kenyataan.
Masing-masing
berjalan menurut peraturan, sehingga dapat membawa sejahtera dan
membangkitkan atau meneguhkan iman Sidang Jemaat. 1 Korintus 14 : 26-33.
Ayat 8 Karena jikalau nafiri berbunyi tiada berketentuan, siapakah gerangan bersiap akan berperang ?
Ayat
8 ini mempunyai hubungan dengan ayat 7, dimana dikatakan jika nafiri
berbunyi tiada berketentuan, siapakah gerangan bersiap hendak berperang ?
Ini menunjuk kepada pekerjaan Roh dan karunia-karunia Roh yang tidak
teratur, sama dengan nafiri yang berbunyi tidak berketentuan, tidak
dapat dibedakan, sehingga digambarkan siapakah gerangan bersiap hendak
berperang ?.
Karena
hendaklah kita mengetahui bahwa dalam peniupan nafiri atau trompet itu,
tiap-tiap bunyi mengandung maksud tertentu, perhatikan pada Angkatan
Bersenjata.
Peniupan nafiri atau trompet dalam Angkatan Bersenjata mempunyai maksud atau tujuan antara lain :
1. Bangun pagi dan siap untuk Apel.
2. Berkumpul segera karena ada pengumuman penting.
3. Bersiap untuk latihan.
4. Siap siaga pada pos masing karena ada musuh akan menyerang.
5. Tanda Aman dan sebagainya.
Demikian
juga dalam mempergunakan karunia-karunia Roh ini, benar-benar harus
mengikuti ketentuan hukum firman Allah, supaya dapat kita mengetahui
sebagai berikut :
1. Baptisan Rohulkudus dan kepenuhan Rohulkudus.
2. Berkata-kata karunia lidah.
3. Karunia lidah yang diartikan.
4. Nubuatan.
5. Mazmur.
Semuanya harus teratur, tidak boleh simpang siur atau kacau, tetapi harus tunduk pada peraturan.
Ayat 9 Demikian
juga kamu ini dengan lidahmu itu, jikalau tiada kamu melafalkan
perkataan yang mudah dierti, bagaimakah orang dapat mengerti, barang
yang dikatakan ? Karena seolah kamu membuang perkataan kedalam angin.
Dalam
ayat ini mendukung kembali ayat 6, jangan mempergunakan karunia lidah
(bahasa roh) untuk bercakap-cakap atau bersaksi, tetapi pakailah bahasa
dimana bahasa itu dapat dimengerti oleh orang-orang yang mendengarkan
kesaksian atau pelayananmu. Karena dengan memakai karunia lidah, bagi
yang berbicara mungkin ia mengerti jika Tuhan memberikan pengertian
kepadanya, akan tetapi bagi orang yang mendengar tidak mengerti, berarti
seolah-olah membuang perkataan kepada angin, dan orang yang mendengar
ini karena tidak mengerti, tidak terbangun imannya, perhatikan 1 Korintus 14:17-19.
Disini
jelas bahwa pemakaian karunia lidah ini, harus ditempatkan menurut
petunjuk Firman Tuhan, sebab itu perhatikan baik-baik penjelasan
tentang KARUNIA LIDAH DAN KARUNIA MENGARTIKAN MAKNA LIDAH dalam Kelompok
C dari pembagian 9 (sembilan) karunia Rohulkudus, 1 Korintus 12:8-11.
Ayat 10 Adalah dalam dunia ini sebegitu banyak jenis bahasa, dan satupun tiada yang bermakna.
Dalam
dunia ini ada begitu banyak bahasa, yang dipakai oleh berbagai bangsa
sebagai bahasa komunikasi. Bahasa itu bermakna bagi bangsanya. Sebagai
contoh : Bahasa Indonesia untuk orang Indonesia, dengan memakai bahasa
Indonesia dalam pergaulan, dalam segala kebutuhan, dapat dimengerti oleh
orang-orang Indonesia (Bangsa Indonesia). Tetapi untuk orang yang
bukan berasal dari Indonesia, Bahasa Indonesia tak dapat dimengerti
kecuali mereka sudah belajar bahasa Indonesia, barulah dia mengetahui
arti bahasa Indonesia dan tidak asing lagi baginya. Seluruh bahasa
didunia berguna bagi suatu bangsa atau orang dari bangsa lain yang
belajar bahasa itu.
Demikian
juga karunia lidah, dimana kita berkata-kata dengan bahasa Roh, yang
terdiri dari bahasa-bahasa dunia dan bahasa Malaikat, semuanya
memberikan makna dalam kehidupan rohani kita, perhatikan 1 Korintus 13:1, 1 Korintus 14:2, 4.
Apalagi kalau karunia lidah ini diartikan dengan bahasa yang dapat dimengerti, perhatikan 1 Korintus 14:5 dan 13, 27.
Jadi
karunia bahasa Roh baik dengan bahasa dunia maupun bahasa Malaikat
berguna dalam kehidupan rohani. Hanya saja bahasa Rohulkudus yang
terdiri dari bahasa Malaikat dan dunia tidak diajarkan, karena itu hanya
karunia Allah dengan tujuan sebagai berikut :
1. Berbicara rahasia dengan Allah.
2. Menguatkan iman sendiri.
3. Kalau diartikan menguatkan iman Sidang Jemaat.
4. Membawa kita kepada pendewasaan rohani, karena karunia lidah ini termasuk pada 9 karunia Rohulkudus dalam 1 Korintus 12:8-9.
5. Membuka jalan kepada karunia-karunia yang lain.
6. Dipergunakan mengusir setan atau penyakit, sesudah berdoa dengan akal.
7. Membawa persekutuan dengan Tuhan, sehingga muncul apa yang dimaksud dalam 1 Korintus 14:26-33.
Oleh
karena itu karunia lidah sangat penting artinya dalam kehidupan rohani
dan membawa kita kepada KESEMPURNAAN dan munculnya karunia-karunia
Rohulkudus yang lain.
Ayat 11 Sebab
itu jikalau aku tiada mengetahui arti bahasa itu, maka aku menjadi
kepada yang berkata-kata itu orang asing, dan yang berkata-kata itu
menjadi orang asing kepadaku.
Dalam
ayat ini nampak dengan jelas sekali, bahwa apabila ada seseorang yang
berkata-kata kepada orang lain yang bahasanya tidak dimengerti,
menjadikan orang yang berkata-kata itu orang asing, karena kata-katanya
tidak dimengerti.
Contoh
: Saudara adalah orang Indonesia, kemudian datang seseorang dan
menyampaikan sesuatu dalam bahasa Jepang yang saudara tidak mengerti,
dengan sendirinya orang yang berkata-kata dan bahasa dengan bahasa
jepang menjadi asing bagi saudara.
Demikian
juga mempergunakan kata-kata dengan karunia lidah tidak ada gunanya
dalam bahasa pergaulan, karena bahasa itu asing bagi kita, tetapi kalau
karunia lidah ini dipakai dalam kebaktian terutama dalam doa dan
penyembahan (berdoa dalam Roh dengan mempergunakan karunia lidah) ini
pasti memberikan manfaat kepada diri kita sendiri, karena berbicara
rahasia dengan Allah dan menguatkan iman sendiri.
Apabila
kita berdoa dan Tuhan artikan kepada kita maka akan memberikan manfaat
kepada kita dan kepada Sidang Jemaat dan menguatkan iman Sidang Jemaat.
Apabila kita tidak mengerti dan orang lain mengartikan karunia lidah
ini, betapa bahagianya kita, karena menguatkan iman kita dan Sidang
Jemaat dan bahasa Roh ini tidak lagi asing bagi kita.
Dalam
mengartikan makna lidah ini adalah salah satu yang unik, karena itu
diilhamkan oleh Roh Tuhan kepada kita, melalui bisikan atau penglihatan
dan acara ini adalah luar biasa, apabila diartikan, karena semuanya
datangnya dari Tuhan yang disampaikan dengan berbagai-bagai cara. Itulah
yang menguatkan iman sendiri dan Sidang Jemaat.
Ayat 12 Demikian
juga kamu, sedang kamu mengusahakan dirimu akan beroleh karunia rohani,
carilah supaya kamu berkelimpahan didalam kamu meneguhkan iman Sidang
Jemaat.
Dalam
merebut karunia-karunia rohani ini, carilah supaya berkelimpahan
didalam meneguhkan iman Sidang Jemaat, yang terutama ketiga karunia
tersebut di atas dan ditambah dengan dua karunia lagi, seperti yang
maksud dalam 1 Korintus 14:26.
Karena karunia-karunia Rohulkudus dalam 1 Korintus 12:8-11,
akan menolong seorang hamba Allah yang dipanggil oleh Tuhan untuk
dilantik dan ditetapkan dalam salah satu Jawatan Tuhan, sebagaimana
dalam Epesus 4;11-12, untuk melayani Sidang Jemaat, seperti kelima Rasul dalam Galatia 2:8-9 :
”Karena
Tuhan yang melakukan kuasaNya dalam Petrus atas jawatan Rasul bagi
orang yang bersunat, ialah juga melakukan didalam aku kepada orang
kafir“. ayat 8.
“Maka
tatkala mereka itu sudah tampak anugrah yang telah dikaruniakan
kepadaku itu, lalu Yakub dan Kefas dan Yahya yang dibilangkan menjadi
tiang itupun berjabat tangan dengan aku dan Barnabas sebagai tanda
persekutuan, supaya kami ini pergi kepada orang kafir, tetapi mereka itu
pergi kepada orang yang bersunat itu”. ayat 9.
Maka 9 (sembilan) karunia Rohulkudus dalam 1 Korinrus 12:8-11,
akan melengkapi mereka dalam jawatan yang sudah dianugrahkan kepada
mereka, sebab tanpa karunia-karunia Rohulkudus ini tidak mungkin dapat
menjalankan tugas pelayanan mereka. Dalam pelajaran Rohulkudus, jawatan
dan karunia saling mengisi satu dengan yang lain dan satu dengan yang
lain tidak dapat dipisahkan. Karena semuanya termasuk dalam Karunia yang
Rohani, 1 Korintus 14:1,4-6, hubungkan pula dengan Kisah Rasul 2:38 dan Yahya 7:37-39.
Karunia-karunia
itu dicari supaya berkelimpahan untuk meneguhkan iman Sidang Jemaat,
sebab kita harus menjadi bendahari yang baik (1 Petrus 4:1).
Kalau kita sendiri tidak memiliki karunia Roh yang berkelimpahan sama
saja kalau kita hendak menjadi orang sosial, atau menjadi bendahari yang
baik sedangkan kita tidak punya apa-apa, atau hanya cukup untuk diri
kita sendiri bagaimana dapat kita bagikan kepada orang lain.
Ayat 13 Sebab itu hendaklah orang yang berkata-kata dengan karunia lidah itu berdoa, supaya dapat mengartikan bahasa itu.
Rasul
Paulus menganjurkan kepada mereka yang berkata-kata dengan karunia
lidah itu, berdoa dengan sungguh-sungguh, supaya ia sendiri dapat
mengartikan bahasa itu, seperti juga dalam ayat 5. Maksudnya supaya
bahasa Roh ini tidak asing baginya, karena dia dapat mengerti maksudnya.
Karena jikalau diartikan akan menguatkan imannya sendiri dan iman
Sidang Jemaat, apalagi kalau mata nubuatan belum terbuka, belum adanya
nubuatan yang muncul ditengah-tengah Sidang.
Karunia
lidah (bahasa roh) ini bila diartikan, sangat berguna untuk Sidang
Jemaat supaya iman mereka bisa dikuatkan karena pengertian makna lidah
ini sama nilainya dengan nubuatan.
Ini
tidak tergantung apakah seorang hamba Tuhan, tetapi Sidang Jemaatpun
dapat dipakai oleh Tuhan untuk mengartikan makna lidah yang ada padanya,
yang penting dia harus berdoa dengan sungguh-sungguh, dengan penuh
keyakinan bahwa karunia lidah yang Tuhan berikan kepadanya, Tuhan juga
dapat memberikan pengertian kepadanya. Hal ini tidak diajarkan, tetapi
karena doa dan permohonan kita dan demi kepentingan pekerjaan Tuhan,
maka Tuhan berkenan membuka pengertiannya.
Ayat 14 Karena jikalau aku berdoa dengan karunia lidah, maka Rohku berdoa, tetapi akalku tiada mendatangkan faedah.
Dalam ayat 14 ini Rasul Paulus menuliskan tentang berdoa dalam roh dan berdoa dalam akal.
Berdoa dalam Roh, yaitu
dengan mempergunakan karunia lidah (bahasa roh) untuk berdoa, memakai
bahasa roh, bahasa dunia atau bahasa Malaikat. Berdoa dalam roh ini
termasuk pada penyembahan yaitu menyembah Bapa dalam Roh dan Kebenaran,
perhatikan Yahya 4:23-24.
Kalau
kita berdoa dalam roh, maka dengan sendirinya akal tidak mendatangkan
faedah, akal kita dipakai untuk menimbang-nimbang apakah kita berdoa
dalam roh itu benar-benar berdoa dalam Karunia Roh dari Tuhan atau
tidak. Untuk kita mengontrolnya sementara kita berdoa dalam roh, kita
berhenti sebentar lalu memanggil nama Tuhan Yesus Kristus dan disambung
dengan Darah Tuhan Yesus yang berkuasa, baru kita sambung pula dengan
kata-kata karunia lidah. Hal ini dipakai bila kita belum memperoleh
karunia Marifat dan membedakan segala roh.
Tetapi
kalau sudah memperoleh karunia Marifat dan karunia Membedakan segala
roh, maka berdoa dalam roh ini tidak perlu takut, karena kita mengetahui
permainan dari setan, untuk mengacaukan kita dalam berdoa dalam roh.
Tetapi berdoa dalam roh dengan mempergunakan karunia lidah bagi mereka
yang belum mengetahui rahasia pekerjaan roh, dapat dipelonco oleh setan
atau iblis. Sebab itu untuk mengatasi hal ini perhatikanlah petunjuk
diatas dengan baik supaya iblis tidak dapat berbuat apa-apa.
Berdoa dengan akal, yaitu
memakai bahasa kita sendiri, kalau kita bangsa Indonesia (orang
Indonesia), maka kita berdoa dalam bahasa Indonesia inilah yang
dinamakan berdoa dalam akal ialah memohon kepada Tuhan sesuatu kebutuhan
kita. Contoh-contoh berdoa dalam akal : Berdoa Bapa Kami, Matius 6:9-13, Doa Sidang Jemaat – Kisah Rasul 4:24-31, Doa Hamba Tuhan – Nehemia 1:4-11.
Berdoa
dengan karunia lidah – yang disebut berdoa dalam roh, biasanya disebut
menyembah kepada Tuhan, menunggu jawaban Tuhan, sehingga berdoa dalam
roh ini, sama dengan asap kemenyan dari Mezbah Dupa yang naik menembusi
Tirai ke Kamar Maha Suci dimana terletak Peti Perjanjian dalam pelajaran
Tabernakel. Itu sebabnya dalam 1 Korintus 14:2, 4 dikatakan
berbicara rahasia dengan Allah, ditempatnya yang Maha Tinggi, menembusi
Pintu Sorga (menebusi Tirai ke Kamar Maha Suci dimana terletak Peti
Perjanjian – dan nampak Skina Glory), sehingga doa dalam roh ini apabila
menyerah dengan sungguh-sungguh dengan memakai karunia lidah (bahasa
roh), maka dengan tiba-tiba akan nampak Skina Glory – Penglihatan
Sorgawi, mendengar suara Nubuatan, berarti doa dalam roh ini didengar
oleh Tuhan, menggenapi apa yang disuratkan dalam 1 Korintus 14:26-33.
Berdoa dalam Roh ini ---à
menunggu berkat daripada Tuhan, dimana akal tidak mendatangkan faedah,
artinya akal tidak bekerja aktif, tetapi roh yang ada pada kita dan Roh
Allah dalam kita yang bekerja aktif, sebab itu perhatikan pula rahasia
dalam Rum 8:26-27. Jadi disamping menolong kita dalam berdoa
dengan keluh kesah, kita juga menunggu berkat dari surga, yakni
persekutuan dengan Tuhan, sehingga karunia-karunia yang lain berjalan
dengan baik.
Ayat 15 Sekarang
apakah halnya ? Bahwa aku hendak bedoa juga dengan akal, dan aku hendak
berdoa dengan roh itu, dan aku hendak menyanyi dengan roh, dan aku
hendak juga menyanyi dengan akal itu.
Disini Rasul Paulus memberikan dua cara dalam berdoa dan menyanyi yakni :
1. Berdoa dalam Roh.
2. Berdoa dengan akal.
Kemudian dua cara dalam menyanyi yakni :
1. Menyanyi dengan akal, yaitu menyanyi dengan bahasa kita sendiri, seperti berdoa akal.
2. Menyanyi
dengan roh, yaitu menyanyi dengan memakai karunia lidah yang kita
miliki, yang disebut BERMAZMUR DALAM ROH. Dan ini nampak dalam
1 Korintus 14:26.
Jadi
maksud Rasul Paulus jangan hanya berdoa dengan akal, dan menyanyi
dengan akal, tetapi juga berdoa dalam roh dan menyanyi dalam roh.
Menyanyi dan berdoa dengan memakai bahasa sendiri yang dimengerti,
adakalanya dengan bahasa yang bukan bahasa kita, tetapi kita mengerti,
karena bahasa itu dipelajari. Umpamanya berdoa atau menyanyi dalam
bahasa Inggris, kita mengerti karena dipelajari di Sekolah atau dari
orang lain. Sedangkan berdoa atau menyanyi dalam Roh, mempergunakan
karunia lidah, dengan berbagai-bagai bahasa, baik bahasa dunia maupun
bahasa Malaikat seperti yang dimaksud dalam Kisah 2:1-13, 10:44-48, 19:1-7, Markus 16:17.
Contoh
dalam kita berdoa, hari ini berbahasa Jepang, tetapi kita menyanyi
dalam bahasa Yunani, dan seterusnya itu dapat berganti-ganti menurut
ilham Roh, jadi tidak dipelajari. Inilah keistimewaan menyanyi dalam Roh
dan berdoa dalam Roh.
Hal
ini dapat dibedakan mana berdoa atau menyanyi dalam akal dan mana
berdoa atau menyanyi dalam roh. Satu hal yang luar biasa ialah jika kita
berdoa dalam Roh dan menyanyi dalam bahasa-bahasa Roh yang kita pakai
adalah ilham roh, dan sesudah selesai berdoa atau menyanyi kita tidak
dapat ikuti lagi, bahkan kita tidak mengeti, kecuali kalau kita hendak
mengetahuinya perhatikanlah ayat 5 dan 13.
Tetapi
ini sudah bukan lagi berdoa, tetapi sudah menuju kepada Nubuat, karena
kalau diartikan menguatkan Sidang Jemaat, seperti Nubuatan. Berdoa dalam
Roh ini termasuk pada ayat 2 dan 4.
Pembagian dalam ayat 15 adalah untuk kepentingan pembahasan ayat-ayat berikutnya dalam 1 Korintus 14 ini.
Ayat 16 Jikalau
tidak demikian, apabila engkau mengucap syukur dengan roh, bagaimanakah
orang yang tiada berkarunia itu boleh mengaminkan ucapan syukurmu
sedang ia tiada mengerti apa katamu.
Dalam
ayat 15 telah diterangkan tentang pentingnya berdoa dalam akal dan
menyanyi dengan akal, begitupun berdoa dalam Roh dan menyanyi dalam Roh.
Sedang dalam ayat 16 ini, dimana dikatakan kalau bersyukur dalam doa
dalam Roh (berkata-kata bahasa Roh (karunia lidah), maka orang yang
tidak berkarunia tidak dapat mengaminkan doa kita dalam Roh, dan ucapan
syukur dengan memakai bahasa Roh ini yang ia tidak mengerti, meskipun
kita yang berdoa dalam roh sebagai tanda ucapan syukur kepada Tuhan
mengerti, tetapi orang yang tidak berkarunia tidak mengerti, akhirnya
dia menuduh kita berdoa seperti orang gila, perhatikan 1 Korintus 14:23 :
“Oleh
yang demikian, jikalau segenap sidang jemaat berhimpun bersama-sama,
dan sekalian sedang berkata-kata dengan karunia lidah, lalu masuk orang
yang tiada berkarunia atau orang yang tiada beriman, tiadakah mereka itu
mengatakan, bahwa kamu ini gila ?”
Itu
sebabnya perlu berdoa dalam akal, dan perlu juga berdoa dalam Roh,
begitu pula menyanyi dalam akal dan menyanyi dalam Roh, supaya orang
yang tidak berkarunia itu mendengar kita berdoa dengan akal, dan
menyanyi dengan akal maka dia mengaminkan.
Jadi
apabila kita berdoa dalam Roh dan menyanyi dalam Roh, mereka jadi
heran, tetapi tidak menuduh kita gila. Apalagi kalau sebelum kita masuk
dalam doa dan penyembahan sudah didahului dengan pemberitaan firman
Allah, dan menjelaskan karunia Rohulkudus maka dia tidak akan mengatakan
kita gila, kalau sampai berdoa dalam Roh dan menyanyi dalam Roh.
Itu
sebabnya dalam pembahasan firman Allah, harus memakai bahasa yang
dimengerti (bahasa Nasional), jangan memakai atau berkata-kata dengan
karunia lidah, karena tidak ada gunanya. Terutama bagi mereka yang belum
memiliki karunia-karunia Roh, berkhotbah dengan memakai karunia
lidahpun tidak ada gunanya, karena pemakaian karunia lidah ini bukan
untuk berkhotbah, tetapi terutama dipakai pada penyembahan, sesudah
pemberitaan Firman Allah memasuki Mezbah Dupa (Doa dan Penyembahan).
Hal
ini telah dijelaskan pada penjelasan karunia Lidah dan ayat-ayat lain
tersebut diatas. Begitupun dalam doa Berkat pada akhir dari kebaktian
jangan memakai karunia lidah, tetapi harus diaminkan dengan doa akal.
Ayat 17 Karena sesungguhnya, engkau ini mengucapkan syukur dengan sepatutnya, tetapi orang lain tiada terbangun imannya.
Ayat
ini mempunyai hubungan dengan ayat 15 dan 16, yang berbicara tentang
mengucap syukur dengan memakai karunia lidah, bagi yang mengucap syukur
dengan karunia lidah, bagi dirinya dia mengerti, tetapi orang yang tidak
memiliki karunia itu tidak terbangun imannya, bahkan yang memiliki
karuniapun tidak akan dikuatkan imannya, karena berdoa tidak menurut
peraturan.
Harus
ada doa akal dan juga doa dalam roh. Jadi selalu ada timbal balik, ini
harus diperhatikan. Sebab kita melihat bahwa dalam mempergunakan karunia
lidah dalam menyembah Tuhan, kalau perlu kita berdoa supaya kita
mengetahui arti dari kita berdoa dengan karunia lidah dapat diartikan
langsung Tuhan kepada oknum yang sedang berkata-kata karunia lidah atau
diartikan melalui orang lain, yang beroleh karunia pengetahuan
mengartikan karunia lidah (makna lidah).
Tetapi
kalau kita berdoa dengan akal, dan kemudian kita berdoa dalam Roh,
tidak menjadi asing bagi orang yang tidak berkarunia. Karena walaupun
dia tidak mengerti doa kita dalam Roh, tetapi karena kita juga berdoa
dalam akal, maka akan diaminkannya karena dia dengar dan mengerti doa
kita.
Ayat 18 Maka mengucap syukurlah aku kepada Allah, sebab aku tahu berkata-kata dengan karunia lidah, lebih daripada kamu sekalian.
Dalam
ayat ini Rasul Paulus menyatakan, bahwa dia bersyukur kepada Allah
sebab dia tahu berkata-kata dengan karunia lidah, lebih dari mereka
sekalian (Sidang Jemaat Korintus).
Hal
ini tidak heran sebab jawatannya sebagai seorang Rasul sudah tentu
memiliki 9 karunia Rohulkudus. Paulus selain mempunyai jawatan sebagai
Rasul, juga sebagai Pemberita Injil (Penginjil) dan Guru, 2 Timotius 1:11.
Oleh
karena itu berbicara tentang karunia lidah sudah tentu Rasul Paulus
melebihi dari sekalian. Akan tetapi dalam hal mempergunakannya dia
mengikuti peraturan seperti yang disuratkannya dalam 1 Korintus 14 ini dan suratan ini adalah hukum Tuhan, perhatikan 1 Korintus 14:37 :
“Jikalau
barang seorang menyangka dirinya seorang nabi arau orang yang rohani,
hendaklah ia mengetahui barang yang aku suratkan kepadamu itulah hukum
Tuhan”.
Paulus
sendiri harus tunduk pada peraturan ini, karena itu bukan hukum yang
dibuatnya sendiri tetapi hukum Allah. Apa yang disuratkan itu adalah
petunjuk Tuhan, seperti apa yang disuratkan Galatia 1:11-12, Epesus 3:3-4.
Pembahasan 1 Korintus 14
ini, memang sukar dan unik, karena bukan saja secara teori tetapi
karunia-karunia ini harus kita alami (menjadi pengalaman langsung)
barulah dapat dimengerti.
Ayat 19 Tetapi
didalam Sidang Jemaat aku lebih suka mengatakan lima perkataan dengan
akalku, supaya aku mengajar orang lain daripada sepuluh ribu perkataan
dengan karunia lidah.
Jelas
dalam ayat 19 ini Rasul Paulus mengatakan dia lebih suka menyampaikan 5
perkataan untuk mengajar, dan dapat dimengerti oleh Sidang Jemaat,
daripada sepuluh ribu perkataan dengan karunia lidah. Yang dimaksud oleh
Rasul Paulus adalah dengan memakai kata-kata (bahasa) pergaulan
sehari-hari, bukan karunia lidah (bahasa Roh). Sebab itu karunia lidah
itu bukan untuk dipakai mengajar atau berkhotbah, tetapi dipakai
terutama sekali untuk berdoa dan menyembah, karena karunia lidah ini
termasuk pada pelajaran Mezbah Dupa dalam Pelajaran Tabernakel yang
dirohanikan.
Harus
pula diperhatikan pemakaian karunia lidah ini, harus ditempatkan dalam
Kelompok C dalam pembagian 9 karunia Rohulkudus, yaitu termasuk pada
PERNAFASAN TUBUH PENGANTEN KRISTUS.
Ayat 20 Hai
saudara-saudaraku, janganlah kamu menjadi budak-budak didalam akalmu,
melainkan didalam kejahatan patutlah kamu menjadi kanak-kanak, tetapi
dalam akalmu itu hendaklah kamu menjadi sempurna.
Dalam
ayat ini Rasul Paulus menyampaikan kepada saudara-saudara seiman di
Korintus supaya mereka itu jangan menjadi kanak-kanak didalam akal, ini
menunjuk supaya kita dapat mempergunakan akal yang dikaruniakan Tuhan,
jangan sampai mereka itu diperbodoh. Supaya dalam setiap karunia-karunia
Roh yang bekerja jangan hanya diterima saja, tetapi harus
ditimbang-timbang dalam hati seperti apa yang dimaksud dalam 1 Korintus 14:29 dan hubungkan dengan 1 Tesalonika 5:19-21 dan 1 Yahya 4:1-6.
Untuk mengujinya harus dengan memakai akal karena akal itu adalah pemberian Allah perhatikan Yesaya 11:2 : “Ia
mengubah segala masa dan hal, Ia juga yang memecatkan raja dan Iapun
mengangkat akan raja, Ia juga yang memberi hikmat kepada orang alim dan
pengetahuan kepada yang berakal”.
Oleh
karena itu jangan kita menjadi kanak-kanak didalam akal, tetapi
pergunakanlah akal yang diberikan Tuhan kepada kita untuk menguji.
Apalagi dalam pekerjaan Roh ini, jangan sampai iblis sudah menyusup
didalamnya, dan kita tidak mengetahuinya. Jangan kanak-kanak dalam akal,
tetapi harus dewasa dalam akal, seperti apa yang di maksud oleh Rasul
Paulus dalam ayat 20 yang berbunyi : ….,” tetapi dalam akalmu itu hendaklah kamu sempurna”, supaya karuniapun menjadi sempurna, karena itu adalah sejalan.
Tetapi
dalam kejahatan patutlah kamu menjadi kanak-kanak, ini menunjuk bahwa
dalam kejahatan biarlah tidak didewasakan, tetapi menjadi seperti
kanak-kanak, yang akhirnya kejahatan itu ditinggalkan.
Perhatiakn dalam Epesus 4:13-14 :
“Sehingga
kita sekalian sampai pada persatuan iman dan marifat Anak Allah, yang
sudah akil–balig, sehingga bertambah-tambah sempurna sama dengan
Kristus”. ayat 13
“Supaya
jangan lagi kita menjadi kanak-kanak, beralun-alun seperti gelombang
dan ditiup oleh segala jenis angin pengajaran, dengan semu daya manusia
dengan cerdiknya, yang membawa kepada akal yang sesat”. ayat 14
Jadi
disini maksud Rasul Paulus supaya kita menjadi sempurna dalam segala
perkara dalam rencana Allah bagi kehidupan kita, yaitu akal, karunia,
dan sebagainya. Tetapi dalam kejahatan kita menjadi seperti kanak-kanak.
Kemudian perhatikan Ibrani 6:1-5
karunia Rohulkudus itu akan bekerja sempurna kalau akal kitapun secara
sempurna dipergunakan, karena masing-masing dianugerahkan Allah. Sebab
untuk membawa Gereja Tuhan pada kesempurnaan, sudah tentu dikendalikan
juga oleh akal kita yang sehat dan dewasa.
Karena
dengan akal yang sempurna dan sehat ini, maka kita mengerti kehendak
Allah, karena itu kita dikaruniakan Tuhan untuk mengetahui segala
rahasia firman Allah dan jalannya firman Allah itu, perhatikan Matius 13:11 :
“Maka
jawab Yesus sambil berkata kepada mereka itu” bahwa kepada kamu diberi
karunia mengetahui segala rahasia kerajaan Surga, tetapi kepada mereka
itu tiada dikaruniakan”.
Memang
untuk mengetahui rahasia pekerjaan Roh ini, tidak mudah tetapi hanya
orang yang dikaruniakan Allah yang dapat mengetahui rahasia pekerjaan
Roh ini, termasuk 1 Korintus 14 yang unik ini.
Banyak
kali kita melihat orang karena diperbudak dengan akal, tidak mempunyai
pendirian yang tetap, sehingga disetiap persekutuan doa ada pemberitaan
yang salah dia aminkan saja dengan alasan Tuhan bekerja walaupun keadaan
tidak teratur, bertentangan dengan peraturan dalam 1 Korintus 14.
Bernubuat sampai lebih dari 3 (tiga) orang begitu pula dalam pengertian
makna lidah lebih dari 3 (tiga) orang, bahkan sampai seluruh yang hadir
menterjemahkan. Ada pula sesudah bernubuat diganti orang lain dia
kembali lagi bernubuat sampai diulang tiga atau empat kali.
Dalam peraturan 1 Korintus 14:26-33,
seorang bernubuat hanya sekali saja dan tidak boleh kembali bernubuat,
karena kesempatan itu diberikan juga kepada orang lain dengan batas 3
(tiga) orang, demikian juga dalam mengartikan makna lidah.
Ada
pula yang sementara bernubuat, muncul Mazmur, atau karunia lidah yang
ribut, sedangkan kalau ada nubuatan semuanya harus berdiam diri dan
menimbang-nimbang kata-kata dari nubuatan itu.
Begitu
pula ada yang sementara berkhotbah tiba-tiba muncul nubuatan memotong
khotbah itu, kemudian berkhotbah lagi, kemudian muncul nubuatan lagi
tetapi karena pemimpinnya menjadi kanak-kanak dalam akal, diaminkan saja
walaupun tidak menurut peraturan yang berlaku dalam 1 Korintus 14.
Karunia
nubuat, karunia lidah atau mengartikan makna lidah dan mazmur ini
muncul sesudah khotbah karena termasuk pada MEZBAH DUPA atau termasuk
pada kelompok C dalam pembagian 9 (sembilan) karunia Rohulkudus yaitu :
“KARUNIA KUASA PENYEMBAHAN – PERNAFASAN TUBUH PENGANTEN”.
Dan jalannya menggunakannya karunia penyembahan ini diatur dalam 1 Korintus 14:26-33. Hal ini akan ditemui dalam penjelasan selanjutnya.
Ayat 21 Maka
dalam hukum Torat adalah tersurat ; bahwa dengan orang yang berbahasa
asing dan bibir bangsa asing akan kukatakan kepada kaum ini. Walaupun
demikian, maka tiada juga mereka itu mendengar akan Daku, firman Tuhan.
Adapun
berkata-kata dengan berbagai bahasa ini (bahasa asing) dan bibir bangsa
asing, sudah dinubuatkan oleh Tuhan jauh sebelumnya. Yang kelak akan
keluar dari mulut bangsa asing, yakni diluar bangsa Israel, dan sudah
dinubuatkan oleh nabi Yesaya atas ilham dari Tuhan dalam Yesaya 28:10-12.
Hal ini dibuktikan pada hari raya Pentakosta dalam Kisah Rasul 2:1-13 untuk Bangsa Israel dan untuk bangsa kafir perhatikan Kisah Rasul 10:44-48. Tetapi nyata disini umat Allah (umat Israel), tidak semua menerimanya seperti nampak dalam Kisah Rasul 2:13 dan 7:51.
Hal
ini nampak pula di akhir zaman ini, berapa banyak hamba-hamba Tuhan
dari begitu banyak persekutuan tidak percaya kepada karunia-karunia
Rohulkudus, apalagi baptisan Rohulkudus dan berbaga-bagai bahasa
Rohulkudus yang dikaruniakan, seperti umat Israel. Bahkan pada Gereja
Pertama pun dihalangi.
Perhatikan juga dalam Yesaya 28:11-12 :
“Maka sebab Ia pun akan berfirman kepada bangsa ini dengan lidah yang ajaib dan dengan bahasa yang lain”, ayat 11.
“Ia
yang sudah berfirman kepada mereka itu demikian : Bahwa inilah
perhentian, berikanlah perhentian kepada yang lelah ; disini adalah
kesenangan, tetapi tiada mereka itu mau mendengar”. ayat 12.
Sebenarnya baptisan Rohulkudus dan kaurnia lidah, dimana diucapkan dengan bahasa lain / lidah yang ajaib, memberikan:
a. Perhentian – Perhentian kepada orang yang lelah. Tuhan Yesus adalah Perhentian Matius 11:28-29. Tuhan adalah Firman. Tuhan juga itu Roh dan Roh ini memberikan perhentian 2 Korintus 3:17.
b. Kesenangan –
Baptisan Rohulkudus dan Karunia Lidah memberikan kesenangan kepada
kita, karena membawa kita kepada kesempurnaan dan persekutuan dengan
Tuhan. Persekutuan dengan Tuhan, tidak akan mungkin, kalau tidak melalui
Yahya 3:3-5, Kisah Rasul 2:37-39 dan hubungkan dengan Kisah Rasul 2:16-18.
Di zaman Rohulkudus ini, kita akan dibawa masuk pada perhentian yang kekal dan kesenangan yang kekal pula, Wahyu 14:13.
Sebagaimana umat Israel sebagian menolak perwujudan dari Yesaya 28:11-12, yang diwujudkan dalam Kisah Rasul 2:1-18,37-38, dengan memperhatikan Kisah Rasul 2:13, 7:51,
demikian juga banyak hamba Tuhan yang berlindung dalam banyak
persekutuan, menolak Baptisan Rohulkudus dan Karunia Lidah ini,
kendatipun pada zaman Rohulkudus ini, baptisan Rohulukudus dan Karunia
Lidah akan menyempurnakan kita dan membawa kepada perhentian serta
kesenangan yang kekal.
Ayat 22 Sebab
itu segala karuna lidah itu menjadi tanda, bukannya kepada orang yang
beriman, melainkan kepada orang yang tiada beriman, tetapi nubuat itu
bukannya bagi orang yang tiada beriman, melainkan bagi orang yang
beriman.
Memperhatikan ayat ini terbagi dalam dua bagian :
1. Segala
karunia lidah itu menjadi suatu tanda, bukannya kepada orang yang
beriman, melainkan kepada orang yang tiada beriman. Ini menunjuk pada 2 Korintus 2:4,
karena dia dalam pembinaan rohani, membawa dia dari tidak beriman
menjadi orang yang beriman. Itu sebabnya Rasul Paulus menganjurkan dalam
1 Korintus 14:5a, : “Aku suka jikalau kamu sekalian berkata-kata dengan karunia lidah”.
Demikian juga dalam 1 Korintus 14:39b : “Janganlah menahan orang berkata-kata dengan karunia lidah“.
Sebab
karunia lidah itu, adalah berbicara rahasia dengan Allah dan menguatkan
imannya sendiri. Dengan mempergunakan karunia lidah ini kita yang
tadi-tadinya tidak berimankan kepada Tuhan akan dibawa menjadi orang
yang beriman kepada Tuhan, dan menghantar dia kepada karunia-karunia
yang lain dan menjadi dewasa rohani, yang akhirnya dari karunia lidah
yang tidak dimengerti, maka karunia lidah yang diartikan oleh Tuhan akan
meneguhkan iman dan sama nilainya karunia nubuatan, 1 Korintus 14:5.
Salah satu contoh dalam Alkitab, perhatikan Kisah Rasul 10:44-48,
disini orang kafir yang dipenuhi dengan Rohulkudus, berbicara dengan
berbaga-bagai bahasa, kemudian memuliakan Allah dengan mempergunakan
berbagai bahasa Roh dan hanya sampai disitu saja, dan mereka tidak
bernubuat tetapi mereka hanya sampai pada baptisan Rohulkudus dan
karunia lidah. Sebab biasa terjadi setelah dibaptis dengan Rohulkudus
pada saat itu juga ditingkatkan menjadi karunia lidah.
Disini
nampak sesudah kejadian ini, mereka minta untuk di baptis dengan air,
sebab baptisan Rohulkudus dan karunia lidah ini, telah membawa mereka
mengerti dan beriman, sehingga mereka minta dibaptis dengan air memenuhi
kehendak firman Allah dalam Yahya 3:3-5 dan Kisah Rasul 2:37-38.
2. Tetapi nubuat itu bukannya bagi orang yang tiada beriman, melainkan bagi orang yang beriman.
Setelah
dibaptis dengan Rohulkudus, kemudian menerima karunia lidah, dan
karunia lidah ini dipergunakan terus dalam doa dan penyembahan, akhirnya
membawa kita kepada Karunia Nubuat. Dan kalau seseorang sudah
bernubuat, berarti dia telah menjadi orang yang beriman, karena sudah
menjadi dewasa rohani, karena nubuat ini menguatkan iman Sidang Jemaat,
dan membawa kepada 3 (tiga) perkara dalam Sidang Jemaat seperti apa yang
dimaksud dalam 1 Korintus 14:3-4 dan bandingkan dengan 1 Korintus 14:5.
Oleh karena itu dikatakan bahwa orang yang bernubuat lebih besar dari orang yang berkarunia lidah.
Seringkali
juga diambil contoh dari orang kafir yang baru menerima Tuhan dan orang
Israel atau orang kafir yang sudah lama menerima Tuhan. Kalau dalam
karunia lidah telah diambil contoh dalam Kisah Rasul 10:44-48, maka dalam nubuat kita mengambil contoh dalam Kisah Rasul 19:1-7,
dimana dalam ayat ini berbicara tentang murid dari Yahya Pembaptis,
dimana mereka itu telah menerima baptisan air, tetapi belum mengetahui
adanya Rohulkudus. Setelah Rasul Paulus menerangkan dan memberi
pengertian kepada mereka dan mereka mengerti lalu Rasul Paulus
membaptiskan mereka kembali dengan air dan menumpangkan tangan keatas
mereka, maka merekapun penuhlah dengan Rohulkudus dan berkata-kata
dengan berbagai-bagai bahasa kemudian meningkat ke karunia lidah,
sesudah itu mereka bernubuat.
Mereka
dalam ukuran ini, sudah terima Tuhan dan sudah dibaptis dalam air yaitu
baptisan yang dilakukan olah Yahya Pembaptis atau pengikut-pengikutnya,
mereka dianggap orang yang sudah beriman, sehingga waktu Rasul Paulus
membaptis ulang dengan nama Tuhan Yesus Kristus (Baptisan Gereja). Atau
baptisan di zaman Rohulkudus yang disempurnakan dan menumpangkan tangan
atas mereka, mereka pun dipenuhi Rohulkudus dan berkata-kata berbagai
bahasa sambil bernubuat. Mereka sekaliannya ada kira-kira 12 (duabelas)
orang.
Berlainan
dengan orang kafir yang ada di Kaisaria yang belum kenal Tuhan kecuali
penghulu Laskar, tetapi orang-orangnya belum, tetapi waktu Rasul Petrus
berkhotbah dalam urapan Rohulkudus, maka turunlah Rohulkudus
ditengah-tengah mereka itu, dan mereka dipenuhi Rohulkudus dan
berkata-kata dengan berbagai-bagai bahasa sambil memuliakan Allah,
tetapi tidak bernubuat, karena dalam ukuran ini mereka termasuk kepada
orang yang belum beriman.
Begitu
juga dalam pandangan karunia, apabila akan disempurnakan maka suatu
tanda kepada orang yang tiada beriman, karena belum menguatkan iman
orang lain, cukup untuk dirinya sendiri Kisah Rasul 10:44-48. Tetapi orang yang bernubuat, dalam penyempurnaan dianggap orang yang beriman.
Ayat 23 Oleh
yang demikian, jikalau segenap sidang jemaat berhimpun bersama-sama,
dan sekalian sedang berkata-kata dengan karunia lidah, lalu masuk orang
yang tiada berkarunia, atau orang yang tidak beriman, tiadakah mereka
itu mengatakan, bahwa kamu ini gila?.
Dalam
ayat 23 ini kita nampak pula ada hubungannya dengan ayat 22. Dimana
Rasul Paulus menuliskan disini, kalau segenap sidang jemaat berhimpun
berbakti kepada Tuhan setelah pemberitaan Firman Tuhan kemudian masuk
dalam doa dan penyembahan, dan sementara berkata-kata dengan karunia
lidah, lalu masuk orang yang tiada berkarunia lidah atau orang yang
tiada beriman, tidakah mereka itu mengatakan, bahwa kamu ini gila ?
Yang
dimaksud dengan orang yang tidak berkarunia ini, adalaj mereka yang
sudah menerima Tuhan Yesus Kristus, sudah lahir baru dari air ataupun
sudah lahir dari air dan Roh, tetapi belum beroleh karunia lidah.
Karunia
lidah adalah tanda kita telah masuk kepada pendewasaan rohani, dan
mambawa kita kepada karunia-karunia Rohulkudus yang lain serta menjadi
orang yang beriman. Sebab dalam ayat ini, mereka yang belum berkarunia
dan mendengar kita, apabila kita dalam berhimpun berkata-kata dengan
karunia lidah saja, mereka tidak akan terbangun imannya, bahkan kita
dianggapnya orang gila. Tetapi kalau sampai ada karunia lidah yang sudah
diartikan maknanya, apalagi kalau muncul nubuatan, maka dengan
sendirinya mereka terbangun imannya, dan tidak akan menganggap kebaktian
atau doa dan penyembahan kita gila, walaupun mereka belum memiliki
karunia.
Itu sebabnya dalam 1 Korintus 14:26-33, dan tiap kali berhimpum dimana kita berbakti kepada Allah, akan muncul karunia-karunia Rohulkudus yaitu :
1. Karunia Mazmur (nyanyian Roh)
2. Pengajaran atau nubuatan.
3. Kenyataan – Wahyu atau penglihatan.
4. Karunia lidah.
5. Karunia lidah yang diartikan maknanya (pengetahuan mengartikan makna lidah).
Apabila
karunia-karunia ini muncul dalam kebaktian, maka orang yang tidak
berkarunia atau tidak beriman akan dibangun, dibangkitkan dan dikuatkan
imannya.
Memperhatikan
ini semuanya, janganlah kita hanya berhenti dengan berkata-kata dengan
karunia lidah saja, akan tetapi biarlah kita rebut karunia-karunia yang
lain, dianjurkan oleh Rasul Paulus telebih pula supaya beroleh karunia
nubuat, perhatikan 1 Korintus 14:1 dan memperhatikan pula 1 Korintus 12:31 : “Tetapi
usahakanlah dirimu akan beroleh segala karnia yang terlebih besar. maka
aku menunjukkan kepadamu suatu jalan yang terutama sekali. ……”.
Hubungkan ini dengan 1 Korintus 14:5 sebagai contoh dan perbandingan.
Ayat 24 Tetapi
jikalau sekaliannya sedang bernubuat, lalu masuk seorang yang tiada
beriman atau tiada berkarunia itu, maka orang itu akan ditemplak oleh
sekaliannya, dan dikira-kirakan oleh sekalinnya itu.
Dalam ayat ini harus berhati-hati sekali, karena dalam kata-katanya : “tetapi jikalau sekaliannya sedang bernubuat, nampak
dalam ayat ini bahwa sekaliannya bernubuat, jadi tidak ada pembatasan.
Ya, kalau hanya sepuluh orang saja yang hadir dalam ibadah ini dapat
memungkinkan, tetapi kalau sampai ratusan, dan semuanya bernubuat dalam
satu kebaktian. Sampai kapan nubuat akan berakhir. Kalau tidak diataur
bagaimana nanti jadinya.
Oleh karena itu semuanya dapat bernubuat supaya semuanya paham, seperti yang dimaksud dalam 1 Korintus 14:31,
akan tetapi dalam tiap kebaktian, telah ditetapkan hanya paling banyak 3
orang bernubuat, satu-satu secara bergantian. Begitupun dalam hal
pengetahuan mengartikan makna lidah (karunia lidah), paling banyak 3
orang secare bergantian, perhatikan 1 Korintus 14:26-33, dan ini adalah peraturan dan ketetapan Allah dan merupakan hukum Tuhan, perhatikan 1 Korintus 14:37.
Jadi
dalam setiap kali berhimpun beribadat kepada Tuhan, baik kebaktian umum
maupun bedston (Persekutuan doa), apabila karunia-karunia kelompok C
ini berjalan sesudah pemberitaan firman Allah, maka perhatikan peraturan
dalam 1 Korintus 14:26-33.
Hal ini akan ditemui dalam pembahasan 1 Korintus 14:26-33.
Karena Tuhan menghendaki, supaya segala karunia-karunia Kelompok C ini
berjalan dengan senonoh dan sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan, sehingga dapat merasakan persekutuan yang indah sekali
dengan Tuhan dan akan membawa sejahtera.
Lalu
masuk seorang yang tiada beriman atau tiada berkarunia itu, maka orang
itu akan ditempelak oleh sekaliannya, dan dikira-kirakan oleh
sekaliannya itu. Disini nyata sekali apabila muncul suara nubuatan dalam
kebaktian, baik kebaktian umum atau bedston (Persekutuan doa), lalu
masuk orang yang tiada beriman atau tiada berkarunia, maka dia akan
diingatkan melalui suara nubuatan, karena nubuatan ini menyampaikan
kepada manusia atau Sidang Jemaat 3 (tiga) perkara :
1. Meneguhkan iman.
2. Nasehat.
3. Penghiburan, 1 Korintus 14:3.
Sebagaimana dalam Titus 1:13,
ada penempelakan agar disempurnakan dalam iman, demikian juga nubuatan
melalui karunia Roh. Bahkan dalam nubuatan didalam Roh ini, akan membuka
banyak kekurangan dan kesalahan atau dosa yang tersembunyi akan
diungkapkan oleh Tuhan, atau ketidakpercayaan kepada Tuhan dan yang
meragukan kebenaran firman Allah, dan pekerjaan Rohulkudus bagi tiap
pribadi, bagi gerejanya dan dunia, karena pekerjaan Roh ini akan membawa
dari kebenaran datang kepada kebenaran perhatikan Yahya 14:6, Yahya 16:7-11,13.
Tetapi
yang selalu menjadi pedoman bagi kita bahwa setiap nubuatan dari Allah,
selalu menguatkan iman. Dan satu perkara yang harus diperhatikan bahwa
setiap orang yang mendengar suara nubuatan, harus bersifat jujur,
apabila masuk dalam satu perhimpunan dimana Roh Tuhan bekerja, dan
karunia kelompok C ini berjalan, dimana suara nubuatan menempelak kita,
karena kesalahan dan dosa yang kita perbuat, dan ketidakpercayaan kita,
dalam kebenaran firman Allah, atau meragukan pekerjaan Rohulkudus,
terutama karunia Kelompok C ini, Kalau itu benar harus diakui secara
jujur dihadapan Allah, dan harus saksikan itu dihadapan Sidang Jemaat.
Banyak
anak-anak Tuhan atau hamba-hamba Tuhan pada waktu masuk dalam suatu
persekutuan, dimana karunia Kelompok C ini muncul, dan kemudian Roh
Allah beracara kepadanya, dan menempelak dia, dan tempelakan itu benar,
tetapi karena harga diri (gengsi), dia menolak suara nubuatan ini,
akhirnya menentang. Itu sebabnya perhatikanlah nasehat firman Allah
dalam 2 Timotius 4:3-4.
Sebaliknya
kalau tidak benar, harus dengan terus terang menyampaikan bahwa suara
nubuatan itu tidak benar, dan jangan berdiam diri saja. Jangan nanti
setelah selesai persekutuan doa lalu kembali kerumah dan mulai
mengeritik persekutuan doa dan hamba-hamba Tuhan dan anak-anak Tuhan
yang bernubuat. Cara ini adalah cara yang tercela, sedangkan firman
Allah menasehatkan kita dalam 1 Tesalonika 5:19-21 dan 1 Yahya 4:1-6,
ujilah segala Roh itu, mana yang baik dan benar itulah yang dipegang,
karena kita dalam bernubuat itu belum sempurna, perhatikan 1 Korintus 13:9 :
“Karena pengetahuan kita belum sempurna, dan dalam hal bernubuat kita belum sempurna”.
Orang-orang yang demikian akan dituduh oleh firman Allah dalam Yehuda 19 : “Maka mereka itulah membuat penceraian, yaitu orang-orang yang menurut hawa nafsu dan yang tiada berisi Roh”.
Ada
juga yang sudah lahir baru dari air dan Roh tetapi kanak-kanak Rohani,
dan salah satu sifatnya ialah dengki dan suka bertengkar, yang
mengakibatkan penceraian, perhatikan 1 Korintus 3:1-4. Sama saja
dengan orang yang tiada berisi Roh. Dan kanak-kanak Rohnai ini pada
akhir zaman dimana Gereja Tuhan akan disempurnakan dan menikah dengan
Tuhan Yesus, mereka tidak akan disempurnakan tubuh, jiwa dan roh
sehingga tidak menikah dengan Tuhan Yesus Kristus, tidak terangkat –
perhatikan rahasia firman Allah dalam Matius 24:19 : ”Wai bagi segala perempuan yang mengandung dan yang menyusui anaknya pada masa itu “
Berbicara tentang Perempuan dalam ayat ini adalah menunjuk pada Gereja Tuhan dan hubungkan dengan 2 Korintus 11:2, tentang rahasia perempuan yang berbicara tentang Gereja Tuhan.
Perempuan yang mengandung = Gereja mengandung
yakni gereja yang hanya mementingkan pertobatan saja, dalam ukuran
Tabernakel adalah berbicara tentang Gereja Halaman, yang pelaksanaanya
dalam kebenaran Firman Tuhan, hanya sampai pada Baptisan Air = Kolam Pembasuhan.
Perempuan yang menyusui anak = Gereja menyusui yang berbicara tentang Gereja Tuhan yang sudah lahir dari Air dan Roh, berdasarkan Yahya 3:5, dan dalam pelajaran Tabernakel hanya sampai pada Pintuh Kemah, yakni Baptisan Air dan Baptisan Roh.
Untuk
menuju pada karunia-karunia yang rohani atau menuju kepada Pelita Emas,
Meja Roti Sajian atau Mezbah Dupa, kurang diperhatikan, mereka sudah
termasuk pada pekabaran Semi Penganten Kristus, akan tetapi tidak mau
maju lagi. Sehingga rahasia dari Kaki Dian, Meja Roti Sajian dan Mezbah
Dupa mereka memahaminya secara hurufiah saja, tetapi secara rohani tidak
menjadi pengalaman bagi mereka dan tidak ada usaha untuk mengerti atau
memahaminya secara rohani. Atau mereka sudah tahu secara rohani namun
terbatas dan mereka tidak menjalankan atau mempraktekkannya.
Jadi
dengan munculnya karunia nubuatan dalam sidang, dapat menempelak setiap
orang yang tidak beriman yang masuk dalam suatu perhimpunan atau ibadah
sehingga dapat dikira-kirakan atau diketahui keadaan sebenarnya melalui
suara nubuatan karena hanya Roh saja yang dapat mengetahui keadaan
setiap orang sampai kedalam hati yang paling dalam, perhatikan 1 Korintus 2:10-13.
Ayat 25 Sehingga
perasaan hatinyapun ketara, dan dengan demikian sujudlah ia menyembah
Allah sambil menyatakan, bahwa dengan sesungguhnya Allah ada diantara
kamu.
Dalam
ayat ini dikatakan bahwa seseorang yang telah mendengar suara nubuatan
yang menempelak kehidupannya, dan tempelakan itu benar terjadi dalam
kehidupannya, maka dengan sendirinya tidak dapat menyembunyikan
kebenaran nubuatan itu, menyatakan bahwa sesungguhnya Allah ada diantara
kamu.
Apabila
dalam perhimpunan sidang jemaat muncul nubuatan adalah satu tanda bahwa
Allah hadir atau ada diantara kita (sidang tersebut), dan ini adalah
perwujudan dari Matius 18:20 : ”Karena barang dimana ada dua atau tiga orang berhimpun atas NamaKu di situlah Aku ada ditengah mereka itu”.
Jadi
tanda kehadiran Tuhan dalam satu perhimpunan (dalam Sidang) harus ada
pembuktiannya dan salah satu tanda kehadiran Tuhan dalam perhimpunan
(dalam Sidang) adalah dengan munculnya suara nubuatan.
Banyak
hamba-hamba Tuhan dan Sidang Jemaat yang berpendapat bahwa apabila ada
dua atau tiga orang yang berkumpul berbicara tentang kerohanian, firman
Allah, bersaksi tentang kasih Allah dan sebagainya, Tuhan ada atau hadir
ditengah-tengah mereka, karena mereka berpegang pada Matius 18:20.
Hal ini adalah keyakinan berdasarkan iman yang patut dihargai, akan
tetapi menusia selalu saja menuntut suatu bukti kehadiran Tuhan sebagai
perwujudan dari Matius 18:20 ini.
Untuk
itu Alkitab memberikan kita petunjuk dan pertolongan melalui firmanNya,
dan disini beberapa bukti kehadiran Tuhan dalam kebaktian, baik dalam
persekutuan doa, kebaktian umum, kebangunan rohani atau, kampanye
kesembuhan Illahi sebagai berikut :
1. Dengan munculnya suara nubuatan tatkala kita menyembah dalam Roh dan kebenaran setelah firman Tuhan diberitakan.
2. Dengan terjadinya kesembuhan atau mujuzat dalam kebaktian, Matius 12:28.
3. Dengan
munculnya karunia-karunia kelompok C ditambah dengan karunia
penglihatan dan mazmur (nyanyian dalam Roh) didalam kebaktian 1 Korintus 14:26-33 dan dihubungkan dengan Kisah Rasul 2:16-18 hal ini akan diterangkan dalam 1 Korintus 14:26-40.
Memperhatikan 1 Korintus 3:16; 6:19; 2 Korintus 6:16,
dimana kita menjadi Rumah Rohulkudus, jika Roh Allah tinggal dalam
kita, berarti Allah beserta dengan kita dan ini hanya dimungkinkan kalau
kita sudah lahir baru daripada air dan Roh berdasarkan Yahya 3:3-5 dan apabila kita hubungkan dengan Kisah Rasul 2:37-38, maka bukan saja lahir baru dari air dan Roh, melainkan kita akan menerima anugrah Rohulkudus.
Dan dengan Anugerah Rohulkudus ini berdasarkan 1 Korintus 12:1, 4-5
kita telah menerima karunia-karunia yang rohani, maka ini lebih
meyakinkan kita bahwa Allah ada diantara kita. Sehingga apabila kita
berhimpun berbuat bakti kepada Tuhan maka 9 (sembilan) karunia
Rohulkudus ini akan berjalan dan dibagi menurut kehendak Roh,
berdasarkan 1 Korintus 12:11.
Perhatikan pembagian 9 karunia Rohulkudus yang terdiri dari 3 (tiga) kelompok yaitu :
a. Kelompok A yang terdiri dari 3 karunia yakni :
1. Karunia Perkataan Hikmat.
2. Karunia Perkataan Marifat.
3. Karunia Memdedakan Segala Roh.
Ketiga karunia ini disebut KARUNIA WAHYU PERKATAAN atau KEHIDUPAN GEREJA TUHAN (KEHIDUPAN TUBUH PENGANTEN).
Karunia
ini dipakai untuk menyusun khotbah dan pembahasan khotbah yang
benar-benar diilhamkan oleh Tuhan sebagai perwujudan dari 1 Yahya 2:27.
b. Kelompok B yang terdiri dari tiga karunia yakni :
4. Karunia Iman.
5. Karunia Kesembuhan.
6. Karunia Mujizat.
Ketiga karunia ini disebut Karunia Kuasa atau Pergerakan Gereja Tuhan (Pergerakan Tubuh Penganten).
Karunia Kuasa ini akan berjalan baik, apabila pemberitaan firman Allah berjalan menurut (sesuai) Karunia Kelompok A.
c. Kelompok C yang terdiri dari tiga karunia yakni :
7. Karunia Nubuat.
8. Karunia Lidah.
9. Karunia Mengartikan Makna Lidah.
Ketiga karunia ini disebut Karunia Penyembahan atau Pernafasan Gereja Tuhan (Pernafasan Tubuh Penganten).
Karunia ini pun berjalan baik, apabila penberitaan firman Allah berjalan sesuai (menurut) Karunia Kelompok A.
Dalam karunia kelompok C inilah perwujudan dari Matius 18:20 yang meyakinkan, apalagi kalau 1 Korintus 14:26 muncul dalam doa dan penyembahan yakni :
1. Mazmur (nyanyian dalam Roh / karunia mazmur).
2. Pengajaran (Karunia Nubuatan).
3. Kenyataan (Karunia Penglihatan – Wahyu).
4. Karunia lidah dan
5. Karunia mengartikan makna Lidah.
Apabila
karunia-karunia ini berjalan, disamping sebagai tanda (bukti) kehadiran
Tuhan ditengah-tengah kebaktian, juga menguatkan iman. Sebab itu
perhatikan jalannya karunia kelompok C yang membawa kita masuk dalam
persekutuan yang indah dan manis dengan Tuhan.
2. PERATURAN DALAM MEMPERGUNAKAN KARUNIA ROH
1 Korintus 14:26-33
Sekarang kita masuk dalam pembahasan bagaimana mempergunakan Karunia Penyembahan dan peraturannya dalam ibadah.
Ayat 26 Sekarang
bagaimanakah halnya, hai saudara-saudaraku ?. Bahwa apabila kamu
berhimpun biarlah masing-masing ada dengan Mazmur, ada dengan
pengajaran, ada dengan kenyataan, ada dengan karunia lidah, ada dengan
pengetahuan mengartikan makna lidah itu. Maka hendaklah segala hal itu
meneguhkan iman.
Dalam
ayat ini disampaikan oleh Rasul Paulus kepada Sidang Jemaat Korintus
bahwa apabila mereka berhimpun atau beribadah kepada Tuhan, biarlah
masing-masing ada dengan :
1. Mazmur atau karunia Mazmur.
2. Pengajaran atau karunia Pengajaran atau Nubuatan.
3. Kenyataan atau Wahyu atau Penglihatan (karunia Penglihatan).
4. Karunia Lidah.
5. Mengartikan makna Lidah (karunia mengartikan makna lidah).
Rasul
Paulus menegaskan kepada Sidang Jemaat Korintus supaya apabila mereka
berhimpun, maka kelima karunia ini sedapat mungkin muncul dalam ibadah.
Karena kelima karunia ini apabila muncul dalam perhimpunan akan :
1. Mengkuatkan iman Sidang Jemaat.
2. Tanda kehadiran Tuhan dalam bentuk Roh atau penglihatan perwujudan dari Matius 18:20.
3. Membawa mereka kepada persekutuan dengan Tuhan secara nyata.
4. Membawa
mereka masuk kedalam Kamar Maha Suci (dalam Pelajaran Tabernakel)
dimana terletak Peti Perjanjian yang berbicara tentang Kesempurnaan
Gereja Tuhan (membawa Gereja Penganten).
Adapun karunia-karunia ini merupakan PAKAIAN PENGANTEN dan
apabila karunia-karunia ini muncul, berarti kita dipersiapkan untuk
menjadi Penganten Kristus, dengan jalan diproses dari waktu ke waktu.
Karena itu ditegaskan supaya kita beroleh kelimpahan dalam
karunia-karunia ini, karena mempunyai maksud-maksud rohani yang heran,
yaitu :
1. Menguatkan iman Sidang Jemaat.
2. Menjadikan kita (Sidang Jemaat) bendahari yang baik.
Perhatikan firman Tuhan dalam 1 Korintus 14:12 dan 1 Petrus 4:10.
Ayat 27 Jikalau
barang seorang berkata-kata dengan karunia lidah, biarlah dua orang
atau sebanyak-banyaknya tiga orang, tetapi seorang lepas seorang, dan
biarlah seorang mengartikan maknanya.
Dalam
ayat ini diberikan peraturan, bagaimana mempergunakan karunia lidah
(bahasa roh) dalam setiap kali perhimpunan, dimana dikatakan biarlah dua
dan sebanyak-banyaknya tiga orang, dan satu per satu dan biarlah
seorang mengartikan maknanya.
Ini
adalah salah satu peraturan yang unik dan perlu diperhatikan, sebab
apabila berhimpun hanya terdiri dari beberapa orang saja masih dapat
diatur. Tetapi kalau perhimpunan itu sampai puluhan orang (jiwa) atau
ratusan, maka hal itu sangat sukar dikendalikan, apalagi kalau dalam
perhimpunan itu sebagian orang sudah dibaptis atau dipenuhi oleh
Rohulkudus dan masing-masing sudah beroleh karunia lidah. Seperti telah
diterangkan bahwa karunia lidah ini membawa kita kepada pendewasaan
rohani, bahkan mengantar kita kepada karunia yang lain seperti nubuatan,
penglihatan dan sebagainya.
Itu
sebabnya mareka yang sudah mengerti hal ini akan berusaha dengan
bersungguh-sungguh supaya mereka boleh dibawa kepada karunia Nubuat atau
Penglihatan dan karunia lainnya. Sehingga apabila hal ini terjadi
seringkali mereka tidak dapat mengendalikan diri, mengakibatkan
perhimpunan atau kebaktian agak ribut karena biasanya karunia lidah ini
kedengarannya agak keras dan banyak sehingga sukar dikendalikan oleh
Hamba Tuhan, itulah sebabnya maka diberikan peraturan dalam ayat ini.
Oleh
sebab itu Hamba Tuhan yang sudah diberikan karunia-karunia Rohulkudus
dapat memberikan arahan dan petunjuk kepada Sidang Jemaat bagaimana
caranya mempergunakan karunia lidah (bahasa roh) ini dengan mengikuti
peraturan sesuai Firman Tuhan dalam ayat 27 ini. Memang Hamba Tuhan pada
mulanya akan mengalami kesulitan, tetapi selanjutnya apabila Sidang
Jemaat memperhatikan dan sudah mengerti maka peraturan dalam ayat 27 ini
dapat dilaksanakan dengan baik.
Berdoa
dan menyembah Tuhan dengan mempergunakan karunia lidah (bahasa roh)
tanpa penyerahan yang sungguh tidak ada gunanya karena tidak akan
membawa kepada karunia lain, sebab itu biarlah berbisik-bisik tetapi
dengan penuh penyerahan, itu sangat berkenan kepada Tuhan dan akan
membawa kepada karunia lain. Contohnya Hana dalam 1 Semuel 1:5-10 (13),
hanya berkata-kata dalam dirinya dan kepada Allah walaupun banyak orang
yang berdoa dan menyembah tidak akan kedengaran ribut, tetapi
kedengarannya sangat teratur.
Dalam
berdoa dan menyembah bersama, apabila ada yang dikehendaki oleh Tuhan
karunia lidahnya akan diartikan, maka karunia lidah akan menonjol (keras
kedengarannya) atau bernada tinggi dari yang lainnya, maka Hamba Tuhan
yang memimpin kebaktian harus berdoa dengan bersungguh-sungguh kepada
Tuhan supaya karunia lidah (bahasa roh) ini diartikan maknanya untuk
membangun iman orang yang berbakti. Makna dalam pengertian karunia lidah
ini diterangkan dalam karunia lidah tersendiri, sebab karunia lidah ini
kalau diartikan sama nilainya dengan nubuatan, perhatikan 1 Korintus 14:3 :
“Tetapi orang yang bernubuat itu, ia mengatakan kepada manusia perkataan yang meneguhkan iman, nasehat dan penghiburan”.
Sesudah
karunia lidah yang kedengaran keras diartikan maknanya, maka orang
lainpun diberikan kesempatan pula, tetapi hanya sampai tiga orang saja.
Setelah sudah ada tiga orang, maka mengartikan makna lidah ini
dihentikan walaupun masih ada suara yang menonjol kedenganrannya tetapi
biarkan saja dan sokong dalam doa sebab biasanya kalau penyerahannya
sungguh-sungguh Tuhan mengaruniakan kepadanya karunia Nubuatan.
Dalam mengartikan makna karunia lidah ini dapat dilakukan oleh :
1. Orang
yang berkarunia lidah itu sendiri, kalau sungguh itu Tuhan yang
memberikan pengertian kepadanya. Hal ini baik, tetapi kadangkala ada
rahasia tentang dirinya sendiri yang seharusnya diketahui oleh orang
lain biasanya tidak disampaikannya, nanti kalau ada mata nubuatan muncul
barulah rahasia itu terungkap karena Tuhan sendiri yang mengungkapkan
langsung.
2. Orang lain seperti yang dimaksud dalam ayat 27 ini, antara lain :
a. Hamba Tuhan (Gembala) atau Hmba Tuhan lain yang dikaruniakan oleh Tuhan mengartikan karunia lidah itu.
b. Tua-tua
sidang atau anggota Sidang Jemaat. Hal ini hendaklah menjadi perhatian
bagi Gembala setempat karena dalam pengalaman apabila bukan gembala
sidang yang dikaruniakan Tuhan untuk mengartikan makna lidah ini,
seringkali orang yang diberi karunia oleh Tuhan mengartikan makna lidah
ini memandang enteng Gembala Sidang dan seakan-akan dia sudah menjadi
Gembala tidak resmi dan lupa akan firman Tuhan dalam 1 Tesalonika 5:12-13, Ibrani 13:7, 17.
Jadi
kesimpulannya, dalam mengartikan makna lidah harus diartikan satu per
satu dan sebanyak-banyaknya 3 orang. Kepada dia yang dikaruniakan untuk
mengartikan makna lidah ini, hendaklah berdoa supaya jangan sampai setan
memotong makna lidah ini sehingga salah mengartikan dan akibatnya
sangat Fatal. Berusaha keraslah supaya pengertian makna lidah ini,
benar-benar mengikuti petunjuk atau peraturan ayat 27 tersbut diatas.
Hal ini hanya bisa terjadi apabila ada pengertian dan kerjasama antara
Hamba Tuhan (Gembala) dengan sidang jemaat.
Ayat 28 Tetapi
jikalau tiada orang yang mengartikan, biarlah ia berdiam diri di dalam
sidang jemaat itu, hanya berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada
Allah.
Dalam
ayat ini dikatakan, apabila tidak ada seorangpun yang dapat mengartikan
makna dari karunia lidah ini, biarlah ia berdiam diri dalam sidang
jemaat itu, hanya berkata-kata kepada dirinya dan kepada Allah, berarti
dia tidak akan diam tetapi dia berkata-kata dengan karunia lidah tapi
berbisik-bisik, hanya berbicara kepada dirinya dan kepada Allah, berarti
tidak ribut dan tidak mengganggu orang lain disebelahnya, tetapi berdoa
seperti Hanna dalam 1 Semuel 1:12-13, 1 Korintus 14:2.
Berdoa
dalam Roh dengan mempergunakan karunia lidah (bahasa roh) tidak dapat
dihentikan, karena ini merupakan asap dupa yang menembusi Tirai ke Kamar
Maha Suci dalam Tabernakel dan berdoa dengan mempergunakan karunia
lidah ini sangat besar manfaatnya seperti apa yang sudah dijelaskan
dalam 1 Korintus 14:1-25, dan penguraian dalam karunia lidah dan pengertian makna lidah itu. Perhatikan 1 Korintus 14:39 : “Sebab
itu hai saudara-saudaraku, usahakanlah dirimu akan bernubuat, dan
janganlah menahan orang berkata-kata dengan karunia lidah”.
Ayat 29 Dan biarlah dua atau tiga orang yang bernubuat itu berkata-kata, dan yang lain menimbangkan kata-katanya.
Dalam
ayat 27 dan 28 telah kita bahas tentang karunia lidah dan pengertian
makna lidah, dan sekarang kita masuk pada karunia nubuatan dan
prakteknya dalam Sidang Jemaat. Dalam ayat ini ditegaskan juga bahwa
orang yang bernubuat harus satu lepas satu dan sebanyak-banyaknya 3
orang. Apabila dalam berdoa dan menyembah Tuhan, muncul seorang yang
dikaruniakan karunia bernubuat maka yang tidak bernubuat itu hendaknya
tenang dan menimbangkan kata-katanya apakah itu benar-benar ilham dari
Allah atau bukan, perhatikan 1 Tesalonika 5:19-21. Hal ini perlu
ada karunia membedakan segala Roh untuk mengetahui kalau Nubuat itu
benar dari Allah atau tidak (emosi, setan), terutama Gembala Sidang
harus memiliki karunia membedakan segala Roh ini, karena Gembala
Sidanglah yang sangat menentukan benar tidaknya karunia Nubuatan itu.
Ayat 30 Tetapi jikalau kepada seorang yang duduk disitu masuk suatu ilham, hendaklah orang yang pertama itu berdiam diri.
Memperhatikan
ayat 30 ini, dikatakan bahwa apabila seorang yang duduk disitu masuk
suatu ilham untuk bernubuat, dan mata (kepala) nubuatan ini muncul, maka
orang yang sedang (pertama) bernubuat itu harus berhenti dan memberikan
kesempatan kepada orang yang kedua untuk bernubuat demikian pula bila
ada yang masih masuk ilham dari Tuhan akan bernubuat, maka yang kedua
pun harus berhenti dan orang yang ketiga diberi kesempatan bernubuat
sampai selesai. Dan jika masih ada lagi ilham untuk orang keempat maka
Hamba Tuhan harus menghentikannya karena peraturannya hanya sampai tiga
orang saja yang bernubuat, satu per satu secara teratur.
Tidak
dibenarkan dua atau tiga orang sekaligus bernubuat, tetapi harus
mengikuti peraturan dan teratur, supaya orang lain dapat mendengar
tiap-tiap mereka yang bernubuat dan menimbangkan nubuatan-nubuatan itu
apakah dari Allah dalam ilham Roh atau tidak. Kalau itu dari Tuhan kita
terima dengan syukur, dan kalau bukan dari Tuhan kita berhak menolaknya
dengan memperhatikan 1 Tesalonika 5:19-21, 1 Yahya 4:1-6, 1 Korintus 13:19, 14:19.
Apabila
dalam satu kebaktian (perhimpunan) dimana karunia ini bekerja, dan
kerjanya karunia-karunia ini teratur, sungguh-sungguh akan membawa
sejahtera, membangkitkan iman dan membawa pada persekutuan yang indah
dengan Tuhan dan lebih dari itu meyakinkan kita bahwa Allah benar-benar
hadir (ada) diantara kita. Seperti yang tersurat dalam 1 Korintus 14:24-25.
Apalagi kalau terbuka Penglihatan (Kenyataan) rohani, seperti apa yang
dimaksud dalam ayat 26 diatas. Inilah yang mengikat kita dalam
persekutuan dengan Tuhan, sehingga kasih dan kesungguh-sungguhan
berbakti kepada Tuhan membakar setiap kehidupan kita. Dan yang perlu
dihindari adalah dalam kebaktian seperti ini jangan suka menceritakan
kelemahan orang lain, sehingga Roh Allah tidak bekerja secara aktif.
Ayat 31 Karena sekalian kamu boleh bernubuat seorang lepas seorang, supaya sekaliannya boleh paham dan sekaliannya dinasehatkan.
Dalam
ayat 31 ini, dikatakan semua orang boleh bernubuat seorang lepas
seorang, tetapi dengan syarat hanya 3 orang dalam setiap kebaktian, dan
kebaktian yang akan datang maka yang belum beroleh bagian pada
kesempatan ini boleh bernubuat, karena nubuat bukanlah monopoli
seseorang, tetapi semua dapat bernubuat, asalkan ada usaha untuk
merebutnya. Perhatikan 1 Korintus 14:1 : “Hambatlah olehmu kasih itu, dan lagi usahakanlah dirimu akan beroleh segala karunia yang rohani, tetapi terlebih pula supaya kamu bernubuat”.
Sedangkan
dalam satu kebaktian saja apabila muncul Nubuatan sampai dua atau tiga
orang, ini sudah hal yang luarbiasa, karena nubuatan ini adalah suara
Allah yang disampaikan oleh orang yang bernubuat (yang memperoleh
karunia nubuat) yang membawa sidang jemaat dikuatkan imannya, bahkan
seringkali Allah melalui suara nubuatan dalam ilham Roh ini menyampaikan
hal-hal yang perlu diketahui oleh hamba-hamba Tuhan dan sidang jemaat,
seperti yang telah diterangkan dalam Karunia Kelompok C atau Karunia
Penyembahan sebagai Pernafasan Tubuh Penganten (Gereja Tuhan).
Supaya
semuanya dapat menerima nasehat dan mengerti. Berarti Nubuatan ini
memberikan nasehat kepada kita (Hamba Tuhan dan Sidang Jemaat) untuk
merebut karunia Nubuatan ini, supaya kita semua boleh bernubuat dan kita
mengerti rahasia Nubuatan itu. Sehingga kita tidak dibimbangkan oleh
orang lain atau pelajaran-pelajaran yang coba-coba menutup Nubuatan
dalam Roh ini.
Ayat 32 Adapun roh nabi-nabi tunduk kepada nabi-nabi.
Adapun
roh nabi-nabi, karena orang yang bernubuat itu bagaikan seorang Nabi.
Dalam Perjanjian Lama orang yang bernubuat dianggap seorang Nabi. Begitu
pula orang yang bernubuat dalam Perjanjian Baru mempunyai roh Nabi
dalamnya. Memang kalau seorang yang beroleh Karunia Nubuat, kemudian
dipeliharanya dengan baik, hidup didalam kerendahan, kesucian, doa dan
puasa, dapat saja dibawa pada panggilan Nabi bagi Pria dan Nabiah bagi
Wanita. Itu sebabnya nubuat harus dipelihara, karena karunia nubuat ini
besar sekali peranannya dalam sidang jemaat.
Roh
nabi-nabi tunduk kepada Nabi-nabi, ini mempunyai pengertian bahwa
mereka yang bernubuat harus tunduk pada malaekat sidang, yang dianggap
sebagai seorang Nabi. Jadi apabila malaekat sidang ini melihat atau
mengetahui bahwa nubuatan bukan lagi ilham Roh Tuhan, maka dia (malaekat
sidang) berhak menghentikannya. Dan orang yang bernubuat itu harus
tunduk kepada kehendak malaekat sidang. Hanya saja malaekat sidang
jangan sesuka hati menghentikan Nubuatan, jangan sampai dia dituduh suka
memadamkan Roh. Oleh karena itu untuk menghentikan Nubuatan itu harus
mempergunakan Karunia Marifat dan Karunia Membedakan segala roh. Kalau
Nubuatan ini benar dari Tuhan jangan dihentikan tetapi harus diawasi
jangan sampai dipotong oleh Iblis. Dan dalam mempergunakan
karunia-karunia Roh ini harus memperhatikan nasehat Rasul Paulus dalam Rum 12:6-8.
Ayat 33 Karena Allah ialah Tuhan sejahtera, bukannya kusut. Maka seperti didalam segala sidang jemaat orang suci.
Karena
Allah adalah Tuhan sejahtera, bukannya kusut ini menunjuk bahwa segala
karunia yang dari Allah akan membawa sejahtera dan tak terbatas apabila
karunia-karunia ini berjalan, sehingga perkara-perkara yang baru akan
muncul dalam karunia-karunia ini, tetapi selalu diperhatikan bahwa
segala karunia itu tidak terlepas dari Firman Allah. Selalu berhubungan
dengan Firman Allah yakni 66 kitab dalam Alkitab. Suatu Nubutan atau
karunia yang sudah keluar dari Firman Allah, jangan segera diterima
tetapi harus dikontrol atau diperiksa.
Oleh
karena itu apabila karunia-karunia Roh ini berjalan atau muncul dimana
saja dalam sidang, selalu membawa sejahtera karena bersumber dari satu
Roh dan Firman Allah, perhatikan 1 Korintus 12:13, Epesus 4:3-7.
Hal ini harus menjadi perhatian dari malaekat sidang, bahwa apabila
karunia-karunia ini muncul akan selalu membawa sejahtera dan menguatkan
iman.
Ayat 34 Hendaklah
segala perempuan berdiam dirinya didalam sidang-sidang jemaat itu.
Karena tiada diizinkan kepada mereka itu berkata-kata melainkan wajiblah
mereka itu takluk, seperti kata Torat juga.
Dalam
ayat ini merupakan salah satu permasalahan yang perlu kita ketahui,
karena ada penafsir Alkitab, karena membaca ayat ini kemudian tidak
mengizinkan seorang perempuan berkata-kata dalam sidang, apalagi sebagai
seorang Penginjil atau Hamba Tuhan yang melayani Sidang Jemaat. Mereka
kurang teliti dan tidak membaca ayat-ayat yang lain, bahkan sampai
bernubuatpun perempuan tidak diizinkan. Mereka tidak tahu bahwa dalam
Perjanjian Lama perempuan diangkat sampai pada kedudukan Nabiah dan
dalam Perjanjian Baru Nabiahpun ada, perhatikan Wahyu 2:20, Lukas 2:36. Bahkan dalam Pilipi 4:1-3.
Eodia dan Sintiche adalah perempuan yang turut menginjil bersama-sama
dengan Rasul Paulus dan kawan-kawannya. Juga Febe pelayan Sidang
Kenkeria, perhatikan Rum 16:1-2. Bahkan dalam Kisah Rasul 2:16-18, dimana termasuk hamba-hamba Tuhan yang perempuan.
Memang
apabila seorang perempuan manjadi seorang hamba Allah, dia mempunyai
batas-batas pelayanan, beberapa sakramen penting dalam Gereja perempuan
tidak diizinkan melayani seperti :
§ Baptisan Air.
§ Perjamuan Suci.
§ Pemberkatan Nikah (perkawinan).
§ Doa Nikmat (berkat)
Hanya
boleh dilakukan oleh Hamba Tuhan pria saja. Hal ini perlu diperhatikan.
Yang dimaksud dengan ayat 34 ini mengenai perempuan-perempuan Korintus
yang hidupnya tidak layak, karena mereka terlibat seperti apa yang
dimaksud dalam Titus 2:4-5 antara lain :
1. Tidak mengasihi suaminya.
2. Tidak menyayangi anak-anaknya.
3. Tidak menguasai dirinya (masih mengikuti hawa nafsunya).
4. Tidak hidup suci.
5. Malas.
6. Tidak mengindahkan rumah tangganya.
7. Hatinya tidak benar dihadapan Allah dan sesama manusia.
8. Tidak tunduk pada suami, bertentangan dengan Firman Allah dalam Epesus 5:22-23.
Kedelapan
perkara diatas inilah yang masih diamalkan oleh perempuan-perempuan
yang bersuami ini, yang menjadi hojat dalam Firman Allah, tidak menjadi
surat terbuka. Sedangkan Tuhan menghendaki supaya kita menjadi surat
terbuka. Begitu juga sebaliknya bila suami juga berbuat seperti yang
diperbuat oleh perempuan-perempuan atau istri-istri, jangan juga
mengajar karena tidak akan membawa berkat, sebab itu Rasul Paulus
menasehatkan dalam 1 Korintus 11:1 : “Hendaklah kamu menurut teladanku, seperti akupun menurut teladan Kristus”.
Dan hubungkan pula dengan 2 Korintus 3:2-3, Yahya 8:31.
Tetapi apabila perempuan-perempuan berusaha hidup sesuai dengan
kehendak Firman Allah, maka bernubuat itu tidak dilarang, sebab dalam Kisah Rasul 2:16-18, dikatakan bahwa anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat.
Contoh dalam Alkitab, perhatikan anak-anak perawan dari guru Injil Pilipus di Kaisaria, keempat anak perawannya bernubuat, Kisah Rasul 21:8-9.
Jelas disini bahwa ayat ini hanya berlaku kepada perempuan-perempuan
atau istri-istri yang tidak hidup seturut dengan Firman Allah, jangan
mereka bernubuat karena hanya menjadi hujat kepada Firman Allah. Kecuali
kalau mereka itu bertobat, kembali kepada kehendak Firman Allah. Karena
seorang perempuan yang beroleh karunia bernubuat dan dipeliharanya
serta rajin membaca Firman Allah, berdoa dan berpuasa, dia sedang dibawa
oleh Roh Tuhan menuju kepada lantikan seorang Nabiah. Karunia yang
menonjol kepada seorang Nabi atau Nabiah adalah Karunia Nubuatan.
Ayat 35 Jikalau
mereka itu suka belajar apa-apa, biarlah mereka itu bertanya kepada
suaminya sendiri dirumah, karena menjadi suatu aib bagi perempuan
berkata-kata didalam Sidang Jemaat.
Memperhatikan
penjelasan atau keterangan dari ayat 34 diatas, maka sebagai hukuman
bagi perempuan atau istri yang tidak mau bertobat, dia tidak boleh
bernubuat dalam Sidang, bahkan dilarang berkata-kata dalam Sidang
Jemaat. Dengan cara ini membawanya mengerti dan kemudian bertobat dan
menurut kehendak Firman Allah, barulah diizinkan bernubuat atau
berkata-kata dalam Sidang Jemaat.
Selama
istri-istri tidak mau berdiri atas kebenaran Firman Allah, jangan dia
bernubuat di Sidang Jemaat, bahkan berkata-kata dan kalau ada sesuatu
yang ingin dikatakannya, cukup suaminya yang berbicara dalam sidang dan
kalau dia ingin pengertian selanjutnya biarlah dia bertanya nanti kepada
suaminya dirumah, sebab kalau dia berkata-kata ditengah Sidang Jemaat,
itu menjadi aib atau cela kepadanya.
Sekali
lagi peraturan ini hanya berlaku kepada perempuan-perempuan atau
istri-istri yang tidak menurut kehendak Firman Allah, tidak menjadi
surat yang terbuka. Tetapi kalau dia hidup seturut dengan kehendak
Allah, bernubuat, berkata-kata dalam Sidang Jemaat, bahkan menginjil
sekalipun tidak ada larangannya. Bahkan dia dapat diangkat atau dilantik
oleh Tuhan menjadi seorang Nabiah. Nabiah adalah tempat
bertanya-tanyakan sesuatu dari Tuhan, karena sesuatu rahasia guna
kepentingan Sidang Jemaat atau umum diungkapkan Tuhan kepadanya.
Ayat 36 Daripada kamukah firman Allah itu sudah keluar ? Atau kepada kamu sajakah firman itu sudah sampai ?
Maksud
daripada ayat ini adalah bahwa bukan saja untuk Sidang Jemaat Korintus
peraturan ini berlaku, tetapi untuk sidang-sidang Jemaat yang lain pada
masa itu, dan Firman Allah dan peraturan ini berlaku juga bagi kita
Gereja Akhir Zaman. Bahkan lebih ketat lagi karena kita memasuki
penyempurnaan Gereja atau Hujan Akhir, menunggu kedatangan Tuhan Yesus
untuk menjemput GerejaNya, perhatikan 1 Tesalonika 5:23-24, 1 Petrus 1:25
dan berita ini harus disampaikan keempat penjuru alam dan merupakan
tugas dari hamba-hamba Tuhan yang sudah dipanggil atau dilantik dan
ditetapkan untuk membawakan Kabar Kesempurnaan – Kabar Kesukaan – Injil
Sepenuh, perhatikan Matius 28:19-20, Kisah Rasul 1:8.
Ayat 37 Jikalau
barang seorang menyangka dirinya nabi atau orang rohani, hendaklah ia
mengetahuai barang yang aku suratkan kepadamu itulah hukum Tuhan.
Rasul Paulus menyarankan, bahwa kalau seorang menyangka dirinya nabi atau orang rohani, hendaklah mereka mengetahui bahwa 1 Korintus 14:1-25 dan 26-40,
adalah suatu hukum Tuhan atau ketetapan Allah. Sebagai hukum Tuhan yang
harus dilaksanakan. Kenapa dikatakan seorang Nabi, karena Nabi itu
adalah tempat penyampaian rahasia Allah, bahkan dalam Epesus 2:20 dikatakan : “Dibangunkan diatas alas segala rasul dan nabi-nabi, maka batu penjurunya itulah Kristus Yesus sendiri”.
Gereja
Pertama dibangun diatas pelajaran Rasuli dan Nabi, sehingga Gereja
Pertama (Hujan Awal) terbentuk dan disempurnakan seperti apa yang
disuratkan oleh Rasul Petrus dalam 1 Petrus 2:9-10 dan Rasul Paulus dalam 2 Korintus 11:2.
Orang Rohani : Yang dimaksud dengan orang Rohani ialah orang yang termasuk dalam 1 Korintus 12:21-31 dan sudah melaksanakan Yahya 3:5, Kisah Rasul 2:38 dan telah beroleh karunia-karunia Rohulkudus - 1 Korintus 12:8-11, dan kemudian mempraktekkan Buah-buah Roh - Galatia 5:22-23, 1 Korintus 13:1-13, kemudian termasuk dalam 2 Korintus 11:2 dan 1 Petrus 2:9-10.
Sebab orang Rohani yang termasuk dalam 1 Korintus 3:1-4, 6:1-7, Ibrani 5:12-14
disebut orang Rohani yang duniawi - termasuk kanak-kanak Rohani belum
dapat mengerti mana yang baik dan mana yang jahat. Belum mengerti mana
pelajaran dari Tuhan mana pelajaran akal-akal manusia, perhatikan Epesus 4:14. Itu sebabnya rahasia 1 Korintus 14:1-40 ini tidak dimengerti.
Jadi hanya orang yang menyangka dirinya Nabi atau orang Rohani dapat mengerti rahasia dari 1 Korintus 14
ini dan peraturan-peraturan mempergunakan karunia-karunia ini dalam
kebaktian (ibadah). Sebab banyak hamba-hamba Tuhan yang percaya 1 Korintus 14
ini, akan tetapi dalam peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dan
dalam pelaksanaan karunia-karunia Rohulkudus ini mereka tidak mengerti
dan tidak mengikuti ketetapan, sehingga dalam kebaktian memasuki Doa dan
Penyembahan orang yang berkarunia lidah yang diartikan melampaui 3
orang dan bahkan semua diartikan begitu pula dalam bernubuat, biasa
sampai 10 orang bernubuat. Ini berarti sudah melanggar ketentuan yang
telah ditetapkan oleh Tuhan sebagai hukum Tuhan. Sebab itu perlu
menyelidiki rahasia dari Doa dan Penyembahan dalam mempergunakan 1 Korintus 14 ini.
Ayat 38 Tetapi jikalau barang seorang tiada hendak mengetahuinya, biarlah ia tiada mengetahui.
Memperhatikan ayat ini Rasul Paulus mengingatkan bahwa kalau seseorang tidak menghendaki untuk mengetahui rahasia 1 Korintus 14 ini, biarlah ia tidak mengetahuinya. Tetapi merugikan dirinya sendiri. Karena 1 Korintus 14:1-40 adalah salah satu rahasia doa dan penyembahan yang sukar dimengerti, seperti apa yang oleh Rasul Petrus katakan dalam 2 Petrus 3:15-16. Tetapi kalau tahu jalannya karena diberi petunjuk oleh Rohulkudus maka hal ini tidak sulit, bahkan 1 Korintus 14 ini akan membawa sampai kepada adanya pengwahyuan pengajaran.
Sebab itu apabila kita didorong oleh Hamba-hamba Tuhan atau anak-anak Tuhan untuk mengetahui rahasia dari 1 Korintus 14
ini biarlah kita berusaha dalam hal itu, karena karunia-karunia ini
adalah merupakan pakaian Penganten yang sangat menentukan pertunangan
kita dengan Tuhan bahkan membawa kita sampai kepada menikah dengan Tuhan
secara Rohani. Dan bagaimana cara atau jalannya akan Tuhan akan
mengajar sehingga kita mengetahui rahasia Firman Allah yang heran,
perwujudan dari Yermia 33:3 :
“Berserulah
olehmu kepadaKu, maka Aku kelak menyahut kepadamu dan Aku akan memberi
tahu kepadamu perkara yang besar-besar dan perkara yang terlindung, yang
tiada kau ketahui”
Ayat 39 Sebab
itu, hai saudara-saudaraku, usahakanlah dirimu akan bernubuat dan
janganlah menahan orang berkata-kata dengan karunia lidah.
Dalam ayat ini kembali Rasul Paulus menulis sebagai berikut:
a. Usahakanlah dirimu akan bernubuat, dan hubungkan ini dengan 1 Korintus 14:1, karena nubuat ini menguatkan iman Sidang Jemaat, seperti yang dimaksud dengan 1 Korintus 14:3 : “Tetapi orang yang bernubuat itu, ia mengatakan kepada manusia perkataan yang meneguhkan iman dan nasehat dan penghiburan”.
Bahkan supaya masing-masing beroleh bagian untuk bernubuat seperti, yang dimaksud 1 Korintus 14:31. Jadi bernubuat itu bukan milik Hamba Tuhan saja, tetapi juga untuk Sidang Jemaat.
1. Jangan menahan orang yang berkata-kata dengan karunia lidah. Jadi
karunia lidah dalam tiap-tiap pribadi kita harus dipergunakan, karena
itu akan menguatkan iman sendiri, bahkan melalui karunia lidah ini kita
berbicara rahasia dengan Allah, 1 Korintus 14:2. Hanya dalam pemakaiannya harus memperhatikan 1 Korintus 14:28, artinya jangan ribut, cukup dia dengan Allah saja yang dengar.
Tetapi
kalau mata nubuatan belum muncul ditengah-tengah penyembahan Sidang
Jemaat, dan apabila karunia lidah ini dapat diartikan maknanya maka
nilainya sama dengan Nubuatan, karena menguatkan iman.
Jadi
kedua karunia ini hendaklah dipergunakan menurut ketentuan yang telah
ditetapkan, karena kedua karunia ini membawa kita kepada kekuatan iman.
Ayat 40 Tetapi segala perkara itu hendaklah dilakukan dengan senonoh dan dengan peraturannya.
Rasul
Paulus menasehatkan Sidang Jemaat Korintus, dalam mempergunakan
karunia-karunia Roh ini supaya dilakukan dengan sopan dan dengan
peraturannya. Berarti tidak boleh simpang siur, seperti apa yang telah
diterangkan dan dijelaskan diatas.
Apabila
kita memperhatikan nasehat-nasehat dan petunjuk-petunjuk tersebut
diatas (ayat demi ayat), maka karunia-karunia Rohulkudus ini akan
berjalan dengan baik sekali dan pasti membawa kekuatan iman dan menjadi
kesukaan bagi setiap orang Kristen yang berkemauan baik.
Dengan
memperhatikan semua peraturan dalam uraian tersebut diatas dalam
menjalankan karunia-karunia Rohulkudus ini dan dengan mempergunakan
karunia membedakan segala Roh serta karunia Marifat untuk mengontrol
maka semua karunia ini akan berjalan lancar, seperti yang dimaksud
dengan 1 Korintus 14:33.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silankan Mengisi Komentar anda dan email