Disadur/copy dari : gpdiworld.us
Singkatnya mereka pindah ke Seattle, dimana ia tetap berdoa dan menunggu Tuhan. Tapi kelihatannya tidak terjadi apa-apa, dan mereka kehabisan uang. Setelah beberapa minggu berlalu, ia berkata pada Tuhan, “Jika sesuatu tidak terjadi, Aku akan membersihkan peralatan kerjaku dan kembali bekerja.” Kemudian seratus dolar datang lewat pos. Hal ini memenuhi apa yang dibutuhkan.
Ia menghadiri Pine Street Mission diatas toko furniture di Proctor building di ujung dari Second Avenue dan Pine Street, di pusat kota. Pesan Pantekosta telah datang di gereja ini dan pastornya memiliki kemampuan yang nyata untuk mengabarkan injil. Brother Offiler, bagaimanapun, mendapat penglihatan bahwa terdapat sesuatu yang salah dalam misi tersebut. Ia melihat indahnya, aliran ombak air, tetapi ketika ia berjalan mendekat ia melihat tubuh yang mati terbaring didalam air tersebut. Segera setelah itu, ia dipanggil untuk menjadi Pastor baru. Ia menerima panggilan itu dan mulai bekerja dalam tahun 1914.
Tak sesuai dengan kenyataan bahwa Brother Offiler yang tidak mempunyai latar belakang sekolah Alkitab formal, tapi ia sangat berhasil menarik pengikut dalam jumlah yang besar. Pelayanan berkembang sangat cepat kedalam pusat pemulihan. Untuk delapan tahun misi tersebut terus menerus memulihkan. Terjadi kegerakan Roh Allah di Pine Street Mission sebagaimana ia memberitakan Firman Tuhan.
Kemudian Tuhan mulai memberinya banyak pewahyuan mengenai akhir zaman, mempelai Kristus dan ke-Illahian, beberapa diantaranya tidak secara cepat diartikannya dengan tepat. Ia sampai pada ketetapan bahwa kitab suci yang sangat penting harus dijabarkan kedalam dua pengertian yaitu secara harafiah dan dalam perumpamaan. Kepercayaan ini, dalam pergerakannya, memimpinnya pada usaha yang ekstrim untuk menemukan arti simbol didalam beberapa hal, dan didalam usaha untuk menginterpretasikan arti simbol tersebut secara harafiah. Bagaimanapun juga, tak berhenti dengan itu, Pastor Offiler terus menerima, melalui pelajaran Alkitab dan pewahyuan, kekayaan kebenaran untuk hari-hari terakhir gereja yang telah tersedia ilham pengarahan secara Alkitabiah.
Satu wahyu diceritakan datang dalam hal yang tidak seperti biasanya setelah Pastor Offiler menyelesaikan penginjilan di Pine Street Mission dan ketika sedang duduk melingkar bersama beberapa orang kudus. Dikatakan bahwa Roh Allah datang turun dan menampilkan sesuatu tentang akhir zaman dalam bahasa gerak tubuh/pantomime. Kenyataannya, dengan cara yang lain persekutuan itu baru saja berakhir ketika Pastor Offiler melihat hal ini terjadi. Kemudian ada berita datang dari misionari dari Cina bahwa ketika hal ini terjadi di Seattle, hal yang bersamaan juga telah terjadi di Cina. Kejadian ini dikatakan bahwa seorang anak kecil Cina telah menerima wahyu mengenai akhir zaman, Wahyu fasal 12 dan naga merah yang besar, yang mana hal tersebut belum pernah mereka baca sebelumnya. Ini menyatakan pada mereka bahwa tubuh mungkin saja berada dalam puluhan ribu mile, tetapi ada kesatuan dalam tubuh yang melampaui apapun yang dapat dilakukan oleh manusia.
Pine Street Mission bertumbuh sampai membuatnya perlu untuk pindah ke lokasi yang baru, yang membawanya ke sudut Seventh and Olive Streets di Seattle. Gereja baru ini dinamakan Pentecostal Mission and Apostolic Assembly.
Pada tahun 1915, Pastor Offiler menghadiri pertemuan General Council yang kedua dari Assemblies Of God di St.Louis, Missouri, diketuai oleh E.N.Bell. Pengajaran yang mengundang pertentangan dinamakan “issue baru” atau “wahyu baru” telah dikeluarkan. Seri pertemuan ini adalah untuk mengetengahkan issue ini dan menetapkan arahan bagi organisasi. Issue yang baru tersebut kemudian diketahui sebagai Gerakan Jesus Only. Hal ini berpusat pada pengajaran bahwa Allah bukanlah tiga pribadi, tapi satu; Bahwa Yesus adalah Allah Bapa, Ia Allah Anak dan Ia Allah Roh Kudus; dan nama Allah (Bapa, Anak dan Roh Kudus) adalah Tuhan Yesus Kristus. Oleh karenanya issue baru ini membawa konsep ortodox mengenai trinitas kedalam suatu pertanyaan. Apa yang dinamakan wahyu baru menyatakan bahwa trinitas tersebut adalah berbagai doktrin yang telah dibuat oleh para tokoh gereja waktu lalu.
Issue ini menciptakan pemisahan dalam kelompok-kelompok, menghasilkan dua bentuk kelompok besar penganut Pantekosta. Yang satu memisahkan diri kedalam apa yang sekarang dikenal sebagai United Pentecostal Church, yang konsep keIllahiannya hanya Yesus saja. Mereka tetap percaya bahwa Kitab Rasul-Rasul membuktikan tidak adanya bentuk trinitas untuk baptisan, untuk itu dicatat bahwa gereja mula-mula membaptis dalam nama Yesus Kristus atau dalam nama Tuhan Yesus. Kelompok lainnya berkembang secara bertahap kedalam beberapa type denominasi Pantekosta, termasuk Assemblies Of God dan Pentecostal Holiness Churches. Kelompok ini menekankan baptisan “didalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus,” sesuai dengan Matius 28:19. E.N.Bell yang telah dibaptis sesuai paham Jesus Only, dianjurkan untuk meninggalkan kelompok tersebut dan dibaptis ulang dalam cara trinitas.
Ketika konferensi telah berlalu, terdapat perbedaan bagian yang sangat besar diantara para pengkhotbah. Akhirnya Pastor Offiler diminta untuk berbicara. Sebelum ia menyampaikan pokok pembicaraannya, ia pergi kepada orang-orang penganut trinitas dan menanyakan mereka,” jika saya dapat memperlihatkan kepada anda dimana tiga pribadi dalam keIllahian telah bermanisfestasi dalam satu tubuh, maukah anda menerima ini?” Mereka kelihatannya terbuka dan mau menerima. Kemudian ia pergi pada penganut kesatuan Illahi dan berkata” Jika aku dapat memperlihatkan pada anda dimana Allah yang satu bermanifestasi dalam tiga tubuh, maukah anda menjadi terbuka?” mereka tidak terlalu terbuka.
Kemudian dengan membawa catatan berharga dari berbagai pendapat dalam pertemuan, ia berbicara kepada kelompok tersebut sekitar dua atau tiga jam. Didalam aksen Inggrisnya yang lembut, tetapi dengan jelas dan berwibawa, Ia menyajikan ketiga alternatif dalam pembicaraan itu. Ia membahas bahwa kedua kelompok tersebut secara terpisah adalah benar. Baptisan didalam nama Bapa, Anak Laki-Laki dan Roh Kudus seperti yang dijelaskan dalam Injil adalah tanpa diragukan, pola Alkitabiah yang benar, katanya. Hal ini adalah perdebatan yang diajukan oleh kelompok penganut trinitian. Bagaimanapun juga ia menegaskan bahwa pola yang digunakan oleh gereja mula-mula, yang telah dicatat oleh Kitab Rasul-Rasul, juga adalah benar, seperti yang diargumentasikan oleh kelompok Jesus Only. Ia tawarkan pada pokok utama pembahasannya untuk diperhatikan bahwa tiga nama telah ditulis oleh Injil mengenai petunjuk untuk baptisan. Bapa, Anak Laki-Laki dan Roh Kudus bukanlah nama yang digunakan dalam baptisan oleh gereja mula-mula seperti yang dicatat oleh Kitab Rasul-Rasul. Ia mengatakan nama dari ketritunggalan Allah telah dinyatakan dalam nama Bapa, yang adalah Tuhan, dan dalam nama Anak-Laki-Laki, yang adalah Yesus, dan nama Roh Kudus, yang adalah Kristus. Disimpulkannya bahwa baptisan pada zaman gereja mula-mula didalam nama Tuhan Yesus Kristus merupakan pemenuhan petunjuk Alkitabiah untuk membaptis didalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Wahyu, kesatuan pemikiran dan ketentuan dari Kitab Suci memberi otoritas kepada Pastor Offiler. Ia tidak dapat menerima konsep atau opini bahwa Allah memberikan pandangan-pandangan yang saling bertabrakan didalam Firman-Nya. Maka ia percaya sesungguh-sungguhnya bahwa Allah adalah Tritunggal. Tapi ia juga memohon dengan sungguh Tuhan akan menunjukkannya bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Nama Tritunggal dari Allah Tritunggal.
Banyak dari hati orang yang menerima telah terbuka. Tapi banyak juga yang keberatan akan alasannya. Sangat menyedihkan, perkataan-perkataan yang tajam telah mengubah keadaan antara Pastor Offiler dan E.N.Bell. Pastor Bell berdiri untuk berbicara menentangnya, mengulangi perkataan “Tuhan Yesus Kristus, Anak dari Allah Bapa,” dari 2 Yohanes 3. Secara jelas ia ingin menunjukkan bahwa Nama Tuhan Yesus Kristus adalah Nama Anak, dan adalah salah bahwa Pastor Offiler menggunakan Nama itu untuk menamakan Ketritunggalan.
Pastor Offiler kemudian berdiri dan menentang Pastor Bell dalam bahasa lidah. Hal ini, kemudian Pastor Offiler sadar, merupakan kesalahan yang sangat besar. Hari berikutnya, ketika salah seorang dari saudara seiman berkata padanya, “Kebenaran yang anda tunjukkan pada saya kemarin malam sangat ajaib,” Pastor Offiler berkata menjawabnya, “Aku tahu apa yang sudah kulakukan, aku menunjukkan kebenaran, tapi berakhir dalam roh yang salah. Kemarin malam, Allah menunjukkan padaku bahwa setiap pelayanan injil berdiri mewakili Tuhan. Aku telah melakukan kesalahan dalam menentang Pastor Bell.” (Setelah itu Pastor Offiler tidak akan pernah mengijinkan dalam suatu kelompok ada seseorang yang menggunakan bahasa lidah dalam menafsirkan atau bernubuat untuk menentang. Beberapa orang yang melakukan hal itu meninggalkan gereja ketika ia memberitahu mereka, “Itu tidak diijinkan. Kita tidak dapat melakukan itu”).
Pertemuan General Council yang kedua berakhir dengan sebagian besar pengikut trinitian salah paham dan beranggapan bahwa Pastor Offiler menjadi penganut Jesus Only, ketika pengikut “Masyarakat Kesatuan” menolak untuk berkompromi terhadap tambahan ide mengenai teori trinitas. Pastor Offiler tidak puas dengan kegagalannya untuk mempengaruhi kesepakatan yang dapat diterima oleh kedua pihak dan dapat mengubah perbedaan yang pada akhirnya timbul karena “Issue Baru”, dan yang membawa pada kesalah pahaman yang terlalu besar pada doktrinnya.
Ia secara umum telah banyak dijuluki sebagai orang yang antusias terhadap Jesus Only, yang tidak dapat berada lebih lanjut dari kebenaran. Ia berkhotbah dan berpikir mengenai doktrin trinitas sebagai salah satu dasar dari kitab suci. Ia berpikir tiga cerita dalam bahtera Nuh sebagai simbol dari trinitas. Ia berpikir bahwa tiga malaikat yang menampakkan diri kepada Abraham tidak lain dan tidak bukan adalah Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus. Ia berpikir bahwa dua malaikat yang turun ke Sodom adalah Allah Anak dan Roh Kudus. Ia berpikir bahwa Allah Anak berseru kepada Bapa untuk menuangkan penghakiman bagi Sodom. Belajar melalui type dan bayangan dalam bukunya, God and His Name yang kelihatannya secara jelas menggambarkan doktrin dari ketritunggalan Allah.
Bagaimanapun juga ia berpegang dan berpikir pada formula baptisannya yang unik sepanjang masa hidupnya, mengubah pembaptisan “didalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, yaitu Tuhan Yesus Kristus” Ini adalah metode bagi pekerja penginjilan keluar dan misi gereja-gereja yang berkembang dari kerja Pastor Offiler.
Kemudian Pastor Offiler telah menarik perkumpulannya dengan Assemblies of God dari mengikuti persekutuan ini. Sebagai hasilnya, persekutuan dengan gereja-gereja Assemblies of God di Seattle menjadi sangat sulit. Setelah berbalik kembali kerumah, Pastor Offiler menerima Pastor Welsh (dikenal dengan “Daddy Welsh”) dari Assemblies of God kedalam kerumahnya sebagai suatu denominasi yang telah dibentuk di barat laut. Ia berkata pada Pastor Offiler bahwa “Anda telah membuat kesalahan dengan tidak bergabung dengan ini. Saya ragu anda dapat memiliki persekutuan dari sini ke New York.” Pastor Offiler menjawabnya, “Ketika saya meninggalkan plumbing and heating bussiness, saya meninggalkan union.”
Tetapi ia menunjukkan persekutuan terhadap orang-orang Assemblies of God, membuka pintu lebar-lebar bagi banyak misionari yang melalui gerejanya. Ia memiliki penginjil-penginjil dari berbagai kelompok dari Assembly of God dan seperti yang lainnya, termasuk W.V.Grant dan Morris Plotts. Ia katakan bahwa ia dengan bersemangat telah berbicara sungguh-sungguh dengan satu dari pemimpin mula-mula didalam organisasi dan mengatakan padanya apa yang Tuhan telah tunjukan padanya. Pastor Offiler bertanya padanya, “Dan apakah yang anda pikirkan yang harus aku lakukan?” Orang ini kemudian menjawab, “Saya pikir anda sepatutnya mengikuti kursus yang sedang anda ambil”
W.W.Patterson Pastor yang kemudian meneruskan kepastoran Offiler, ia datang ke gereja pada tahun 1926 sebagai seorang muda dan juga sebagai pemimpin orang muda, berkata “Saya ingat satu persekutuan yang dihadiri oleh Pastor Offiler. Ia memainkan trombonenya bersama yang lain dalam orchestra dibawah sana. Samuel Swanson, Supervisor distrik dari perkumpulan kemudian berdiri dan berkata, “Kita akan lebih baik berkhotbah tentang Yesus dan bukan Matahari, bulan dan bintang-bintang dan 70 minggu-nya Daniel, atau sesuatu yang berhubungan dengan itu. Semua mata melihat Pastor Offiler. Tentunya ia menjadi merah padam, tapi ia menguasai keadan dengan tenang. Setelah itu ia katakan pada saya, akan nampak bahwa kesempatan kita untuk bersekutu lebih baik terbatas dengan saudara-saudara seiman.
Beberapa orang merasa bahwa Pastor Offiler telah emosi dan tidak mau mewujudkan persekutuan. Beberapa orang berpendapat bahwa ia mengisolasi dan menarik diri. Tapi orang yang dekat dengannya berkata, hal sebaliknya, ia berusaha untuk memperluas persekutuan dan memeliharanya. Pastor Offiler berkata, “Harinya akan datang ketika Allah akan meghancurkan hambatan-hambatan. Tidak akan ada lagi Methodist, Nazarene, Baptist, Pentecostal. Semua ini akan menjadi tubuh Kristus. Kita akan dibawa bersama-sama. Hambatan harus hancur, dan umat Allah akan dibawa bersama pada akhir zaman.” Dan, dengan berpendapat bahwa ia tidak bisa kompromi dengan pengarahan yang ia tahu Allah telah memberikan padanya, ia berusaha bekerja sampai pada akhirnya.
Putri tertua Offiler, Harriett, meninggal karena influenza selama terjadi wabah besar flu pada bulan Juni 1918.
Pada tahun 1921 gereja mulai mengirim team misionari ke Indonesia, pertama ke Bali kemudian ke Jawa. Misi kelompok-kelompok ini pertama untuk membawa kesaksian Pantekosta ke pulau-pulau di Indonesia, menjadi berkat dengan kesembuhan banyak penderita lepra. Mereka mendirikan sekolah Alkitab di beberapa tempat di Indonesia, menjangkau masyarakat setempat untuk melakukan pekerjaan pemberitaan injil di tanah air mereka.
Setelah Pine Street Mission bekerja dalam pemulihan dan kuasa selama delapan tahun, undangan datang pada tahun 1922 untuk Pastor Offiler untuk memberitakan Firman Tuhan di Victoria Home di Los Angeles., dimana Warren Fisher adalah Pastor disana. Pastor Offiler mengikuti pertemuan yang dipimpin oleh Sister Amy McPherson di Angelues Temple. Ketika ia tiba disana, ia dapati bahwa Sister McPherson tidak akan meninggalkan tempat itu. Kemudian sebagai gantinya ia pergi ke Pasadena , dimana ia diminta untuk melayani.
Disana, diceritakan, beberapa penganut kesatuan telah menunjukkan diri untuk mengambil alih. Pastor Offiler sering menjelaskan lebih lanjut bagaimana ia telah menyajikan mengenai ketritunggalan kepada mereka. Ia katakan ia sudah sampaikan pada pemain piano pada pertemuan, “Mainkan kunci C sedang,” dan kemudian ia katakan padanya, “Pertahankan nada itu.” Kemudian ia katakan pada saudara seiman penganut kesatuan, “Itu adalah yang saudara sedang lakukan.” Kemudian ia katakan kepada pemain piano, “Sekarang mainkan irama: tiga nada bersamaan.” Dan ia katakan, “itulah yang saudara perlukan.”
Ketika ia sedang berada di Los Angeles, ia berpuasa dan berdoa selama tiga hari tiga malam, tidak makan dan minum. Setelah ia kembali dari pertemuan suatu malam, ia pergi kekamarnya dan berlutut. Tiba-tiba ia mendapat penglihatan seorang wanita terbaring di meja operasi. Ia berpikir, “Oh, isteriku!” Ia sedang dalam keadan tubuh yang lemah, dan ia beranggapan bahwa Allah telah menunjukkannya bahwa ia sedang berada di rumah sakit. Kemudian ia pergi ke telephone dan berusaha menghubungi Seattle. Ketika ia tidak mendapat sambungan, ia kembali dan berlutut lagi, dan penglihatan itu kembali lagi.
Ia melihat dalam penglihatan ini wanita itu terbungkus perban dari kepala sampai ke kaki, hanya matanya, hidung dan mulut yang terlihat. Kemudian ia melihat dokter-dokter ia katakan mereka adalah orang yang sedang belajar berdiri mengelilingi dan membahas apa yang dapat mereka lakukan. Mereka katakan, “Yang bisa kita lakukan hanyalah menambah perban lebih banyak.” Ketika hal ini sedang berlangsung, tiba-tiba Tuhan Yesus berdiri didepan mereka dan membuka gulungan. Padanya terdapat nama-nama dan alamat duabelas orang, ditulis dalam bahasa asing. Tuhan katakan, “Segera Aku akan membawanya keluar dari tangan perampok-perampok ini dan menaruhnya kedalam tangan-tangan mereka kepada siapa yang Aku telah pilih.”
Pada saat yang bersamaan suatu kelompok sedang dalam doa di Seattle. Selama pertemuan doa, seorang saudari menangis keras, “Pada saat ini Allah sedang menunjukkan Pastor Offiler rasul-rasul akhir zaman, nama-nama mereka, seribu duaratus mile jauhnya dari sini.”
Pastor Offiler melanjutkan doa dan puasanya, merefleksikan tahun-tahun yang berlalu dari pergerakan Roh Allah didalam cara yang ajaib seperti itu. Kemudian ia berdoa, “Tuhan, jika aku telah melangkah melampaui apa yang seharusnya menjadi bagianku; jika, dalam berkat dan wahyu dari persekutuan, aku telah berpikir dan berkhotbah yang semuanya itu melampaui apa yang menjadi bagianMu, dan apa yang ada didalam FirmanMU, tunjukkanlah kesalahanku, nyatakan kelalaianku, dan aku akan kembali ke Seattle dan akan memberitahukan hal ini dihadapan jemaat. Tuhan, inilah hatiku menangis.” Tetapi Kesaksiannya hanyalah seperti itu, selama tiga hari tersebut menantikan Tuhan di Los Angeles, Tuhan datang padanya dan membukakan rahasia FirmanNya dengan kebenaran-kebenaran yang ia belum pernah lihat atau ketahui sebelumnya. Urapan Allah datang melingkupinya selama periode waktu itu.
Pada akhir dari tiga hari tiga malam itu, ia mengambil makan malam Tuhan. Kemudian Tuhan berkata, “Tiga hari lagi,” maka ia puasa lagi untuk tiga hari tiga malam. Ia katakan pada suatu ketika selama waktu itu ia mendengar puisi dari mulut Tuhan Yesus, sepertinya telinga manusia belum pernah mendengarnya. Ia menjelaskan kasih-Nya, pujian dan penghargaan-Nya pada mempelai wanita-Nya. Pastor Offiler berkata, “Perkataan-perkataan tersebut memiliki hubungan terhadap kasih Kristus didalam gereja.” Ia katakan ia berpikir bahwa gereja itu adalah sesuatu yang sama seperti ini didalam buku kidung agung. Ia telah menjadi bingung dan mencoba untuk mencari jalannya, meskipun dijalan, ia memerlukan pertolongan. Ia juga mengatakan bahwa Tuhan datang padanya dan menguatkan hatinya mengenai pokok dari rahasia besar antara Kristus dan gereja-Nya dan kesempurnaan gereja pada akhir zaman.
Sebagai hasil dari kesemuanya itu, ia menjumpai perlawanan lebih lanjut. Sekarang bukan saja hanya didalam hal Nama KeIllahian, tapi juga mengenai penyajian tentang mempelai wanita dan kesempurnaannya. Ia telah menyatakan, sebagai illustrasi dan pembuktian, bahwa Tuhan Yesus tidak dapat kembali secepatnya. Untuk hal ini ia telah menentang penundaan akan kedatangan Tuhan. Tapi ia tahu bahwa Firman Tuhan menunjukkan bahwa beberapa hal yang benar harus dipenuhi terlebih dahulu. Berpikir ia tidak pernah mengesampingkan kembalinya Yesus ia katakan, “Masa menarik semakin mendekat, waktu akhir zaman sudah diantara kita ia menekankan bahwa Allah mempunyai banyak lagi hal untuk gereja-Nya untuk dilakukan dan dialami sebelum hari itu. Maka ia berpegang pada hal ini dan tidak dapat dihentikan oleh perlawanan, dan menyatakan, “Jika pernah kita perlu untuk mengetahui dan mengerti Firman Allah tujuan akhir dari hal tersebut sudahlah dekat, buku harus dibuka, seperti materai telah dipatahkan. Gereja harus mengetahui kebenaran abadi yang telah dituliskan, sebagaimana hal ini telah dinyatakan dan merekah diantara kita. Waktunya sudah dekat. Belajarlah Firman Allah.
Dari Seventh and Olives gereja pindah ke Virginia Street, kemudian, setelah beberapa bulan disana, pindah lagi sekitar tahun 1922 ke Third Avenue antara Blanchard dan Bell Streets. Namanya pada waktu itu juga telah diubah menjadi Bethel Temple. Gedung telah direnovasi bentuknya menjadi gereja, gedung ini pernah ditingkat pada tahun 1920.
“Saya mulai hadir dalam tahun 1926,” kata brother Patterson.” Saya selalu berpikir merupakan hal yang menarik bahwa alamat gereja adalah 2221 Third Avenue. Angka-angka tersebut sangat cocok dengan bagan Alkitab Pastor Offiler. Pastor Offiler tidak pernah mempersoalkan hal ini, saya cuma sekedar melihat: dua ribu tahun, dua ribu tahun, dua ribu tahun dan kemudian milenium dan nomor tiga.”
Lama mereka tidak berada disana ketika Pastor Offiler mendapat penglihatan suatu minggu tentang tiga tikus-tikus pada kakinya. Ia diminta untuk pergi hari itu ke Bellingham untuk memimpin persekutuan, dan sedang akan berangkat, tetapi ada masalah dengan mobilnya. Kemudian ia kembali ke gereja. Ketika ia melangkah masuk, seorang diaken berada di mimbar didepan jemaat dan yang lainnya dibawah. Keduanya sedang memarahinya. Pastor Offiler ingin mengetahui apa yang sedang terjadi, ia duduk dibelakang dan berteriak, “duduk.” Diaken yang ada diatas mimbar, dilaporkan, jatuh seperti baru kena tembak. Kemudian Pator Offiler mengambil alih. Rupanya tiga diaken itu sedang melecehkannya.
Ia telah melalui beberapa ujian nyata seperti itu. Cerita lainnya adalah karakter yang muncul bersama sekantong besar uang, yang diletakkan di kaki Pastor Offiler. Ia katakan “Anda adalah satu dari dua saksi” Pastor Offiler melihatnya dan berkata, “Siapa yang lainnya?” Ia menunjukkan jarinya pada dirinya sendiri. Pastor Offiler berkata, “Saya pikir juga demikian.” Ditendangnya uang tersebut dan berkata, “Pergi ! Berangkat !”
Keluarga Offiler telah kehilangan putri tertuanya, kehilangan yang muda juga, Edith, ia meninggal karena infeksi ginjal sebagai hasil dari serangan demam scarlet pada tanggal 1 Desember 1926.
Memiliki beban untuk meningkatkan anggotanya untuk mengenal Allah dan Firman-Nya, Pastor Offiler mendirikan sekolah Alkitab didalam gereja. Kelas diadakan pada setiap hari Kamis sore, ia memberikan cukup banyak pekerjaan rumah yang membuat para murid tetap sibuk sampai minggu berikutnya. Pelayanan ini sebagai latihan pokok untuk kebanyakan anggota dan pimpinan bagi penginjilan keluar. Para pekerja Kristen dan misionari pergi secara terus menerus dari sekolah ini untuk menginjil dan mengajar di cabang-cabang gereja di sekitar Seattle dan ke seluruh dunia. Dilaporkan bahwa kehadiran Allah menjadi sangat nyata sebagaimana Pastor Offiler katakan bahwa ia akan berhenti mengajar. Ia dan para murid hanya akan duduk disana dan memuji Allah selama 20 menit atau lebih sebelum mereka dapat melanjutkan pelajaran. Kuasa Allah dikatakan menyapu seluruh ruangan dalam gelombang. Tapi Pastor Offiler meningkatkan rasa pengharapan, mengajar murid-muridnya bahwa kunjungan yang terdahsyat masih akan datang.
Pastor Offiler juga menjadi seorang dari penginjil radio pertama, mulai dalam tahun 1925 programnya dinamakan “Allah dan Alkitab-Nya” Pelayanan ini berlangsung hampir tanpa berhenti selama 37 tahun “dengan suatu hasil yang mengejutkan.” Program harian disiarkan ke pendengar yang sangat luas ke seluruh daerah Seattle. Pastor Offiler katakan “Kita telah melakukan dengan segenap kekuatan, tidak hanya untuk menyanyi, dan untuk menjawab permintaan lagu, tapi sesuatu yang adalah hal yang besar dari kejauhan, pemenang jiwa manusia adalah sangat berharga dipemandangan Allah, dan bagi merekalah Yesus telah mati.” Ia mengkhotbahkan keselamatan, kesembuhan, Kepenuhan Roh dan “Keagungan Injil dari kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus yang kedua kali.
Suatu kali Pastor Offiler sedang berdoa untuk mendapatkan 500 dolar untuk mengirim beberapa orang lagi ke luar negeri untuk pekerjaan misi. Ia memberitahukan keperluannya melalui program radio di Seattle. Seorang pendengar bernama Emily Malquist kemudian datang kepadanya dan berkata ia sudah dijadwalkan untuk operasi membuang tumornya. Ia katakan pada Pastor Offiler bahwa ia telah memutuskan untuk minta didoakan pada Tuhan supaya menyembuhkannya. Jika sembuh, ia akan langsung memberikan keuangannya sebagai ganti pembayaran yang direncanakan untuk digunakan pada prosedur medis. Pastor berdoa, dan 8.25 pound tumor jatuh di ruang dapur, kemudian ia memberikan uang 500 dolar untuk pekerjaan misi di Indonesia.
Pada hari-hari itu di sekolah minggu Bethel Temple jam menunjukkan 12.30 malam, dengan dua pelayanan, pada jam 3 dan jam 7.30, dilanjutkan dengan lebih banyak berdoa. Hari-hari kerja biasa, Pastor Offiler melaksanakan siaran radionya pada pukul 7 pagi, dengan pelajaran Alkitab dari jam 6.30 sampai jam 10 malam, pada hari Kamis. Pelayanan sore hari dilaksanakan pada hari setiap hari Selasa dan Jum’at. Hari Rabu adalah malam penginjilan. Setiap hari Sabtu dilaksanakan doa dan puasa, dengan prioritas anak-anak muda untuk penginjilan dijalan.
Pastor Offiler mendapat visi untuk persekutuan camp di Mirror Lake pada tahun 1933. Ia telah memimpin beberapa persekutuan di camp yang berbeda. atau persekutuan di tenda, hampir semenjak ia berada di Seattle. Setiap tahun mereka berkumpul dalam tempat yang berbeda sekitar daerah Seattle: Green Lake, Lake Washington, River Mission, Fort Lawton. Didalam persekutuan camp terdapat perbedaan-perbedaan dan para oposisi. Suatu kali di Green Lake beberapa perusuh coba untuk memutuskan tali tenda. Suatu saat mungkin saja terjadi pemerintah akan keberatan, sehubungan dengan banyaknya kerumunan orang yang akan menghadiri pertemuan, oleh karenanya suatu tempat harus dicari diluar batas kota.
Mirror Lake berada pada hutan pohon kayu yang aman. Setelah Pastor Offiler dan seorang saudara lainnya menginspeksi Green Lake, mereka pergi untuk melihat Mirror Lake. Tempat ini sekitar 100 acre lokasi khusus milik federal, 22 miles di selatan Seattle, satu mile ke barat dari highway 99 jalan berdebu yang menurun. Disana mereka berkata, “Inilah dia. Inilah tempatnya.” Ketika tempat itu dibeli pada tahun 1934, beberapa pengkhotbah bercanda pada Pastor Offiler. Mereka berkata, “Pernahkah anda mendengar? Milik Offiler sirna diantara tumpukan ranting-ranting.” Tapi ia telah mendapat visi apa yang kelak akan terjadi, percaya dan harapan meskipun depresi yang dahsyat sedang melanda negara. Meskipun telah diketahui bahwa para diaken gerejanya tidak banyak yang mendukungnya, ia sendiri pergi untuk memulai mempersiapkan lokasi tersebut. Hugh Rounds berada disana menolongnya menghancurkan tumpukan kayu dengan dinamit. Ia baru saja diselamatkan ketika team penginjilan pergi menginjili penjara King County, dimana ia berada pada sel pemabuk. Ia hampir sepenuhnya hidup dan bekerja pada gereja, dan sangat terlibat dalam pekerjaan di camp.
Persekutuan camp pertama telah diselenggarakan di Mirror Lake dalam tahun 1936, dengan pembicaranya Booth Cliburn, cucu dari Jendral William Booth dari Salvation Army (Leger des Hells), yang telah menerima baptisan Roh Kudus. Setelah pertemuan berakhir, sekitar 3 keluarga tetap tinggal dan mendirikan rumah permanen untuk tinggal sepanjang musim dingin dengan membeli sebagian lahan yang ditawarkan untuk keperluan tersebut. Beberapa keluarga lagi membangun rumah-rumah pada akhir persekutuan camp dalam tahun 1937.
Hugh Rounds dan beberapa orang lain membangun ruang pertemuan yang menjorok agak kebawah seperti goa di Mirror Lake dalam tahun 1937. Rekan sekerjanya termasuk Eric Benton, Arland Wassel, Floyd Brown dan Ray Busby. Ruangan ini dinamakan Tabernakel: Bangunan berbentuk bahtera ini berukuran 75 kali 200 feet, ditunjang oleh tiang-tiang besar dan slope penyanggah. Lampu yang agak remang ditempatkan tergantung dari atas, atap yang gelap, dan hanya memiliki lantai sederhana. Tapi tempat ini dapat menampung sekitar seribu orang lebih. Dalam musim gugur 1937 Sekolah minggu telah dilaksanakan di salah satu rumah sampai tungku kayu bakar telah dibuat dari drum minyak untuk ruang doa Tabernakel. Listrik masuk ke perkemahan ini pada bulan Desember. Untuk tahun tahun selanjutnya kegiatan gereja dilaksanakan diruangan itu, dengan Brother Ray Jackson keluar dari Sumner untuk memimpin pelayanan. Musik di supply dari organ tua warna merah. Musim dingin saat itu terdapat delapan atau sembilan keluarga pada komunitas disana, dengan Hugh Rounds sebagai penanggungjawab.
Persekutuan di perkemahan dilaksanakan setiap tahun setelah itu, secara umum mulai tanggal 4 Juli sampai dengan Labour Day, yang menjadi 50 hari berkemah.
W.W. Patterson dan isterinya Gladys dikirim ke Indonesia pada akhir 1934, bersama dengan dua anak mereka dan Iris Bowe, salah seorang anggota kelompok missionari. Pastor Offiler menamakan pelayaran mereka dari Seattle pier “Peristiwa missionari terbesar” yang kota pernah melihat sebagai ” kelompok lain dari para pekerja yang ditahbiskan” telah di kirim ke Jawa dan Kalimantan.
Dalam selebaran dinding diberi nama “bagian terbesar,” Pastor Offiler menulis secara lengkap mengenai sasaran missionarinya, ia katakan, berangkat dari staff missionari Bethel Temple Inc. Seattle. Dengan pelayaran dari kelompok ini, jumlah missionaris dari satu gereja ini telah meningkat menjadi 20 orang.
“Semangat missionari,” lanjutnya, adalah kehidupan gereja. Usaha missionari tidak dapat dipelihara tanpa penyangkalan diri yang sungguh dan pentahbisan dan dukungan dari jemaat, dan ini tidak harus terpengaruh oleh sesuatu hal, tapi setiap hari, minggu, bulan dan tahun perilaku ini harus dilaksanakan setiap hari. Roh yang indah ini berada pada orang-orang yang yang telah membuat usaha kita secara keseluruhan menjadi mungkin dan yang telah memberikan gereja ini kemampuan yang luar biasa untuk pekerjaan missionari keluar negeri yang semua itu sekarang dinikmati diseluruh dunia.”
“Kami pikir bahwa catatan Bethel Temple Seattle, diperhatikan dengan seksama, keberadaannya tidak sebanding dengan gereja manapun dibumi. Penghargaan yang tinggi terhadap kerja dari gereja ini memiliki banyak nama diantaranya yaitu mereka yang telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti DIA. Hari ini, Pastornya, Rev.W.H.Offiler, sekarang dalam tahun yang ke 20 pelayanannya, mengangkat hati dan tangannya pada Allah dan jemaat yang besar ini dan bersukacita bersama mereka akan keajaiban yang nampak yang telah terjadi dalam pekerjaan penginjilan dan usaha missioanari melalui tahun-tahun yang panjang dan penuh kesuksesan. Segala kemulian bagi Allah.
“Untuk semua perayaan-perayaan yang didalamnya gereja ini telah mengambil bagian dalam tahun-tahun terakhir ini, tak salah jika dikatakan bahwa hal ini merupakan suatu kepastian pengharapan dan kerohanian yang terdalam dari semua yang telah hilang pada waktu sebelumnya. Beribu-ribu hati dan rumah-rumah di barat laut dan British Colombia, Kanada yang besar ini, bergerak pada hal yang terdalam sebagaimana mereka bertindak cepat dalam menanggapi dan mengambil bagian pada saat itu. Orang-orang dari berbagai gereja dan denominasi datang menerima pertolongan kami, dan pemberian sukarela mereka menjadikan kebutuhan para misionari terpenuhi secara baik. Tidak itu, mulanya, kelihatannya mungkin untuk mengatasi hambatan keuangan yang menghalangi kita, tapi Roh Tuhan datang diantara orang-orang, sebagaimana IA datang pada gereja mula-mula, dan mereka meletakkan program dengan teriakan Jericho. Itu cukup dan bahkan ada yang disimpan ! Betapa Pantekosta heranlah ! Betapa Agungnya ! Ditengah-tengah depresi dan kegelapan, keagungan Tuhan turun, dan hari ini pria dan wanita dimana saja, hati dan rumah-rumah, telah menjadi bercahaya dan indah karena datangnya Roh yang manis dari Kristus. Hal ini telah membuat mereka menjadi partner dalam pekerjaan besar missioanari tersebut, yang sejak dari mulanya telah diberkati secara supra natural oleh Tuhan dalam hal berbuah-buah yang hampir tidak dapat dipercaya. Beribu-ribu orang telah diselamatkan, disembuhkan dan dipenuhi dengan Roh Kudus, dan hal itu terjadi diantara mereka yaitu orang-orang yang belum pernah mendengar tentang kasih-Nya.
Tahun 1919 merupakan tahun bersejarah yang tak dapat dilupakan oleh ribuan orang yang mengunjungi The Bethel Temple Camp Meeting di tepi Green Lake, Seattle, negara bagian Washington, Amerika Serikat. Kebaktian pengijilan itu berlangsung dalam sebuah tenda yang mampu menampung ribuan tempat duduk. Di sekeliling tenda raksasa tersebut terdapat 145 tenda lain yang digunakan sebagai tempat tinggal sementara bagi pengunjung kebaktian. Selain itu juga terdapat tenda khusus untuk makan dan tempat berdoa khusus untuk kebaktian penginjilan tersebut.
Ratusan orang menerima Yesus dan kemudian mereka dibaptis dalam air, dan lebih dari 150 orang menerima baptisan Roh Kudus. Mujizat kesembuhan Illahi dialami oleh ratusan orang, juga beberapa orang mengalami panggilan Allah untuk melayani Dia melalui penglihatan dan nubuat. Di antara mereka yang dipenuhkan dengan Roh Kudus dan dengan jelas menerima panggilan Tuhan untuk bekerja diladangNya adalah 4 orang perwira Bala Keselamatan, yaitu 2 pasang suami istri. Dalam penglihatan ajaib itu Tuhan menyatakan bahwa mereka harus pergi ke Pulau Jawa di Nederland Oost Indie (sekarang: Indonesia) untuk melaksanakan pekerjaan Allah yang besar di sana. Mereka mendapat penglihatan dimana seorang lelaki mengatakan: “Tolonglah kami”. Dua pasang suami istri itu adalah Richard Dick dan Christine van Klaverans serta Cornelius E.Groesbeck bersama istrinya.
Kemudian mereka menemui Pdt. W.H. Offiler, gembala jemaat setempat, dan menceritakan tentang penglihatan ajaib tersebut. Saat itu dimulailah persiapan untuk suatu perjalanan missi ke Indonesia. Tak lama kemudian mereka telah berhasil mengumpulkan dana sebesar USD.1.700, yakni sebagian dari USD.2.200 jumlah total biaya yang mereka butuhkan. Setelah itu pemasukan dana ini terhenti sama sekali. Keraguan mulai timbul, sementara jadwal keberangkatan kapal yang masih jarang pada saat itu sudah semakin dekat. Situasi menjadi suram, mereka masih memerlukan uang sebesar 500 dollar lagi untuk biaya perjalanan.
Pada suatu hari Sabtu petang, seusai kebaktian di Bethel Temple, saat Rev.Offiler dan istri masih duduk di kursi mimbar, datang seorang wanita menghampiri mereka. Matanya basah oleh air mata dan wajahnya tampak susah. Rev.Offiler langsung bertanya: “Apa yang menyusahkanmu?“ Lalu mulailah Ia bercerita : “Telah 5 tahun saya menderita penyakit tumor (sambil menunjuk ke sisi pinggangnya yang telah membengkak sebesar bola kaki). Dokter yang merawat saya selama ini mengatakan bahwa tumor ini telah menjadi kanker ganas dan dalam 3 hari ini bila tidak dioperasi maka harapan untuk hidup tipis sekali “Kemudian Rev.Offiler bertanya “Jadi, apa yang ingin anda lakukan? Mau dioperasi atau harap pada Tuhan?” Lalu wanita yang bernama Emily Malquist itu menjawab: “Saya mau percaya dan harap pada Tuhan. Pendeta tolong doakan saya.” Selesai berdoa, wanita itu meninggalkan gereja dan pulang kerumahnya.
Beberapa hari kemudian, saat ia melewati dapurnya, terjadi mujizat! Seluruh gumpalan daging kanker itu jatuh. Berat gumpalan itu sekitar 8,25 pound. Ia berkata: “Saya akan ke dokter spesialis yang telah menangani saya selama 5 tahun, untuk diperiksa. Bila penyakit saya benar-benar sembuh, saya akan serahkan 500 dollar yang seharusnya dipakai untuk biaya operasi kepada Rev.Offiler untuk penginjilan. Kuasa Allah dinyatakan atasnya, dokternya menyatakan dia sembuh sama sekali. Puji Tuhan! Bahkan dokter menambahkan: “Anda dapat segera menikah.” Karena memang wanita itu akan menikah dalam waktu dekat. Dengan sukacita wanita itu segera ke bank, mengambil 500 dollar dan segera menyerahkannya kepada Rev.Offiler sebagai korban ucapan syukur kepada Tuhan. Tuhan telah cukupkan kebutuhan perjalanan tersebut dengan suatu mujizat.[end].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silankan Mengisi Komentar anda dan email