Seperti pepatah mengatakan ‘Tak ada gading yang tak retak, demikianpun dengan perkembangan Gereja Pantekosta di Indonesia yang tidak luput dari perpecahan. Perpecahan ini disebabkan oleh:
a. Ketidaksamaan faham pelajaran. (Ajaran Yesus Only yang menganggap Nama Yesus meliputi tiga pribadi Trinitas, sehingga pembaptisan cukup kalau dilakukan dalam nama Yesus saja. Ajaran ini dibawa masuk dari Amerika Serikat oleh F.G van Gessel).
b. Ketidakpuasan terhadap organisasi. (Ada tidaknya hak seorang perempuan untuk memegang kedudukan kepemimpinan dalam gereja, Hubungan antara jemaat setempat dengan organisasi pusat, misalnya dalam hal milik gereja, Prestise suku atau individual).
Beberapa diantara mereka akhirnya memisahkan diri dari organisasi GPdI dan membentuk organisasi yang baru. Beberapa diantaranya tercatat sebagai berikut:
- Th.1931. Zs.M.A Van Alt keluar dari ‘Pinkster Gemeente’ dan mendirikan Pinkster Zending (Gereja Utusan Pantekosta).
- Th. 1931. F. van Akoude keluar dan mendirikan Gemeente van God, kemudian hari dikenal dengan nama Gereja Sidang Jemaat Allah.
- Th 1932.Pdt.Thiesen keluar dari ‘Pinkster Gemeente’ dan mendirikan Pinkster Beweging yang kemudian dikenal dengan nama Gereja Gerakan Pantekosta.
- Th.1936. R.M.Devin dan R.Busby keluar dan membentuk “Sidang-sidang Jemaat Allah” (Assemblies of God).
- Th.1941.Pdt.D.Sinaga keluar dari ‘de Pinksterkerk in Nederlandch Indie’ dan mendirikan Gereja Pantekosta Sumatera Utara atau dikenal dengan nama GPdI Sinaga.
- Th.1946.Pdt.Tan Hok Tjwan keluar dari ‘de Pinksterkerk in Nederlandch Indie’ dan mendirikan Sing Ling Kau Hwee yang kemudian pada tahun 1957 menjadi Gereja Isa Almasih.
- Th.1948.Pdt. Renatusa Siburian dan saudaranya, Lukas Siburian keluar dan bergabung dengan Gereja Pantekosta Sumatera Utara yang juga dikenal dengan nama GPdI Siburian.
- Th.1950. Pdt.Ho Liong Seng (DR.H.L Senduk) mendirikan Gereja Bethel Indonesia .
- Pada tahun 1951 beberapa pendeta keluar dan mendirikan Gereja Sidang Jemaat Pentakosta.
- Th.1952, pada tanggal 21 Januari di Surabaya, 22 Pendeta Pantakosta memisahkan diri dan membentuk organisasi gereja baru yaitu Gereja Bethel Injil Sepenuh. Rev.Van Gessel sebagai pemimpin rohani berkedudukan di Surabaya dan Pdt.H.L.Senduk sebagai pemimpin organisasi (Ketua Badan Penghubung) berkedudukan di Jakarta .
- Pada tahun 1957 GBIS pecah dan Pdt.G.Sutupo dan Ing.Yuwono mendirikanGereja Bethel Tabernakel (Pada tahun 1970 Gereja Bethel Tarbernakel pecah dan Ing. Yuwono mendirikan Gereja Pentakosta Tarbernakel). Pada tahun 1960 GBIS pecah lagi dan Pdt.A.Parera mendirikan Gereja Nazareth Pentakosta (GNP). Pada tahun 1969 GBIS pecah lagi dan Pdt.H.L.Senduk mendirikan Gereja Bethel Indonesia (GBI) dan Pdt. Jacob Nahuway mendirikan GBI Mawar Saron.
- Th.1959.Pdt.Ishak Lew keluar dan membentuk Gereja Pantekosta Pusat Surabaya.
- Th.1966.Pdt. Karel Sianturi dan Pdt.Sianipar keluar dan membentuk Gereja Pantekosta Indonesia Sumatera Utara yang juga dikenal dengan nama GPdI Sianturi.
- Th.1966. Pdt. Korompis keluar dan mendirikan Gereja Pentakosta Indonesia (GPI).
- Pada tahun 1967 para pemimpin gereja-gereja Pentakosta di Surabaya dan Timor keluar dan mendirikan Gereja Pentakosta Elim (GPE).
Meskipun perpecahan demi perpecahan terjadi, namun mereka tetap berafiliasi pada satu nama yaitu Pentakosta, sehingga timbul inisiatif untuk menyatukan kembali sikap dan pandangan gereja-gereja beraliran Pentakosta. Hal ini diwujudkan dengan berdirinya Dewan Kerjasama Gereja-gereja Kristen Pentakosta Seluruh Indonesia (DKGKPSI) dan Persekutuan Pentakosta Indonesia (PPI). Tetapi pada tanggal 10 September 1979, kedua organisasi tersebut membubarkan diri dan bergabung menjadi satu wadah dengan nama Dewan Pentakosta Indonesia (DPI).
- Pada tahun 1998 organisasi ini berubah menjadi PGPI yang merupakan wadah persekutuan gereja-gereja aliran pantekosta dan kharismatik, seperti: GPdI, GBI, GPI, GBT, GPPS, GTI, GGP, GBIS, GIA dll. Sejak berdirinya, kepengurusan PGPI selalu dipercayakan kepada GPdI. Pada Musyawarah Besar (Mubes) I DPI yang diadakan pada tahun 1984, terpilih sebagai Ketua Umum adalah Pdt. W.H. Bolang. Dan pada Mubes II DPI berhasil memilih Pdt. A.H. Mandey sebagai Ketua Umumnya. Dan Pada Mubes DPI III di Caringin,
- Meskipun sudah mengalami perpecahan beberapa kali, namun GPdI tetap merupakan gereja Pentakosta yang terbesar di Indonesia. Di antara Gereja-gereja Pentakosta yang terbesar lainnya terdapat Gereja Bethel Indonesia dan Gereja Sidang Jemaat Allah. Jumlah anggota seluruh gereja Pentakosta di Indonesia lebih kurang dua juta. Hal ini berarti, bahwa Gerakan Pentakosta meliputi 10% seluruh umat Kristen di Indonesia. [disarikan dari: Majalah Penginjilan Indonesia “KABAR BAIK” No. 13 Th.III Oktober-November 1996 dan van den End & Weitjens, Ragi Carita 2: Sejarah Gereja di Indonesia 860-1n-sekarang, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1993].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silankan Mengisi Komentar anda dan email