Program Afiliasi Binary.com

Rabu, 31 Agustus 2011

Saksi Yehuwa Bukanlah Saksi Kristus (antikris)

Berikut jawaban http://katolisitas.org terhadap Sekte Saksi-Saksi Yehova (SSY)



PEMBAHASAN
  • Pendahuluan
  • Tentang Saksi Yehova
  • 1. Mempercayai Yesus bukanlah Tuhan adalah bertentangan dengan kodrat Yesus, yang sungguh Allah dan sungguh manusia.
  • 2. Mempercayai Yesus adalah penghulu malaikat Mikael adalah menjadikan Pencipta menjadi seorang ciptaan.
  • 3. Beberapa ramalan tentang akhir dunia yang terbukti gagal membuktikan bahwa nubuat tersebut bukan dari Allah.
  • 5. Hanya 144,000 orang yang dipercaya berada di Sorga tidak masuk akal dan tidak Alkitabiah.
  • 5. Dua tipe kebahagiaan manusia – kebahagiaan Sorga dan dunia – adalah seperti sistem kasta, bertentangan dengan prinsip keadilan dan tidak Alkitabiah.
  • 6. Pengajaran bahwa jiwa manusia tidak bersifat kekal menyalahi prinsip akal budi dan Alkitab.
  • 7. Pengajaran bahwa tidak adanya neraka menyalahi prinsip keadilan dan Alkitab.
  • Kesimpulan

 

Pendahuluan

Ketika, saya tinggal di Jakarta, suatu hari saya mendengar ketukan pintu rumah. Dan ternyata yang datang berkunjung adalah dua orang wanita, yang tersenyum ramah, serta mengatakan ingin bersaksi tentang kebaikan Allah. Tentu saja saya menyambut baik kedatangan mereka. Mereka memperkenalkan diri mereka, bahwa mereka adalah anggota Saksi Yehova. Dan seperti biasa yang pernah saya dengar, mereka mulai mempertanyakan keadaan dunia ini yang terlihat menyedihkan dengan begitu banyak penderitaan dan kejahatan. Mereka telah mempersiapkan brosur yang berisi kegiatan dan pengajaran dari Saksi Yehovah, termasuk mendiskusikan bahwa Yesus bukanlah Tuhan. Ini sungguh menyedihkan, namun di dalam hati, saya sungguh memuji kesungguhan hati mereka untuk mewartakan ajaran-ajaran yang dipercaya oleh kelompok Saksi Yehovah ini. Di sisi yang lain, saya merasa bahwa pewartaan yang tidak mewartakan kebenaran secara penuh, atau malah bertentangan dengan kebenaran, bukanlah pewartaan Kabar Gembira yang sejati. Mewartakan dimensi manusia dari Kristus tanpa mewartakan dimensi Ilahi-Nya adalah tidak lengkap dan bertentangan dengan kebenaran. Hal ini juga diperparah dengan ajaran lain yang menyimpang dari akal budi, prinsip keadilan, dan Alkitab, seperti ajaran tentang: tujuan akhir manusia, konsep antropologi yang salah, dll. Dalam tulisan ini, kita akan melihat sejarah berdirinya sekte ini, pengajaran mereka, dan memaparkan bahwa beberapa prinsip ajaran mereka adalah tidak benar.

Tentang Saksi Yehova

Pada tahun 1872, Charles Taze Russell (1852-1916) mendirikan satu sekte yang dinamakan Saksi Yehova atau Saksi Yehuwa (Jehovah’s witnesses). Charles T. Russell mempunyai latar belakang aliran Protestan (Congregationalism), dan kemudian dia mengikuti aliran Adventisme (Adventism), sebelum akhirnya mendirikan the Watchtower Bible and Tract Society, yang mengontrol perkembangan dan pengajaran dari Saksi Yehova, yang berpusat di Brooklyn, USA. Dari latar belakang ini, maka dapat dimengerti kalau beberapa doktrin yang dianutnya adalah dari Protestan dan juga dari Adventisme.[1] Beberapa doktrin Protestan yang dianut oleh Saksi Yehova adalah: penolakan terhadap beberapa pengajaran Katolik, seperti Sakramen Ekaristi, Sakramen Tobat, Api Penyucian, Perantaraan Para Kudus, dll. Silakan melihat beberapa artikel bagaimana mempertanggung-jawabkan iman Katolik di topik apologetik (silakan klik) dan di beberapa artikel dan arsip tanya jawab apologetik Kristen (silakan klik). Pengaruh dari Adventisme  dapat terlihat dari beberapa ajaran Saksi Yehuwa, seperti akhir jaman, Roh Kudus bukan pribadi, Yesus bukan Tuhan namun Malaikat Mikael – yang lebih rendah dari Allah, dll. Mari sekarang kita membahas beberapa pengajaran pokok dari Saksi Yehuwa yang sebenarnya bertentangan dengan Kitab Suci, akal budi, dan prinsip keadilan.
  1. Mempercayai Yesus bukanlah Tuhan adalah bertentangan dengan kodrat Yesus, yang sungguh Allah dan sungguh manusia.
  2. Mempercayai Yesus adalah penghulu malaikat Mikael adalah menempatkan Pencipta menjadi ciptaan.
  3. Beberapa ramalan tentang akhir dunia yang terbukti gagal membuktikan bahwa nubuat tersebut bukan dari Allah.
  4. Hanya 144,000 orang yang dipercaya berada di Sorga tidak masuk akal dan tidak Alkitabiah.
  5. Dua tipe kebahagiaan manusia – kebahagiaan Sorga dan dunia – adalah seperti sistem kasta, bertentangan dengan prinsip keadilan dan tidak Alkitabiah.
  6. Pengajaran bahwa jiwa manusia tidak bersifat kekal menyalahi prinsip akal budi dan Alkitab.
  7. Pengajaran bahwa tidak ada neraka yang kekal menyalahi prinsip keadilan dan Alkitab.

1. Mempercayai Yesus bukanlah Tuhan adalah bertentangan dengan kodrat Yesus, yang sungguh Allah dan sungguh manusia.

Salah satu pengajaran dari Saksi Yehuwa yang sungguh berbeda dibandingkan dengan pengajaran agama Kristen adalah mereka tidak mempercayai bahwa Yesus adalah Tuhan. Bagi mereka Tuhan adalah Yehuwa, dan bukan Trinitas – Satu Tuhan dalam tiga pribadi. Kalau ditelusuri, sebenarnya ajaran ini telah diajarkan oleh Arius, yang pada tahun 318 mengajarkan bahwa Yesus bukanlah Tuhan. Dan para Bapa Gereja akhirnya dapat memusnahkan ajaran sesat ini pada tahun 325 melalui konsili Nicea, walaupun pengaruh ajaran Arius masih terus berlangsung sampai kurang lebih abad ke- 5. Di dalam kunjungan mereka ke rumah-rumah, biasanya, pada awalnya, mereka tidak terlalu membahas tentang identitas Yesus yang bukan Tuhan (dalam pengertian pribadi ke-2 dalam Trinitas). Mereka akan menceritakan tentang Yesus yang sungguh-sungguh memberikan jalan dan pengajaran yang begitu luar biasa kepada manusia, bahkan kadang-kadang mereka mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Namun, kalau ditanya lebih lanjut, apakah Yesus adalah Allah dalam pengertian Trinitas, Satu Allah dalam tiga pribadi, di mana Yesus adalah pribadi yang ke-dua, maka mereka akan mengatakan tidak. Saksi-saksi Yehuwa memberitakan setengah kebenaran, yaitu kemanusiaan Yesus, tanpa memberitakan kebenaran yang lain, yaitu ke-Allahan Yesus. Di dalam sejarah kekristenan, ajaran sesat yang berhubungan dengan kristologi, senantiasa menekankan sisi yang satu tanpa melihat sisi yang lain.[2] Untuk menjawab keberatan mereka tentang ke-Allah Yesus, maka silakan untuk membaca beberapa artikel tentang Kristologi yang telah ditulis oleh katolisitas.org:
Berikut ini adalah beberapa pembuktian dari tulisan di atas, yang membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan. Pernyataan Yesus ini dilakukan dengan berbagai cara dan dalam berbagai kesempatan:
  1. Pertama-tama, ketika berusia 12 tahun dan Ia diketemukan di Bait Allah, Yesus mengatakan bahwa bait Allah adalah Rumah Bapa-Nya (lih. Luk 2:49). Dengan demikian, Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Putera Allah.
  2. Pernyataan ini ditegaskan kembali oleh Allah Bapa pada saat Pembaptisan Yesus, saat terdengar suara dari langit, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan.”(Luk 3:22).
  3. Yesus adalah Tuhan yang mengatasi para malaikat. Setelah Dia mengatasi cobaan Iblis di padang gurun, para malaikat- pun datang melayani Dia (lih. Mat 3:11).
  4. Pada saat Yesus memulai pengajaranNya, terutama dalam Khotbah di Bukit (Delapan Sabda Bahagia), Ia berbicara di dalam nama-Nya sendiri, untuk menyatakan otoritas yang dimiliki-Nya (Mat 5:1-dst). Ini membuktikan bahwa Ia lebih tinggi dari Musa dan para nabi, sebab Musa berbicara dalam nama Tuhan (lih. Kel 19:7) ketika Ia memberikan hukum Sepuluh Perintah Allah; tetapi Yesus memberikan hukum dalam nama-Nya sendiri, “Aku berkata kepadamu….” Hal ini tertera sedikitnya 12 kali di dalam pengajaran Yesus di Mat 5 dan 6, dan dengan demikian Ia menegaskan DiriNya sebagai Pemberi Hukum Ilahi (the Divine Legislator) itu sendiri, yaitu Allah. Demikian pula dengan perkataan “Amen, amen…”, pada awal ajaranNya, Yesus menegaskan segala yang akan diucapkan-Nya sebagai perintah; bukan seperti orang biasa yang mengatakan ‘amen’ diakhir doanya sebagai tanda ‘setuju’.
  5. Jadi dengan demikian Yesus menyatakan bahwa Ia adalah Taurat Allah yang hidup, suatu peran yang sangat tinggi dan ilahi, sehingga menjadi batu sandungan bagi orang-orang Yahudi untuk mempercayai Yesus sebagai Sang Mesias. Hal ini dipegang oleh banyak orang Yahudi yang diceriterakan dengan begitu indah dalam buku Jesus of Nazareth, yaitu dalam percakapan imajiner seorang Rabi Yahudi dengan Rabi Neusner, mengenai bagaimana mencapai kesempurnaan hidup. Kesempurnaan inilah yang dimaksudkan oleh Yesus ketika Ia berbicara dengan orang muda yang kaya, “Jika engkau mau sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan bagikanlah kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku” (Mat 19:21). “Aku” di sini hanya mungkin berarti Tuhan sendiri.
  6. Yesus menyatakan DiriNya sebagai Seorang yang dinantikan oleh para Nabi sepanjang abad (lih. Mat 13:17). Ia juga berkata,“…supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, … sampai Zakharia… semuanya ini akan ditanggungkan pada angkatan ini!” (Mat 23:34-36). Secara tidak langsung Ia mengatakan bahwa darah-Nya yang akan tertumpah dalam beberapa hari berikutnya merupakan rangkuman dari penumpahan darah orang yang tidak bersalah sepanjang segala abad.
  7. Yesus sebagai Tuhan juga terlihat dengan jelas dari segala mukjizat yang dilakukan dalam nama-Nya sendiri, yang menunjukkan bahwa kebesaran-Nya mengatasi segala sesuatu. Yesus menghentikan badai (Mat 8: 26; Mrk 4:39-41) menyembuhkan penyakit (Mat 8:1-16,  9:18-38, 14:36, 15: 29-31), memperbanyak roti untuk ribuan orang (Mat 14: 13-20; Mrk 6:30-44; Luk 9: 10-17; Yoh 6:1-13), mengusir setan (Mat 8:28-34), mengampuni dosa (Luk5:24; 7:48), dan membangkitkan orang mati (Luk 7:14; Yoh 11:39-44). Di atas semuanya itu, mukjizat-Nya yang terbesar adalah: Kebangkitan-Nya sendiri dari mati (Mat 28:9-10; Luk 24:5-7,34,36; Mrk 16:9; Yoh 20:11-29; 21:1-19).
  8. Pada saat Ia menyembuhkan orang yang lumpuh, Yesus menyatakan bahwa Ia memiliki kuasa untuk mengampuni dosa (Mat 9:2-8; Luk5:24), sehingga dengan demikian Ia menyatakan DiriNya sebagai Tuhan sebab hanya Tuhan yang dapat mengampuni dosa.
  9. Pada beberapa kesempatan, Yesus menyembuhkan para orang sakit pada hari Sabat, yang menimbulkan kedengkian orang-orang Yahudi. Namun dengan demikian, Yesus bermaksud untuk menyatakan bahwa Ia adalah lebih tinggi daripada hari Sabat (lih. Mat 12:8; Mrk 3:1-6).
  10. Yesus juga menyatakan Diri-Nya lebih tinggi dari nabi Yunus, Raja Salomo dan Bait Allah (lih. Mt 12:41-42; 12:6). Ini hanya dapat berarti bahwa Yesus adalah Allah, kepada siapa hari Sabat diadakan, dan untuk siapa Bait Allah dibangun.
  11. Yesus menyatakan Diri-Nya sebagai Tuhan, dengan berkata “Aku adalah… (I am)” yang mengacu pada perkataan Allah kepada nabi Musa pada semak yang berapi, “Aku adalah Aku, I am who I am” (lih. Kel 3:14):
    • Pada Injil Yohanes, Yesus mengatakan “Aku adalah….” sebanyak tujuh kali: Yesus menyatakan Dirinya sebagai Roti Hidup yang turun dari Surga (Yoh 6:35), Terang Dunia (Yoh 8:12), Pintu yang melaluinya orang diselamatkan (Yoh 10:9), Gembala yang Baik yang menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya (Yoh 10:10), Kebangkitan dan Hidup (Yoh 11:25), Jalan, Kebenaran, dan Hidup (Yoh 14:6), Pokok Anggur yang benar (Yoh 15:1).
    • Yesus menyatakan diri-Nya sebagai sumber air hidup yang akan menjadi mata air di dalam diri manusia, yang terus memancar sampai ke hidup yang kekal (Yoh 4:14). Dengan demikian Yesus menyatakan diri-Nya sebagai sumber rahmat; hal ini tidak mungkin jika Yesus bukan Tuhan, sebab manusia biasa tidak mungkin dapat menyatakan diri sebagai sumber rahmat bagi semua orang.
    • Yesus menyatakan, “Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6); dan dengan demikian Ia menempatkan diri sebagai Pengantara yang mutlak bagi seseorang untuk sampai kepada Allah Bapa.
    • Ia menyatakan bahwa “… kamu akan mati dalam dosamu… jika kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia” (Yoh 8:24) yang datang dari Bapa di surga (lih. Yoh 21-29).
    • Yesus mengatakan, “Aku ini (It is I)…”, pada saat Ia berjalan di atas air (Yoh 6:20) dan meredakan badai.
    • Yesus mengatakan, “Akulah Dia,” pada saat Ia ditangkap di Getsemani.
    • Ketika Yesus diadili di hadapan orang Farisi, dan mereka mempertanyakan apakah Ia adalah Mesias Putera Allah, Yesus mengatakan, “Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah.”
    • Mungkin yang paling jelas adalah pada saat Yesus menyatakan keberadaan DiriNya sebelum Abraham, “…sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” (Yoh 8:58)
  12. Dengan demikian, Yesus menyatakan DiriNya sudah ada sebelum segala sesuatunya dijadikan. Dan ini hanya mungkin jika Yesus sungguh-sungguh Tuhan. Mengenai keberadaan Yesus sejak awal mula dunia dinyatakan oleh Yesus sendiri di dalam doa-Nya sebelum sengsara-Nya, “Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.” (Yoh 17:5)
  13. Dengan keberadaan Yesus yang mengatasi segala sesuatu, dan atas semua manusia, maka Ia mensyaratkan kesetiaan agar diberikan kepadaNya dari semua orang. “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari Aku, ia tidak layak bagi-Ku” (Mat 10:37). Ia kemudian berkata bahwa apa yang kita lakukan terhadap saudara kita yang paling hina, itu kita lakukan terhadap Dia (lih. 25:40). Ini hanya dapat terjadi kalau Yesus adalah Tuhan yang mengatasi semua orang, sehingga Dia dapat hadir di dalam diri setiap orang, dan Ia layak dihormati di atas semua orang, bahkan di atas orang tua kita sendiri.
  14. Yesus menghendaki kita percaya kepada-Nya seperti kita percaya kepada Allah (lih. Yoh 14:1), dan Ia menjanjikan tempat di surga bagi kita yang percaya. Dengan demikian Ia menyatakan diriNya sebagai yang setara dengan Allah Bapa, “Siapa yang melihat Aku, melihat Bapa, (Yoh 14:9), Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa (Yoh 10:38). Tidak ada seorangpun yang mengenal Anak selain Bapa, dan mengenal Bapa selain Anak (lih. Mat 11:27). Yesus juga menyatakan DiriNya di dalam kesatuan dengan Allah Bapa saat mendoakan para muridNya dan semua orang percaya, ”… agar mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau…” (Yoh 17:21). Ini hanya mungkin jika Ia sungguh-sungguh Tuhan. Pernyataan Yesus ini berbeda dengan para pemimpin agama lain, seperti Muhammad dan Buddha, sebab mereka tidak pernah menyatakan diri mereka sendiri sebagai Tuhan.
  15. Ketika Yesus menampakkan diri kepada para murid setelah kebangkitan-Nya, Thomas, Rasul yang awalnya tidak percaya menyaksikan sendiri bahwa Yesus sungguh hidup dan ia berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku”. Mendengar hal ini, Yesus tidak menyanggahnya (ini menunjukkan bahwa Ia sungguh Allah), melainkan Ia menegaskan pernyataan ini dengan seruanNya agar kita percaya kepadaNya meskipun kita tidak melihat Dia (Yoh 20: 28-29).
  16. Yesus menyatakan Diri sebagai Tuhan, dengan menyatakan diriNya sebagai Anak Manusia, yang akan menghakimi semua manusia pada akhir jaman (lih. Mat 24:30-31), sebab segala kuasa di Surga dan di dunia telah diberikan kepada-Nya, seperti yang dikatakanNya sebelum Ia naik ke surga, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus…” (Mat 28:18). Dengan demikian, Yesus menyatakan diriNya sebagai Pribadi Kedua di dalam Allah Tritunggal Maha Kudus, dan dengan kuasaNya sebagai Allah ini maka ia akan menghakimi semua manusia di akhir dunia nanti, seperti yang dinubuatkan oleh nabi Daniel (Dan 7:13-14). Yesus tidak mungkin membuat pernyataan sedemikian, jika Ia bukan sungguh-sungguh Tuhan.

2. Mempercayai Yesus adalah penghulu malaikat Mikael adalah menjadikan Pencipta menjadi seorang ciptaan.

Kalau bukan Tuhan, bagaimana Saksi Yehuwa mempercayai Yesus? Mereka mempercayai bahwa Yesus, Adam ke-dua, adalah penghulu malaikat Mikael.[3] Ajaran ini kalau ditelurusi merupakan suatu modifikasi dari ajaran agama gereja Mormon, yang percaya bahwa malaikat Mikael adalah Adam[4] Kalau kita dapat membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan, maka ajaran bahwa Yesus adalah malaikat Mikael adalah tidak mempunyai dasar. Oleh karena itu, silakan melihat beberapa artikel Kristologi dan argumentasi di atas. Kalau Yesus adalah Tuhan, maka tidak mungkin dia berhenti menjadi Tuhan, dan kemudian menjadi malaikat, mahluk yang diciptakan.

3. Beberapa ramalan tentang akhir dunia yang terbukti gagal membuktikan bahwa nubuat tersebut bukan dari Allah.

Salah satu pengaruh dari Adventisme kepada Saksi -saksi Yehuwa adalah meramalkan tentang hal-hal yang berhubungan dengan akhir dunia. Mari kita melihat beberapa ramalan yang diberikan, yang saya ambil dari site Catholic Answer (silakan klik):
  • 1889: “Peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa (Why 6:14), dimana akan berakhir di tahun 1914 ..” (Studies, Vol. 2, 1908 edition, 101) [catatan: Hal ini tidak terbukti]
  • 1891: “Dengan berakhirnya tahun 1914, apa yang Tuhan sebut Babilonia, dan apa yang orang-orang sebut Chistendom, akan berlalu, seperti yang telah ditunjukkan dalam nubuat” (Studies, Vol. 3, 153)
  • 1894: “Akhir dari tahun 1914 bukanlah hari untuk permulaan, namun untuk berakhirnya masa kesukaran” (WT Reprints, 1-1-1894, 1605 and 1677)
  • 1897: “Tuhan kita sekarang hadir, sejak Oktober 1874” (Studies, Vol. 4, 1897 edition, 621)
  • 1916: “Enam masa 1000 tahun yang bermula dari Adam telah berakhir, dan masa hari ke tujuh, 1000 tahun dari pemerintahan Kristus telah dimulai di tahun 1873” (Studies, Vol. 2, p. 2 of foreword)
  • 1917: “Alkitab … membuktikan bahwa kedatangan Kristus ke dua telah terjadi di musim gugur 1874” (Studies, Vol. 7, 68)
  • 1918: “Oleh karena itu, dengan penuh keyakinan kita boleh berharap bahwa 1925 akan menandai kembalinya Abraham, Isak, Yakub, dan nabi-nabi yang setia dari masa dulu” (Millions Now Living Will Never Die, 89) [catatan: Hal ini tidak terbukti]
  • 1922: “Tahun 1925 adalah tahun yang lebih diindikasikan oleh Alkitab secara lebih nyata daripada tahun 1914” (WT, 9-1-1922, 262).
  • 1923: “Tahun 1925 secara pasti telah ditegaskan di dalam Alkitab. Seperti kepada nabi Nuh, umat Kristen sekarang mempunyai sesuatu yang lebih untuk mendasarkan imannya daripada yang dipunyai oleh nabi Nuh ketika dia mendasarkan imannya akan kedatangan banjir besar” (WT, 4-1-1923, 106).
  • 1925: “Tahun 1925 telah tiba…. umat kristen seharusnya tidak terlalu kuatir tentang apa yang mungkin terjadi tahun ini” (WT, 1-1-1925, 3).
  • 1931: “Ada bukti kekecewaan dari anggota Yehuwa di dunia tentang tanggal [prediksi] 1914, 1918 dan 1925, dimana kekecewaan hanya sementara. Kemudian para pengikut belajar bahwa tanggal-tanggal tersebut telah ditetapkan secara pasti di dalam Alkitab; dan mereka juga telah belajar untuk tidak menentukan tanggal yang pasti….” (Vindication, 388, 389). [catatan: nubuat akhir jaman yang diramalkan tahun 1914, 1918, 1925 tidaklah terbukti]
  • 1939: “Bencana dari Armagedon sudah dekat” (Salvation, 361).
  • 1941: “Armagedon pasti telah dekat … segera… dalam beberapa tahun” (Children, 10).
  • 1946: “Armagedon… akan terjadi sebelum 1972” (They Have Found a Faith, 44). [catatan: Hal ini tidak terbukti]
  • 1966: “Enam ribu tahun dari saat manusia diciptakan akan berakhir di tahun 1975, dan periode ke tujuh dari seribu tahun dari sejarah manusia akan dimulai di tahun 1975” (Life Everlasting in Freedom of the Sons of God, 29).
  • 1968: “Akhir dari enam ribu tahun dari sejarah manusia di musim gugur tahun 1975 bukanlah [bersifat] sementara, namun diterima sebagai suatu tanggal yang pasti” (WT, 1-1-1968, 271). [catatan: Hal ini tidak terbukti]
Dari sini, kita melihat bahwa ramalan-ramalan yang dilakukan oleh Saksi Yehuwa tidaklah terbukti, seperti ramalan-ramalan tentang akhir dunia dan armagedon. Dan kita tahu bahwa seorang nabi yang perkataannya tidak terbukti bukanlah nabi yang benar, seperti yang dikatakan di dalam Kitab Ulangan “apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya.” (Ul 18:22; lihat juga Yer 23:16; 28:9). Dan ramalan tentang akhir dunia yang dibuat oleh Saksi Yehuwa tidak terjadi, bahkan bukan hanya gagal sekali, namun berkali-kali. Kalau Saksi Yehuwa membuat kesalahan doktrin tentang akhir jaman, maka pertanyaannya, bagaimana kita dapat percaya akan doktrin-doktrin yang lain?

5. Hanya 144,000 orang yang dipercaya berada di Sorga tidak masuk akal dan tidak Alkitabiah.

Ajaran pokok yang lain dari Saksi Yehuwa adalah hanya 144,000 orang yang dapat masuk dalam Kerajaan Sorga.[5] Yang termasuk dalam kelompok 144,000 orang ini disebut “yang diurapi” (the anointed), sedangkan orang-orang lain yang dibenarkan oleh Allah disebut “domba yang lain” (the other sheep). Kelompok yang diurapi dipercaya mulai dari para rasul sampai tahun 1935. Ini berarti orang-orang kudus di dalam Perjanjian Lama tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga, namun hanya akan hidup di dalam dunia yang penuh kebahagiaan, seperti yang dipercayai oleh Saksi Yehuwa. Mereka mendasarkan pengajaran ini dari Wahyu 7:1-8 dan Wahyu 14:1-5. Dikatakan “Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.” (Why 7:4) dan “Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya” (Why 14:1). Dan mereka mengajarkan bahwa jumlah 144,000 harus diartikan secara harafiah/literal. Mari kita membahas, bahwa sebenarnya pengajaran ini sesungguhnya tidak masuk di akal dan tidaklah Alkitabiah.
  1. Kalau kita melihat di Wahyu 14:3-4 “3 Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu. 4  Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
  2. Kalau mereka ingin konsisten dengan pengertian harafiah 144,000 di ayat 3, maka seharusnya mereka juga mengartikan ayat empat secara harafiah. Karena ayat 4 mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan, maka 144,000 orang yang masuk Sorga adalah laki-laki yang hidup selibat. Namun yang terjadi adalah mereka mengatakan jumlahnya harus diartikan secara harafiah, namun siapa yang masuk Sorga dapat diartikan secara simbolik (tidak hanya laki-laki yang hidup selibat). Oleh karena itu, penafsiran ini menjadi tidak konsisten.
  3. Hal ini juga terjadi pada penafsiran berikut ini “Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.” (Why 7:4). Terlihat bahwa Saksi Yehuwa tidak konsisten dalam menafsirkan ayat ini, karena jumlah 144,000 diartikan secara harafiah, namun suku keturunan Israel diartikan secara simbolik, yakni tidak terbatas pada suku Israel saja – termasuk anggota Saksi-saksi Yehuwa dari bangsa Amerika.
  4. Anggaplah bahwa ajaran tentang Saksi Yehuwa adalah benar, bahwa hanya 144,000 orang saja yang masuk ke dalam Kerajaan Sorga, mulai dari para rasul sampai tahun 1935. Yang perlu dipertanyakan di sini adalah, bagaimana mereka memperhitungkan jemaat perdana yang meninggal karena mempertahankan iman mereka dan menjadi martir, seperti pada jaman pemerintahan Nero (begitu banyak jumlah martir), Diocletian (20,000 martir), Shapur II (1,200 martir), Henry VIII (72,000), Nazi di Polandia (3,000), Tokugawa Leyasu di Jepang (37,000), dan masih  begitu banyak daftar martir-martir yang meninggal karena mempertahankan iman kekristenan mereka, bukan hanya ribuan, namun ratusan ribu bahkan mungkin jutaan orang. Bagaimana dengan para santa-santo, yang kurang lebih berjumlah 10,000 orang. Kalau benar-benar hanya 144,000 orang yang masuk dalam kerajaan Sorga, maka mungkin tidak ada anggota Saksi Yehuwa yang masuk Sorga, karena Saksi Yehuwa baru didirikan pada tahun 1872 dan Sorga telah terisi dengan para martir dan santa-santo yang telah meninggal sebelum tahun 1872. Kita tahu bahwa para martir telah melaksanakan perintah Yesus yang terutama “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” (Mt 10:39). Dan kehilangan nyawa untuk mempertahankan iman hanyalah mungkin kalau didasari oleh kasih yang tulus. Mungkin ada baiknya kita semua merenung, apakah kita semua – termasuk anggota Saksi Yehuwa – mempunyai kasih kepada Allah dalam derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan para martir?
  5. Anggaplah bahwa hanya 144,000 orang saja (yang anggotanya mulai dari para rasul sampai tahun 1935) adalah benar, seperti yang diajarkan oleh Saksi Yehuwa. Pertanyaannya adalah bagaimanakah nasib para nabi di dalam Perjanjian Lama, seperti Abraham, Musa, Elia, Henokh, dan banyak nabi lai sebelum Kristus – termasuk Yohanes Pemandi? Apakah mereka tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah? Apakah Abraham yang menjadi bapa orang beriman (lih. Rm 4:16), sahabat Allah (Yak 2:23) tidak dapat masuk Sorga? Apakah Musa yang berbicara dengan Tuhan muka dengan muka, sebagaimana layaknya seorang teman (lih Kel 33:11) dan berbicara dengan Yesus pada peristiwa transfigurasi, tidak dapat masuk Sorga? Apakah Henokh yang berkenan kepada Allah, tidak meninggal dan diangkat ke Sorga tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga (lih. Ib 11:5). Apakah Elia yang diangkat ke Sorga (lih. 2 Raj 2:11) dan yang berbicara dengan Yesus pada transfigurasi (lih. Mat 17:3-4; Mrk 9:4; Lk 9:30) tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah? Apakah Yohanes Pembaptis yang kedatangannya telah dinubuatkan sebelumnya (lih. Yes 40:3; Mal 4:5-6), yang mempersiapkan kedatangan Tuhan (lih. Mt 3;1-3; Mk 1:4; Lk 3:2-3; Yoh 1:6-8) tidak juga dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah? Apakah semua nabi yang disebutkan di atas kurang iman dan suci dibandingkan dengan pendiri dan umat dari Saksi Yehuwa?
Mari sekarang kita melihat Wahyu 7 dan 14. Di atas telah dijelaskan bagaimana Saksi Yehuwa tidak konsisten dalam menginterpretasikan Alkitab. Mari sekarang kita melihat lebih mendalam tentang Kitab Wahyu ini. Saksi Yehuwa mengatakan bahwa 144,000 adalah orang-orang yang berada di Sorga. Namun, kalau kita melihat Wahyu 7:1-8, maka sebenarnya jumlah 144,000 orang ini berada di dunia. Dikatakan “Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon.” (Why 7:1). Dan kemudian di ayat 4 dikatakan “Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.” Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa jumlah 144,000 berada di dunia. Kalau demikian, berapakah jumlah yang masuk dalam Kerajaan Sorga? Wahyu 7:9 menyebutkan “Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.” Oleh karena itu, yang berada di Sorga adalah tidak terhitung banyaknya, dan bukan hanya 144,000.

5. Dua tipe kebahagiaan manusia – kebahagiaan Sorga dan dunia – adalah seperti sistem kasta, bertentangan dengan prinsip keadilan dan tidak Alkitabiah.

Saksi Yehuwa mengajarkan bahwa hanya 144,000 yang diurapi[6], yang tentu saja adalah anggota dari Saksi Yehuwa, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga dan memerintah bersama dengan Tuhan. Anggota Saksi Yehuwa yang lain, yang disebut kumpulan besar (great crowd) akan menikmati kebahagiaan di dunia, sama seperti kebahagiaan Adam dan Hawa di Taman Eden. Namun doktrin ini sungguh tidak dapat dipertanggungjawabkan, dengan beberapa alasan berikut ini:
  1. Tidak ada pembatasan jumlah orang yang masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Mt 5:11-12 mengatakan “11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. 12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.” Lebih lanjut rasul Paulus menegaskan “Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat.” (Fil 3:20) Dari sini kita tahu bahwa tidak ada pembatasan jumlah umat beriman yang dapat masuk dalam kerajaan Sorga.
  2. Kita harus menyadari bahwa kebahagiaan yang dijanjikan oleh Allah untuk dapat melihat Allah muka dengan muka (lih. 1 Kor 13:12) adalah merupakan kebahagiaan yang sempurna, yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan kebahagiaan kita di dunia ini – walaupun dengan kondisi seperti Taman Firdaus. Oleh karena itu, kebahagiaan di dunia yang dijanjikan oleh Saksi Yehuwa di luar 144,000 orang, tetaplah tidak dapat dibandingkan dengan kebahagiaan di Sorga. Karena orang-orang yang mempunyai kebahagiaan di dunia tidaklah mungkin sebahagia mereka yang di Sorga, maka kebahagiaan di dunia adalah kebahagiaan yang tidak sempurna, kebahagiaan kelas dua. Lebih lagi, karena penentuan kebahagiaan ini adalah berdasarkan tahun kelahiran (karena yang menjadi bilangan dari 144,000 adalah dari jaman para rasul sampai tahun 1935), maka hal ini benar-benar menyalahi prinsip keadilan. Bagaimana mungkin, karena seseorang dilahirkan setelah tahun 1935, maka orang tersebut tidak dapat masuk dalam Kerajaan Sorga, walaupun orang tersebut adalah orang kudus, martir, dll. Bayangkan bahwa Bunda Teresa dari Kalkuta tidak dapat masuk sorga, sedangkan anggota Saksi Yehuwa sebelum tahun 1935 dapat masuk ke Sorga, meskipun kehidupan mereka kurang kudus dibandingkan dengan Bunda Teresa dari Kalkuta.
  3. Sungguh sulit dimengerti bahwa ada orang yang mau untuk melepaskan kewarganegaraan di Sorga (lih. Fil 3:20) dan hanya cukup dengan menikmati kebahagiaan abadi di dunia ini. Rasul Paulus menegaskan kepada jemaat di Tesalonika – yang berfikir bahwa orang yang meninggal sebelum kedatangan Kristus yang kedua tidak beruntung – bahwa sebenarnya semua umat beriman, baik yang meninggal sebelum atau sesudah kedatangan Kristus yang kedua akan diangkat dan memperoleh kebahagiaan di dalam Kerajaan Sorga.
Membedakan tujuan akhir dari manusia – di Sorga berjumlah 144,000 dan di dunia yang beranggotakan umat Saksi Yehuwa – adalah seperti sistem kasta berdasarkan tahun, yaitu tahun dari para rasul sampai 1935. Dan sungguh sulit dimengerti bagaimana manusia yang seharusnya mempunyai kewarganegaraan di Sorga dapat menerima dan menukar kebahagiaan Sorga dengan kebahagiaan duniawi.

6. Pengajaran bahwa jiwa manusia tidak bersifat kekal menyalahi prinsip akal budi dan Alkitab.

Saksi Yehuwa percaya bahwa jiwa manusia tidak bersifat spiritual dan kekal, namun jiwa manusia adalah badan. Oleh karena itu, pada waktu seseorang meninggal, maka jiwanya juga lenyap. Dan pada akhir zaman, maka jiwa manusia diciptakan kembali dari sesuatu yang tidak ada untuk masuk ke Sorga maupun kebahagiaan di dunia. Kita dapat membuktikan bahwa jiwa manusia adalah kekal berdasarkan filosofi dan juga Alkitab.
  1. Kalau kita mengamati, maka ada begitu banyak aktivitas manusia yang dilakukan bukan sebatas aktivitas tubuh atau material, seperti: berfikir, menginginkan, melakukan pemeriksaan batin, menyadari keberadaannya, keinginan bebas, dll. Semua ini bukanlah aktivitas tubuh, namun lebih bersifat spiritual. Sesuatu yang bersifat spiritual (bukan material) tidak mungkin dihasilkan oleh sesuatu yang bersifat material, namun harus dihasilkan oleh sesuatu yang bersifat spiritual.Sesuatu yang bersifat material, seperti tubuh kita, terdiri dari bagian (part). Dan pada waktu mati, maka bagian-bagian itu menjadi terpisah dan terurai. Namun, sesuatu yang bersifat spiritual (seperti jiwa kita) tidak mungkin mati, karena sesuatu yang spiritual tidak mempunyai bagian.  Oleh karena itu, sesuatu yang bersifat spiritual menjadi kekal dan tidak mungkin mati.
  2. Alkitab juga menyediakan bukti-bukti bahwa jiwa manusia adalah bersifat kekal dan tidak mungkin mati.[7]
    • Kej 1:27 menceritakan bahwa manusia diciptakan menurut gambaran Allah. Karena Allah adalah murni bersifat spiritual (lih. Jn 4:24), maka pasti ada elemen dari manusia yang bersifat spiritual.
    • 1 Sam 28 menceritakan bagaimana Samuel yang telah meninggal menampakkan diri kepada Saul. Ini berarti roh Samuel tidak musnah, namun masih tetap hidup.
    • Mt 10:28 menegaskan bahwa tentang jiwa yang kekal dan badan yang bersifat sementara, karena Yesus mengatakan bahwa tidak perlu kuatir kepada manusia yang dapat membunuh tubuh, namun bukan jiwa.
    • Mt 17:1-8 menggambarkan peristiwa transfigurasi, dimana Yesus bercakap-cakap dengan Musa dan Elia. Karena Musa diceritakan telah meninggal (lih. Ul 34:5), maka kematian tidak membuat Musa menghilang.
    • Lk 16 menceritakan bahwa Abraham, Lazarus dan orang kaya telah meninggal, namun diceritakan masih hidup di dunia yang lain.
    • Why 6:9-10 menyatakan tentang jiwa-jiwa yang telah dibunuh, namun masih hidup dan bercakap-cakap dengan Penguasa yang Kudus.

7. Pengajaran bahwa tidak adanya neraka menyalahi prinsip keadilan dan Alkitab.

Selain jiwa manusia tidak bersifat kekal, Saksi-saksi Yehuwa juga percaya bahwa tidak ada neraka kekal. Kalau demikian, apa yang terjadi dengan jiwa-jiwa yang jahat maupun setan? Saksi-saksi Yehuwa percaya bahwa jiwa-jiwa tersebut dimusnahkan dan tidak ada lagi. Hal ini bertentangan dengan prinsip keadilan dan bertentangan dengan Alkitab dengan beberapa alasan berikut ini:
  1. Tuhan telah menciptakan jiwa manusia maupun malaikat, yang bersifat kekal, seperti yang telah di bahas pada point di atas. Kalau Tuhan telah menciptakan jiwa yang kekal dan kemudian memusnahkannya dan membuatnya tidak ada, maka sebenarnya Tuhan mengkontradiksi rencana-Nya sendiri. Karena Tuhan tidak mungkin mengkontradiksi Diri-Nya sendiri, maka tidak mungkin jiwa yang bersifat kekal dimusnahkan dan menjadi tidak ada.
  2. Kita juga melihat bahwa ajaran tidak ada neraka sebenarnya bertentangan dengan apa yang dikatakan di dalam Alkitab.
    • Mt 3:12 mengatakan “Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.” (lih. juga Lk 3:17). Api yang tak terpadamkan ini mengacu kepada neraka yang abadi.
    • Mk 9:43 menegaskan “Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan” (lih. juga Mt 18:8). Ayat ini juga mengacu kepada neraka, dimana lebih baik kita kehilangan semua hal yang bersifats sementara daripada mendapatkan hukuman abadi di neraka dan dimasukkan ke dalam api yang tak terpadamkan.
    • Mt 25:46 mengatakan “Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.” Dari ayat ini, kita menyadari bahwa bagi mereka yang benar akan masuk dalam hidup yang kekal, sebaliknya orang-orang yang tidak benar akan mendapatkan siksa abadi di neraka.
Dari ekpresi yang digunakan dalam ayat-ayat tersebut di atas, seperti: api yang tak terpadamkan, siksaan yang kekal, maka kita mengetahui bahwa neraka adalah sesuatu yang nyata. Dan kenyataan ini bukan hanya sementara, namun berlangsung untuk selamanya. Kalau di ayat Mt 25:46 dibandingkan antara kehidupan kekal dan siksaan kekal, maka akan menjadi tidak konsisten kalau kita mau menerima konsep kehidupan kekal namun tidak mau menerima adanya konsep siksaan kekal. Kalau seseorang percaya akan kehidupan kekal dari Alkitab, maka seseorang juga harus percaya akan siksaan kekal, yang juga diwahyukan oleh Allah kepada manusia.

Kesimpulan

Dari pemaparan di atas, maka banyak ajaran dari Saksi-saksi Yehuwa yang bertentangan dengan Alkitab, akal budi, dan bahkan bertentangan dengan keadilan. Memberitakan Kristus yang bukan Tuhan, bukanlah ajaran Kristen, karena kekristenan mendasarkan iman, pengharapan dan kasih pada Kristus yang adalah sungguh Tuhan dan sungguh manusia. Kalau Kristus bukan Tuhan dan ‘hanya’ malaikat Mikael, maka sia-sialah pengharapan kita, karena kita hanya berharap pada ciptaan dan bukan pada Pencipta. Kalau kita tidak mempunyai tujuan ke Sorga dan bersatu dengan Tuhan untuk selama-lamanya di dalam Kerajaan Sorga, maka sia-sialah semua yang dilakukan di dunia ini. Kalau tidak ada pengadilan terakhir dan tidak ada neraka, maka keadilan yang seadil-adilnya tidak dapat ditegakkan. Kalau ada yang mau kita pelajari dari Saksi Yehuwa, maka kita tidak boleh percaya akan pengajaran mereka, namun kita harus meniru semangat mereka untuk memberitakan Injil. Bahkan pendiri EWTN (Eternal Word Television Network), Mother Angelica mengatakan “Berikan kepadaku 10 orang Katolik, yang mempunyai semangat seperti Saksi Yehuwa, dan aku dapat merubah dunia.” Mari, kita semua, yang menjadi umat Gereja Katolik – Gereja mempunyai kepenuhan kebenaran -, kita harus dengan giat dan penuh semangat memberitakan kebenaran Kristus dan Gereja-Nya. Semoga Roh Kudus memberikan kebijaksanaan kepada kita semua, agar kita dapat mempertahankan kebenaran dan bertumbuh terus di dalam kebenaran.
Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” (Mt 10:39).

CATATAN KAKI:
  1. Adventisme mengacu kepada gerakan keagamaan yang sangat kuat di sekitar tahun 1800-an, seperti the Mormons, the Seventh Day Adventists / Tujuh Hari Adven []
  2. Ajaran yang menolak kemanusiaan Yesus: Docetism, Gnosticism, Manichaeism, Apollinarism, Monophisitism. Ajaran yang menolak ke-Allahan Yesus: Adoptionism, Arianism. []
  3. lih. Aid to Bible Understanding, p. 1152, yang mengatakan “Michael the Archangel, the first creation of Jehovah, before He came to earth and returned to the identity of Michael after his ressurection.“; lihat juga United in Worship, p. 29 yang mengatakan “Michael the Archangel is no other than the only begotten son of God, now Jesus Christ. That Jehovah directly created only one thing, Michael the arch angel and that Michael created all other things.“ []
  4. Fr. Frank Chacon dan Jim Burnham, Beginning Apologetics 2: How to Answer Jehowah’s Witnesses and Mormons (Farmington, NM: San Juan Catholic Seminars, 1996), hal. 3, mengambil sumber dari Brigham Young, Journal of Discourse []
  5. Reasoning from the Scriptures (Reasoning) [New York, Watchtower Bible and Tract Society, 1985], 166 []
  6. Insight on the Scriptures (Insight), 2 vols. [New York, Watchtower Bible and Tract Society, 1988], 786 []
  7. Fr. Frank Chacon dan Jim Burnham, Beginning Apologetics 2: How to Answer Jehowah’s Witnesses and Mormons (Farmington, NM: San Juan Catholic Seminars, 1996), hal. 14-15 []

Rabu, 24 Agustus 2011

Siapakah Nama ALLAH nya Orang Kristen ?


Siapakah Yahwe Menurut Alkitab


     Sebab itu, diciptakan-NYA lah malaikat-malaikat untuk tinggal di sorga, menyembah, memuji dan menguduskan Nama ALLAH.    Malaikat-malaikat ini juga dipersiapkan untuk menyongsong kedatangan ANAK yang akan dimuliakan sebagai RAJA.
Malaikat-malaikat ini dikepalai oleh seorang malaikat  yang dinamai Malaikat Tuhan (Zakaria 12:8b).   Pada Malaikat TUHAN ini menyandang nama ALLAH.   Nama ALLAH pada malaikat TUHAN tersebut yaitu Yahwe.   Selain Malaikat Tuhan, disurga juga terdapat penghulu-penghulu malaikat yang bernama Gabriel, Mikael dan lucifer.

Keluaran 23:20-21 "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan.   Jagalah dirimu di hadapannya dan dengarkanlah perkataannya, janganlah engkau mendurhaka kepadanya, sebab pelanggaranmu tidak akan diampuninya, sebab nama-Ku ada di dalam dia”.

Malaikat ini membawa sebutan nama ALLAH yaitu Yahwe.    Sehingga didalam perjanjian lama, Malaikat Tuhan disebut juga ALLAH.

            Malaikat Tuhan ini istimewa karena nama ALLAH ada padanya, Malaikat Tuhan ini, ia bukanlah Gabriel, bukan Mikhael atau lucifer, ia juga mengepalai tetapi tidak mempuyai kuasa untuk menghakimi.
Apa tugas Malaikat Tuhan ini ? menjaga langit/sorga sekaligus mengepalai.   Pada waktu Malaikat Tuhan menyampaikan sesuatu itu berasal dari ALLAH.
Pada Perjanjian Lama.  Apakah Musa pernah melihat ALLAH BAPA ?  di semak duri belukar, siapakah yang menampakkan diri kepada Musa ?

Keluaran 3:2-4, “Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu.   Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"   
Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."  (siapakah semak duri ini ? ini merupakan Nubuatan untuk bangsa kafir akan dibahas tersendiri).

Kisah Para Rasul  7:30.   Dan sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung Sinai di dalam nyala api yang keluar dari semak duri.

Kisah Para Rasul 7:35   Musa ini, yang telah mereka tolak, dengan mengatakan: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim? --Musa ini juga telah diutus oleh Allah sebagai pemimpin dan penyelamat oleh malaikat, yang telah menampakkan diri kepadanya di semak duri itu.

Jika kita membaca Keluaran 3:2-4 maka ayat ini menjelaskan bahwa ALLAH sendiri telah berfirman kepada Musa di pada gurung, melalui semak duri yang menyala.   Namun apabila kita menyelidiki kitab suci dan memberikan perbandingan ayat melaui Kisah Para Rasul  7:30 & 35 maka dikatakan bahwa seorang malaikat yang berfirman kepada Musa.   Jadi yang sesungguhnya yang telah berfirman kepada Musa adalah seorang malaikat, yaitu Malaikat Tuhan.  Berarti Taurat disampaikan melalui perantaraan malaikat.    Sedangkan Injil melalui perantaraan Anak, YESUS KRISTUS.

Kisah Para Rasul  7:38, Musa inilah yang menjadi pengantara dalam sidang jemaah di padang gurun di antara malaikat yang berfirman kepadanya di gunung Sinai dan nenek moyang kita; dan dialah yang menerima firman-firman yang hidup untuk menyampaikannya kepada kamu.

Galatia 3:19. Kalau demikian, apakah maksudnya hukum Taurat? Ia ditambahkan oleh karena pelanggaran-pelanggaran--sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu--dan ia disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat ke dalam tangan seorang pengantara.

Keluaran 23:20-21 "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan.   Jagalah dirimu di hadapannya dan dengarkanlah perkataannya, janganlah engkau mendurhaka kepadanya, sebab pelanggaranmu tidak akan diampuninya, sebab nama-Ku ada di dalam dia”.

            Firman Tuhan berkata “NamaKu ada di dalam dia.” Nama apa ? Yahwe, yaitu nama ALLAH yang dinyatakan kepada bangsa Israel melalui Malaikat Tuhan.  Mengapa nama ALLAH pada Malaikat Tuhan ?   supaya Malaikat Tuhan dapat bertindak dan menyampaikan Taurat atas nama ALLAH yaitu Yahweh.

Mengapa orang Yahudi takut mengucapkan YHWH / JHVH ?
Nama kudus YHWH / JHVH sebenarnya berasal dari 3 huruf yaitu " HYH " dari akar ini kita memperoleh EHYEH, YEHWE, HAYAH, HOWEH, YIHYE.
Jadi nama ALLAH BAPA yang ada pada Malaikat Tuhan yaitu Yahweh atau Yehovah yang diterjemahkan dalam bahasa kata TUHAN (Lord – Bahasa Inggris), sehingga dalam kitab perjanjian lama, ALLAH BAPA sering disebut Tuhan Allah –YEHOVAH ELOHIM.  Karena nama YEHOVAH (TUHAN, LORD) itu amat kudus bagi orang Israel maka nama itu juga sering disebut ADONAI, diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia menjadi Tuhan.

Keluaran 20:7  Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.

Ulangan 5:11  Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. 


Karena nama Tuhan dihujat maka seorang anak perempuan dirajam dengan batu       (Imamat  24 : 11 - 16 ), " Anak perempuan Israel itu menghujat nama Tuhan dengan mengutuk, lalu dibawalah ia kepada Musa.  Nama ibunya ialah Selomit binti Dibri dari suku Dan.  Ia dimasukkan kedalam tahanan untuk menantikan keputusan  sesuai dengan Firman Tuhan. Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Musa " Bawalah orang yang mengutuk itu keluar perkemahan dan semua orang yang mendengar haruslah meletakkan tangannya keatas kepala orang itu, sesudahnya haruslah seluruh jemaah  itu melontari dia dengan batu. Engkau harus mengatakan kepada orang Israel, begini; setiap orang yang mengutuki Allah harus menanggung kesalahannya sendiri. Siapa yang menghujat nama Tuhan, pastilah dihukum mati dan dilontari dengan batu oleh seluruh jemaah itu. Baik oramg asing maupun orang Israel asli, bila ia menghujat nama Tuhan, haruslah dihulum mati ". 
Jadi kenapa orang Israel tidak sembarangan menyebut nama YHWH / JHVH karena nama itu KUDUS... 

Jadi sebelum Anak Masuk dalam Kerajaan Sorga, nama yang paling besar di sorga dan di bumi adalah Yahweh. 
Pujilah TUHAN, yaitu Yahweh.   Haleluyah, semua malaikat memuji nama TUHAN, yaitu Yahweh.   Dan nama Yahweh lah yang memenuhi sorga dan bumi.  Tetapi setelah ANAK menyatakan diri maka nama YESUS lah (terjemahan Bahasa Indonesia) yang paling besar.    ANAK datang membawa nama BAPA yaitu YESUS.   Sekarang nama YESUS yang paling besar, dan selama-lamanya besar.  Semua yang di bumi dan di sorga bertekuk lutut pada nama YESUS.   Sekarang dengan memanggil dan percaya kepada nama YESUS, semua orang pasti diselamatkan.   Dengan memanggil nama Yahweh tidak ada yang diselamatkan.   Dalam perjanjian lama, nama Yahweh berdiam di langit/sorga supaya semua malaikat memuji dan menyembah Yahweh.   Sekarang nama YESUS yang berdiam di sorga dan di hati kita oleh ROH KUDUS supaya semua anak-anak Tuhan memuji dan meninggikan nama YESUS.
 
Kisah Para Rasul  7:53 Kamu telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya."

Yohanes 1:17-18  sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

 Lukas 16:16,  “Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya”.


Siapakah TUHAN YESUS KRISTUS Menurut Alkitab

Yesaya 9:6, Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
Ayat diatas berkata YESUS itulah ALLAH yang Perkasa.   DIA juga adalah Bapa. YESUS juga adalah MESIAS dan ALLAH yang harus di puji (Roma 9:5).  Murid-muridNya menyebut DIA, ALLAH (Yoh 20:28).   TUHAN juga membenarkan hal itu (Yoh. 13:13). YESUS pun adalah ALLAH yang kekal, yang tidak ada awal dan tidak ada akhirnya (Yohanes 1:1,    Wahyu 1:8).
Mengapa jika kita mengenal ANAK pasti kita mengenal BAPA ?  karena TUHAN YESUS yang mengatakannya.   Selain itu karena ANAK dan BAPA adalah satu.   Musa dan BAPA bukanlah satu.  Malaikat Tuhan dan BAPA bukanlah satu tetapi ANAK dan BAPA adalah satu.      Taurat melalui Musa tidaklah cukup untuk mengenal ALLAH BAPA, hanya cukup untuk mengenal dosa.    Melalui ANAK, Kebenaran, yaitu YESUS KRISTUS kita mengenal BAPA.    Maka YESUS lah satu-satunya jalan dan Kenaran dan hidup.

Mengapa Taurat tidak dapat menyelamatkan manusia ? melalui Taurat, Musa tidak dapat melihat ALLAH BAPA.

Yohanes 17:3, Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.

YESUS adalah FIRMAN yang menjadi manusia (Yohanes 1:14).   Sedangkan YESUS dan BAPA adalah satu (Yohanes 10:30), maka perkataan YESUS adalah perkataan BAPA

Yohanes 12:50, “Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku."

Yohanes 8:28,  “Maka kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. 
Kolose 1:15,  “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan”.
Bagi kita, ayat ini sama sekali tidak asing, bukan sesuatu yang aneh.
Tetapi pada ayat ini terdapat kekeliruan terjemahan.  Karena masalahnya bukan di bahasa Indonesianya, melainkan di terjemahan Bahasa Inggris. Dalam bahasa Inggris, kata “yang sulung, lebih utama” menggunakan kata “first born”.   Padahal dalam bahasa Gerika, “Firstborn” ini memakai kata “prototokos” yang berasal dari kata “Protos” yang artinya “utama atau pertama”.  Jadi kata itu menunjukkan keutamaan Kristus, yaitu bahwa Kristus lebih UTAMA dari segala ciptaan bahkan dari segala yang telah diciptakan harus mengutamakan YESUS.  Mengapa ? karena melalui YESUS lah kita dapat mengenal ALLAH BAPA dengan baik serta melalui YESUS lah kita peroleh keselamatan dari BAPA.
Yohanes 14:6,  “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Yohanes 1 : 17 b, “Tetapi kasih karunia dan Kebenaran datang oleh YESUS KRISTUS.”

Markus 13:31,  “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu”.

Kejadian 1:26,  Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Kejadian 1:26   Disitu dikatakan “baiklah KITA menciptakan…..”   berarti saat itu (setelah penciptaan yang terjadi sebelumnya), atau setelah ALLAH menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya, barulah ALLAH menciptakan manusia.  KITA disini adalah ALLAH BAPA, ANAK dan ROH KUDUS dimana ketiganya ini adalah satu yaitu ALLAH yang ESA.    Sebagaimana ALLAH yang Esa pada saat menciptakan manusia ”.....menurut gambar dan rupa Kita…..”, maka didalam manusia itu juga terdiri dari tiga yaitu tubuh, jiwa dan roh, hanya saja dalam hal  kuasa, kemuliaan, kekuatan dsb itu, pada manusia kecil dan terbatas yang walaupun pada mulanya manusia pada saat diciptakan adalah mahluk yang sempurna tetapi pada saat manusia itu jatuh maka kemuliaan itu menjadi hilang akibat dosa.
Yohanes 1:1,  berkata “Pada mulanya adalah Firman…”.     Kapankah “Pada Mulanya” itu dalam Injil Yohanes ?
Pada Mulanya dalam Yohanes 1:1 adalah permulaan yang “tidak ada awalnya”, alias permulaan dalam kekekalan.   Yohanes 1:1 lebih lama waktunya, jauuuuuuhhhhhhh sebelum peristiwa Kejadian 1:1.    Bahkan sebelum penciptaan langit yang mengatasi langit atau sorga dengan segala malaikat-malaikat dan balah tentaranya.   Tidak ada seorang manusia pun yang sanggup mengukur titik awal “Pada mulanya ini”.   Karena ALLAH dari kekal sampai kekal, dengan sendirinya ada dan lebih besar dari apapun.   Yohanes 1:1 mencatat “Permulaan Azali”. Permulaan yang tidak tahu kapan muasalnya.  
Kejadian 1:1,  mencatat “Pada Mulanya ....”,  kata “Pada Mulanya” disini adalah sebelum ALLAH menciptakan isi dari pada langit  dan isi dari bumi maka ALLAH menciptakan terlebih dahulu tempatnya yaitu langit dan bumi.   Jadi sebelum manusia, binatang, tumbuhan, benda-benda langit  dsb (isi dari bumi) diciptakan maka bumi dan langit diciptakan terlebih dahulu.  Jadi pada awal mula atau sebelum penciptaan isi dari langit dan bumi.
Berbeda dengan “Pada permulaan” di Yohanes 1:1 itu, pada permulaan yang kekal itu, “Firman itu bersama-sama dengan Allah…”
Jadi dalam permulaan kekekalan, sebelum penciptaan langit yang mengatasi segala langit atau sorga, sebelum ada malaikat-malaikat, sebelum ada iblis, sebelum ada kerajaan atau tahta, sebelum penciptaan langit dan bumi dengan segala isinya atau apapun juga, FIRMAN itu sudah bersama-sama dengan ALLAH.   Kemudian Rasul Yohanes menandaskan sekali lagi bahwa FIRMAN ITU ADALAH ALLAH.
Allah menciptakan langit dan bumi “seorang diri”  :  Yesaya 44:24,  “Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan; “Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi–siapakah yang mendampingi Aku? –
Ayub 9:8,   juga mengatakan bahwa Tuhan “Seorang Diri” membentangkan langit.
Ayat diatas berkata Tuhan seorang diri, tidak perlu di temani atau dibantu orang lain, menciptakan segala sesuatu. Dengan demikian, Kolose 1:16, Yesus sebagai pencipta segala sesuatu, jelas adalah ALLAH sendiri.   Jadi siapa yang menciptakan pada perjanjian lama ?  Bukan hanya BAPA, melainkan ALLAH yang Esa, kalau ALLAH yang Esa, sudah termasuk BAPA, ANAK dan ROH KUDUS, dari semula adalah satu.
Lain halnya dengan Amsal 8:22-31, ini harus dibedakan karena yang dimaksud pada kitab Amsal adalah Hikmat  bukanlah YESUS, berikut kutipan ayatnya :

Amsal 8:22-31,. TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala.
Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada.
Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air.
Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir;
sebelum Ia membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran yang pertama.
Ketika Ia mempersiapkan langit, aku di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya,
ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras,
ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi,
aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya;
aku bermain-main di atas muka bumi-Nya dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.

 Amsal 8:12,  Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan.
 Amsal 8:22-31 itu ?  Aku itu adalah Amsal 8:12, yaitu “HIKMAT”, bukan mengacu pada diri Yesus.   Hal ini juga telah di tuliskan dengan jelas di ayat sebelumnya yaitu Amsal 3:19-20.
Jadi yang dimaksud aku pada ayat di atas adalah Hikmat, sama sekali tidak merujuk kepada TUHAN YESUS selain itu pada Perjanjian Lama nama YESUS belum dikenal walaupun sudah dinubuatkan tetapi belum dikenal karena YESUS belum diutus ke dalam dunia tetapi masih berada dipangkuan BAPA.  Anak bukan berasal dari langit atau Sorga tetapi dari pangkuan BAPA.   Di mana BAPA berada ? BAPA lebih besar dari apapun bahkan langit yang mengatasi segala langit atau sorga tidak dapat memuat DIA, sorga itu kecil.  ALLAH itu lebih besar dari apapun.  Pelajaran ini akan dibahas tersendiri.    Mari kita kembali kepada hikmat.
Hikmat juga adalah pokok pembicaraan dalam kitab Amsal.    Jadi  Amsal  8:22 mempersonifikasi “hikmat” seperti halnya dalam Amsal 1:20,    Amsal 4:5-9.
Jadi janganlah sekali-kali berpikiran bahwa YESUS itu diciptakan, berhati-hatilah karena oleh DIA lah saya dan anda tercipta dan hanya melalui YESUS lah kita akan memperoleh keselamatan.   YESUS adalah ALLAH yang kekal, yang tidak ada awal dan tidak ada akhirnya.
Di atas langit ada langit, di atas YESUS ada BAPA. YESUS berdoa kepada BAPA, dan BAPA tidak pernah berdoa kepada siapapun. Saat ini YESUS berperan sebagai IMAM BESAR di Sorga, DIA lah perantara bagi doa-doa kita orang percaya.   Seorang manusia yang kotor, najis, berlumuran dengan dosa dan kejahatan tidaklah mungkin dapat langsung menghadap ALLAH BAPA tetapi harus melalui perantara.   Perantara antara ALLAH BAPA dan manusia itulah YESUS KRISTUS karena melalui DarahNYA yang tercurah (KorbanNYA) di kayu salib dosa-dosa kita ditutup dengan DarahNYA sehingga ALLAH BAPA hanya melihat DARAH YESUS saat kita datang kepada NYA sehingga kita seolah-olah tidak berdosa. Dengan berdoa "DALAM NAMA YESUS" , sesuai pesan Juruselamat, maka kita sedang berdoa melalui Perantara Kudus, Yaitu YESUS KRISTUS, Sang IMAM BESAR.
Jangan lagi berdoa menggunakan jasa perantara malaikat karena malaikat hanyalah ciptaan yang bertugas untuk memuji, menyembah dan melayani ALLAH dimana dia tidak berkuasa untuk menyelamatkan roh manusia, dan jangan juga berdoa menggunakan jasa orang mati, entahkah itu seorang nabi (Musa, Abraham, Yohanes, Yehezkiel, Elia, Petrus, Yakobus maupun orang-orang kudus lainnya dst) sebab mereka semua adalah orang-orang mati yang juga membutuhkan keselamatan dari Sang Juruselamat.  Tetapi berdoalah dengan perantaraan "orang hidup" yaitu YESUS KRISTUS yang hingga saat ini tetap hidup, selama-lamanya. Itulah kebenaran yang diajarkan Alkitab FIRMAN ALLAH.


By Lewi Bara'
Jika ada komentar silakan tinggalkan pesan, tetapi tolong jangan tinggalkan Virus, jika anda tidak setuju atau tidak sependapat ataupun tidak sehati dengan kami tolong tinggalkan saja komentar anda, kami akan menampung komentar anda, karena saya sendiri masih harus banyak belajar dan belajar saya masih banyak kekurangan disana sini, saya hanyalah pengikut TUHAN YESUS KRISTUS yang kecil dan belum sempurna.   TUHAN YESUS memberkati (JBU).  Terimakasih banyak.