Kondisi gereja-gereja saat ini memiliki bangunan yang mewah dan tidak lagi kaku oleh ornamen-ornamen rohani yang mencirikan bahwa bangunan tersebut merupakan sebuah gereja. Bahkan ada beberapa gereja yang bila dilihat dari luar bukan berbentuk gereja lagi. Bisa berupa rumah, ruko dan bentuk bangunan biasa yang tidak mencirikan gereja. Kita hanya dapat mengetahui bahwa bangunan tersebut merupakan gereja bila sudah melangkah masuk ke dalamnya. Namun, jika saudara perhatikan di dalam ruang ibadahnya pun lebih menyerupai ruang pertemuan atau ruang pertunjukan yang dihiasi oleh salib atau ornamen kristen lainnya.
Gereja yang disebut bait Allah sesungguhnya bukan sekedar bangunan, tetapi lebih kepada tubuh saudara sendiri, karena tempat Roh Allah tinggal diam adalah di dalam bait Allah (1 Korintus 3:16). Tetapi, apakah bangunan gereja sebagai tempat kita beribadah itu bukanlah suatu hal yang perlu kita hargai? Tidak. Kita perlu menghargai bangunan gereja karena Tuhan Yesus sendiri menyebut bangunan bait Allah sebagai rumah doa. Kita pun harus tetap mempertahankan bangunan gereja tempat kita beribadah itu sebagai rumah doa. Tetapi apa yang terjadi dengan kondisi gereja dewasa ini? Bagaimana dengan kualitas jemaat pada hari-hari yang makin jahat ini?
Gereja mulai bergeser nilainya, dari rumah doa menjadi lahan bisnis yang segar, baik bagi jemaat maupun para aktifis gereja di dalamnya. Perhatikan di gereja saudara, apakah ada jemaat atau aktifis gereja yang berjualan di dalam gereja maupun di halaman sekitar gereja? Tidak dapat kita pungkiri bila kita dapat menemukan hal tersebut. Mulai dari hal-hal kecil yang sepertinya tidak langsung terlihat oleh mata, seperti berjualan pulsa elektronik, sampai yang jelas-jelas dapat terlihat oleh mata, seperti berjualan pakaian, parfum dan lainnya. Maka tidak heran jika para pelayan Tuhan dewasa ini hidup dalam kemewahan. Tidak salah memang jika jemaat dan pelayan Tuhan hidup dalam kemewahan. Namun yang menjadi masalah adalah tempat untuk berdagang.
Berdagang memang tidak dilarang oleh Tuhan, namun jika berdagang di bait Allah tentu tidak dapat dibenarkan dan dapat membuat Tuhan marah (Markus 11:15). Padahal jelas tertulis di Alkitab bahwa Tuhan melarang siapapun untuk berjualan di dalam gereja. Bahkan membawa barang dagangan pun, dilarang untuk melintasi halaman bait Allah (Markus 11:16). Firman ini memang keras, namun tidak semua mau melakukannya. Ada saja alasan untuk berdalih dari Firman ini, mulai dari alasan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masing-masing sampai alasan untuk mencari dana suatu program gereja. Bahkan ada alasan yang membelokan Firman dengan menyebut bait Allah adalah tubuh kita, sehingga tidak masalah untuk berjualan di gereja karena menganggap gereja hanyalah sebuah bangunan.
Alasan untuk mencari dana suatu program gereja memang bagus dan kreatif, namun jika pencarian dana tersebut memakai sistem bagi keuntungan dengan si pemilik modal, tentu sudah merupakan pelanggaran Firman Allah karena akan memberi keuntungan dengan si pemilik modal. Terkecuali jika si pemilik modal menyerahkan semua keuntungan dari komoditinya bagi pelaksanaan program gereja tersebut.
Berjualan di dalam gereja sangat ditentang oleh Allah, terlebih lagi bila ternyata yang berjualan adalah pelayan, aktifis gereja atau bahkan sampai pendeta yang berjualan. Seharusnya bila saudara adalah pelayan Tuhan, tentu bisa lebih menjaga kekedudusan rumah Tuhan. Mau dibawa kemana jemaatnya bila para pelayan dan pemimpinnya tidak memberikan contoh yang terbaik. Apakah para aktifis tersebut tidak mengetahui Firman Allah atau tidak mau tahu? Haruskah saudara menunggu sampai Tuhan Yesus yang mengobrak-abrik barang dagangan saudara?
Bahkan tidak sedikit para aktifis gereja membuat program-program gereja yang ternyata program tersebut dibuat untuk meraih keuntungan pribadi, karena dengan adanya suatu program maka pelaksana program pun akan memperoleh persembahan kasih, yang secara otomatis akan masuk ke kantong pribadinya.
Sadarkah saudara, bila perkembangan gereja saudara sebenarnya bisa lebih dahsyat jika saudara dapat menghormati kekudusan gereja saudara, yang juga disebut dengan “rumah doa”. Janganlah menutup mata hati saudara terhadap Firman yang dirasa bisa merugikan saudara, karena sebenarnya Firman Tuhan tidak akan membatasi berkat bagi saudara. Yakinilah bila saudara pun akan lebih diberkati jika saudara mau belajar taat terhadap semua Firman Tuhan, namun jangan taat karena ingin diberkati. Hormatilah rumah doa! (YC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silankan Mengisi Komentar anda dan email